Jangan lupa vote dan komennya!
Happy Reading!
Bagian 12
April Juga Punya Cerita
Tidak ada yang lebih merepotkan di Sabtu malam ini selain harus bersiap untuk jalan bersama dengan Handaru. Sedari tadi, April tak henti mengobrak-abrik lemarinya untuk mencari pakaian terjelek untuk ia pakai. Semata-mata untuk membuat Handaru ilfeel dan tak lagi mengejarnya.
Namun, penemuannya tak membuahkan hasil apapun karena semua pakaian yang menurutnya jelek sudah ia sumbangkan ke panti asuhan. April mengacak-acak rambutnya frustasi. "Arghh! Gue harus pake baju apa?!" serunya pada diri sendiri.
Sementara itu, teriakan Iris yang mengatakan bahwa Handaru sudah menunggu di depan berhasil membuatnya panik bukan kepalang. April melirik jam yang tepat menunjukkan pukul 19.00 dengan kesal, "Sialan! Kenapa gak telat aja, sih? Biar gak jadi jalan!"
"APRIL! CEPETAN, INI HANDARU UDAH NUNGGU!" teriakan dari Iris kembali mengusik pendengaran April.
"IYA! INI LAGI PAKE BAJU!" April balas berteriak, lalu langsung meraih baju dengan asal untuk ia pakai. Tak lupa, April juga mengepang dua rambutnya setelah selesai berpakaian. Ia memandang wajahnya di cermin seraya mengolesi bibirnya dengan lipstik paling merah milik Iris sebelum beranjak turun dari kamarnya sambil membawa sepatu putihnya.
Kedatangan April di ruang tamu berhasil mengundang tatapan dari semua orang yang ada di sana. Si kembar dan ayahnya sudah tertawa, Handaru memandangnya geli, sementara Iris dibuat shock melihat bibirnya yang merah merona.
"Ya ampun, April! Kenapa bibir kamu kaya gini, sih?" ujar Iris seraya mengambil tisu dan menghapus lipstik di bibir April.
"BUNDAAAA! Jangan dihapusss!" seru April panik. Ia meraih kaca di tasnya, lalu melihat lipstiknya yang sudah menghilang. "Bundaaaa, ihhhh!"
"Ya abisnya kamu ngapain kaya gitu? Kamu pikir bagus?" kata Iris tak habis pikir.
"Lo mau jadi cabe-cabean, Kak?" tanya Aksara dengan tawa mengejek.
April mendengkus kasar, ia mengambil lipstik di tasnya dan hendak kembali mengolesi bibirnya dengan lispstik itu tatkala Iris telah lebih dulu merebutnya. "Bundaaaa jangan diambil!"
"Kamu gila, Kak? Kamu ngambil lipstik Bunda? Berani banget kamu!" Iris hendak mengamuk karena tak rela lipstiknya dipakai oleh sang putri.
"Ya emang kenapa? Aku kan juga perempuan, wajar kalau pakai begituan, yang gak wajar itu kalau Ayah yang make," kata April.
"Loh? Kok jadi Ayah yang dibawa-bawa?" ujar Setyo tak terima.
"Udah-udah! Mending kamu berangkat sana," kata Iris seraya mendorong April menuju pintu rumah. Lalu, perhatian wanita paruh baya itu beralih pada Handaru, "Minta tolong anaknya dijagain, ya, Daru? Marahin aja kalau dia ngelakuin yang aneh-aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
April Juga Punya Cerita
Teen FictionSeumur hidupnya, April sangat anti dengan cowok nakal yang hobinya membuat masalah. Ia tak pernah menyukai cowok-cowok brandalan semacam itu dan berusaha sebisa mungkin untuk terjauh dari mereka. Namun, apa jadinya jika cowok bernama Handaru Arshaka...