April Juga Punya Cerita - 04

657 83 4
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 04

April Juga Punya Cerita

Suara tangisan bayi, pertengkaran si kembar, dan juga keributan yang dihasilkan oleh ayahnya di dapur sudah cukup menjadi pelengkap hari libur April. Gadis itu sudah terbiasa dengan keributan yang terjadi sejak sebulan yang lalu, sejak adik bungsunya lahir.

Karena ibunya terlalu sibuk mengurus Skaya yang baru lahir, maka ayahnya terpaksa turun tangan untuk memasak makanan di dapur. Masalahnya, masakan ayahnya tak pernah enak dan selalu keasinan, yang membuat si kembar Azkara dan Aksara protes.

April menguap, lingkaran hitam menghiasi matanya yang menandakan bahwa ia tak tidur semalaman karena maraton drama korea. Ia baru saja mematikan laptopnya, hendak tidur tatkala panggilan dari sang ibu berhasil mengganggu aktivitasnya.

"APRIL! TOLONG BUKAIN PINTU, ITU ADA TAMU!" seru Iris disusul dengan tangisan Skaya.

April mendengkus kesal, dalam hati bertanya-tanya siapa yang bertamu pagi-pagi begini. Mengganggu saja. Ia berjalan dengan malas-malasan menuruni tangga, pemandangan ruang tamu yang berantakan menyambutnya. Tak terlalu peduli, April segera melangkah menuju pintu, lalu membuka pintu dengan kekesalan di dada.

Raut malas di wajah berantakan April berganti menjadi kekagetan saat mengetahui bahwa yang bertamu adalah Handaru Arshakala. "LO?!" seru April kaget. Ia reflkes mundur sembari memegangi dadanya, tak mengira bahwa Handaru lah yang bertamu ke rumahnya.

Handaru menyipitkan matanya melihat penampilan April yang sangat berantakan. Rambut yang berantakan dan mengembang, mata panda, wajah berminyak, bibir kering,  serta piyama yang atasan dan bawahannya berbeda menjadi pemandanagan yang dilihat Handaru pagi itu. Senyum geli muncul di wajah sangarnya, terlebih saat melihat raut panik di wajah gadis itu.

"Ngapain sih ke sini?!" tanya April kesal. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Kan lo yang nyuruh, lupa?" balas Handaru.

April mengerjapkan matanya, baru ingat bahwa kemarin ia menyuruh Handaru ke rumahnya untuk mengambil jaket yang ia pinjam. "T-tapi kan gak harus sepagi ini juga! Gue ngantuk, belum tidur dari kemarin malam!" 

"Lo gak ada ngasih tau jam berapa gue harus ke sini, jadi gue datang semau gue aja," kata Handaru.

"Lo tau alamat gue dari siapa?" tanya April dengan mata menyipit. Kemarin ia memang tidak ada memberikan alamat rumahnya pada Handaru.

"Dari pacarnya Shankara, Renjani? Renjana? Lupa namanya."

"Anjani," koreksi April.

April Juga Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang