-6-

730 119 12
                                    

Dengan terburu buru Rose berlari untuk segera tiba dimansion. Sekarang jam juga sudah menunjukkan pukul 9 malam dan seharusnya dia sudah pulang beberapa jam yang lalu namun gara gara tertidur, dia telat.

Setibanya dimansion, Rose dikagetkan dengan sosok sang Daddy yang ternyata sudah pulang.

"Daddy? Kapan Daddy pulang?" Antuasis Rose.

Plakkk

Namun bukannya mendapatkan pelukan hangat dari sang Daddy, Rose malah mendapatkan tamparan yang membuat pipinya berdenyut nyeri.

"Apa semua ini Roseanne!" Bentak Youngjae.

"M-Maksud Daddy?" Bingung Rose.

Youngjae melemparkan sesuatu tepat mengenai wajah sang anak.

Rose mengambilnya dan matanya melotot "Dad, ini bukan punya aku!"

"Jangan bohong Roseanne!" Bentak Youngjae lagi "Ternyata ini ya kelakuan kamu disaat Daddy pergi. Kamu mau menjadi jala*g hah!?"

"Daddy, tolong percaya sama aku. Ini bukan test pack punya aku. Aku saja tidak tahu soal ini" jelas Rose.

"Halah, lo pasti bohong. Sudah jelas gue menemukan test pack itu dikamar lo" sambar Leonara.

"Ini pasti punya lo bukan!? Lo memang sengaja melakukan semua ini!" Sentak Rose.

"Leonara tidak mungkin seperti itu. Sudah jelas itu punya kamu. Lagian yang sering pulang malam malam itu kamu, bukan Leonara" Haeyon membela sang anak.

"Daddy cukup kecewa sama kamu" keluh Youngjae.

"Dad, tolong percaya sama aku. Ini bukan punya aku. Aku tidak hamil Dad. Kalau Daddy tidak percaya, kita bisa melakukan test dirumah sakit. Aku yakin aku tidak hamil!" Yakin Rose.

"Tidak tidak" sambar Leonara dengan cepat "Bisa bahaya kalau media tahu lo hamil. Nanti reputasi Daddy akan menjadi jelek gara gara lo" lanjutnya.

"Lo mendingan diam saja!" Marah Rose.

"Kamu yang diam Roseanne!" Sentak Youngjae.

Dia menghela nafasnya dengan kasar "Benar kata kata Leonara itu. Dengan kehamilan kamu saja kamu sudah memalukan Daddy. Mendingan sekarang kamu bereskan semua barang barang kamu dan pergi dari mansion ini. Uruskan saja anak kamu itu sendirian. Daddy tidak ingin ikut campur!"

Rose menatap sang Daddy dengan tatapan tidak percayanya "Daddy mengusir aku?"

"Pergi saja Rose. Kamu hanya bikin keluarga kita malu" sambar Haeyon.

"Daddy" lirih Rose.

"Pergi. Saya tidak ingin melihat kamu lagi. Kamu bukan anak saya!" Tegas Youngjae berganjak pergi dari sana.

"Puas kalian hah!?" Rose berteriak marah kepada Mama dan saudara tirinya.

"Puas banget" sahut Leonara terkekeh kecil "Ayo Ma" ajaknya menggandeng sang Mama pergi dari sana.

Dengan mata yang berkaca kaca, Rose berganjak kekamarnya untuk membereskan semua barang barangnya.

*

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun Rose hanya berdiam diri di halte bus. Dia sudah tidak punya tempat untuk dituju.

Teman kampus? Punya kok tapi teman temannya pada toxic semuanya makanya Rose memilih untuk menjauh demi kesehatan mentalnya.

Deg

"Akh!"

Rasa nyeri mula menjalar didadanya. Dicengkram dadanya itu dengan erat. Nafasnya mula tersendat sendat.

Dengan tangan yang terketar ketar, Rose menyambar ponselnya lalu menghubungi sosok Jaehyun "J-Jae, t-tolong"

"Kamu dimana!?"

"A-Aku dihalte. T-tolong"

"Aku kesana sekarang!"

Dadanya sudah benar benar sakit membuat Rose hampir saja kehilangan kesedarannya.

"Rose?"

Rose mendongak menatap sosok yang memanggilnya "J-Jane?"

"Astaga, kamu kenapa!?" Jane berganjak duduk disamping Rose.

"S-Sakit" lirih Rose yang masih mencengkam dadanya.

"Apa yang harus aku lakukan!?" Panik Jane.

Bersamaan dengan itu, Rose tidak sadarkan dirinya dengan badannya yang sudah bersandar didada Jane "Rose!" Kaget Jane.

Sebuah mobil berhenti tepat didepan mereka. Pengendara mobil berganjak turun menghampiri mereka "Rose!"

"Tolong bawa dia kerumah sakit" Pinta Jane. Andai saja dia membawa mobil, sudah pasti dari awal dia membawa Rose kerumah sakit.

"Itu juga tujuan aku kesini. Aku Jaehyun, teman Rose"

"Baiklah Jaehyun-ssi. Aku Jane"

"Aku akan membawa Rose kerumah sakit sekarang. Terima kasih karena menemani Rose" Jaehyun beralih menggendong Rose lalu memasukkan Rose kedalam mobilnya.

Setelah itu, mobil yang dikendarai olehnya berganjak pergi meninggalkan Jane.

"Kenapa gue terlalu khawatir?" Gumam Jane memegang dada kirinya.






*

Setibanya dirumah sakit, Rose langsung dibawa masuk keruangan UGD. Jaehyun yang menjadi Dokter peribadi Rose juga ikut masuk untuk memberikan perawat kepada teman yang menjadi pasiennya itu.

"Pasien butuh oksigen!" Lapor Jaehyun membuat para suster bergegas memakaikan masker oksigen kepada Rose.

"Dok, tanda vitalnya menurun!" Lapor suster yang lain.

Jaehyun menghela nafasnya dengan kasar "Kamu harus bertahan Rose" gumamnya yang memang menyayangi Rose seperti adek kandungnya sendiri.

*

"Dari mana saja kamu?"

Baru saja memasuki mansion, Jane dikagetkan dengan teriakan sang Mommy.

"Kenapa Mommy belum tidur?"

"Bagaimana Mommy bisa tidur kalau anak nakal Mommy ini belum pulang?" Balas Tiffany.

"Jane sudah gede. Mommy tidak perlu khawatir" keluh Jane.

"Mommy hanya takut kamu melakukan hal gila gara gara belum bisa move on dari mantan kamu"

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Jane capek. Jane kekamar dulu" pamitnya bergegas kekamar sebelum mendengarkan omelan sang Mommy.












  Tekan
   👇

Second Choice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang