Dimansion keluarga Park, terlihatlah Youngjae yang kelihatan benar benar emosi. Dia sudah tahu semua kebenarannya gara gara tidak sengaja menguping percakapan istri, anak dan juga menantunya itu. Dan sekarang saatnya untuk dia melampiaskan semua emosinya.
"Kenapa kalian tega memfitnah Rose seperti itu hah!?" Marah Younjae.
"Kamu saja yang bodoh karena tidak percaya sama anak kamu sendiri" sinis Haeyon.
Plakkk
Younjae menampar sang istri "Kurang ajar!" Marahnya.
"Daddy, jangan pukul Mama!" Marah Leonara.
"Diam kamu!" Bentak Younjae "Ck, ternyata kamu yang hamil!"
"Tapi Reon sudah bertanggungjawab bukan? Daddy tidak perlu membesarkan hal ini lagi!" Balas Leonara.
"Mendingan kamu serahkan saja perusahan kamu itu kepada Reon. Dia sudah menjadi menantu kamu" ujar Haeyon.
Younjae berdecih "Tidak akan. Perusahan aku hanya untuk anak kandung aku dan cucu kandung aku!" Balasnya.
"Aku juga lagi hamil cucu Daddy" balas Leonara.
"Kamu fikir Daddy akan menerima apa yang sudah kamu lakukan hah!?" Balas Younjae.
"Kamu beresin semua barang barang kamu dan silakan pergi bersama suami kamu ini! Semua fasilitas kamu Daddy sita! Lanjutkan saja hidup kamu bersama suami kamu itu!" Usir Younjae.
"Kamu jangan keterlaluan ya!" Marah Haeyon.
"Kamu yang keterlaluan!" Balas Younjae "Selama ini aku fikir kamu menyayangi Rose seperti kamu menyayangi Leonara tapi ternyata aku salah! Kamu bahkan sudah memfitnah anak aku yang tidak bersalah itu. Haeyon, mulai hari ini aku menceraikan kamu! Beresin barang barang kamu dan kamu bisa pergi bersama anak dan menantu kamu ini! Tunggu saja surat persidangan dari aku!"
"K-Kamu bercanda bukan?" Haeyon kelihatan kaget.
"Aku tidak bisa bersama orang yang sudah menghancurkan kepercayaan aku lagi!" Balas Younjae berganjak pergi dari sana tanpa mempedulikan teriakan Haeyon.
*
*Sementara itu dimansion keluarga Kim, terlihatlah semua anggota keluarga yang bersantai bersama diruang tamu mansion.
"Kamu akan bertamu ke mansion Irene?" Tanya Nickhun kepada anak pertamanya.
"Iya Dad. Lagian Uwan sudah rindu sama Irene" sahut Jisoo.
"Apa kamu tidak ada niatan untuk mencari pengganti Irene? Kamu itu masih muda Ji. Mommy yakin banyak yang mengantri untuk menjadi istri kamu" timpal Tiffany.
"Mommy fikir mencari calon istri itu gampang huh? Lagian aku ini duda. Sudah punya anak juga. Aku harus memikirkan Uwan. Uwan juga butuh sosok Mommy tiri yang baik" sahut Jisoo.
"Mommy, Daddy" Jane yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.
"Hurm? Kenapa?" Sahut Tiffany.
"Aku ingin menikah"
"Nde!? Yang benar kamu!?" Kaget Tiffany begitu juga dengan Nickhun dan Jisoo.
"Memangnya tidak boleh?" Polos Jane.
"Sama siapa?" Tanya Nickhun.
"Apa sama Rose?" Antuasis Tiffany.
Jane mengangguk "Iya, sama Rosie"
"Memangnya kamu sudah yakin sama perasaan kamu? Hyung tidak ingin kamu menjadi Rose sebagai pelampiasan kamu doang ya" timpal Jisoo dengan serius.
Jane tersenyum tipis "Aku sudah memikirkan semuanya dengan matang. Lisa memang orang pertama yang aku cintai tapi dia hanya masa lalu aku. Tidak ada lagi sosok Lisa dihati aku. Sekarang aku sadar kalau aku memang tulus mencintai Rose. Aku ingin menjadikan dia sebagai istri aku" ujarnya tanpa ragu.
"Tapi kalian harus tahu satu perkara" lanjut Jane.
"Apa itu?" Tanya Tiffany.
"Rosie dilahirkan dengan kondisi jantung yang lemah. Jadi pasti akan ada resiko kalau dia hamil. Aku harap Mommy sama Daddy tidak akan masalah kalau aku tidak bisa memberikan cucu untuk kalian nanti. Aku hanya butuh Rosie dihidup aku jadi aku tidak ingin dan tidak akan bisa memilih diantara Rosie atau calon anak aku nanti" ujar Jane dengan serius.
Bukannya marah, Tiffany dan Nickhun malah tersenyum "Tidak apa apa sayang. Mommy sama Daddy mengerti" sahut Tiffany.
"Lagian disetiap pernikahan itu tidak seharusnya punya anak bukan? Ikutin saja takdir yang sudah ditentukan. Tuhan lebih mengetahui segalanya" lanjut Nickhun memberi nasihat.
"Baiklah Dad, Mom. Terima kasih" ujar Jane tersenyum haru "Sekarang aku akan bertemu Rosie untuk melamar dia"
"Sudah ada cincin?" Tanya Tiffany.
"Sudah dong. Semuanya juga sudah aku siapkan" sahut Jane melirik jam dipergelangan tangannya "Waktu kerja Rosie juga sudah hampir selesai. Aku duluan ya" pamitnya.
Setelah mengecup pipi sang Mommy, Jane akhirnya bergegas pergi dengan mengendarai mobilnya.
"Akhirnya Rose akan menjadi menantu aku!" Antuasis Tiffany.
"Syukurlah kalau Jane sudah bisa melupakan Lisa tapi aku hanya takut Lisa mengganggu hubungan Jane sama Rose" ujar Jisoo.
"Apa kamu bisa menguruskan soal itu?" Tanya Tiffany.
"Mommy mau aku mengurus Lisa?" Bingung Jisoo.
"Kamu nasihatin saja dia agar dia tidak mengganggu kebahagiaan Jane sama Rose lagi" ujar Tiffany.
"Baiklah Mom" patuh Jisoo "Uwan, kamu ke kamar terus mandi ya. Nanti kita berangkat ke rumah Mommy" arahnya.
Junghwan yang tadinya fokus menonton tv akhirnya berganjak kekamarnya dengan patuh.
"Kalau kamu mau, Lisa juga bisa menjadi menantu Mommy" sambar Tiffany.
"Maksudnya?" Bingung Jisoo.
"Kamu saja yang menikah sama Lisa" santai Tiffany membuat sang anak melongo bingung.
"Gue sama Lisa?" Gumam Jisoo dengan pelan.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice ✅
FanfictionApa yang harus Jane lakukan? Memperjuangkan Lisa atau mempertahankan Rose? Chaennie/Jensé📌 Jenlisa📌 Jentop📌 Fanfiction 📌