April Juga Punya Cerita - 28

261 32 2
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 28

April Juga Punya Cerita

Motor yang dikendarai Setyo berhenti di depan gerbang SMA Gemilang. Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangannya yang langsung dicium oleh sang putri. "Nanti jemput ya?" pinta April pada sang ayah.

Setyo mengerutkan keningnya keheranan, "Gak pulang sama Handaru? Biasanya kamu bareng dia, kan?"

April diam, ekspresinya kaku, tangannya sibuk memilin tali ranselnya dengan perasaan tak nyaman. Setyo tak mengetahui apapun perihal hubungannya dengan Handaru yang merenggang. April pantang bercerita karena terlalu malu dengan apa yang telah ia ucapkan pada Handaru. April tak mau orang tuanya mengetahui kebodohan yang telah ia perbuat.

"Nggak," jawab April pelan.

Setyo mengerutkan dahinya, keheranan dengan sikap April yang berbeda dari biasanya. "Kamu kenapa? Ada masalah?"

April refleks menggeleng, "E-enggak, biasa aja."

Setyo tak yakin dengan jawaban April, lelaki paruh baya itu menyipitkan matanya, "Kamu ada masalah sama Handaru?" tebaknya, tepat sasaran.

Namun, April memilih untuk tak jujur. "Enggak, Yah, gak ada masalah apa-apa, kok."

Setyo menganggukkan kepalanya meskipun jawaban April belum mampu membuatnya puas. Ia yakin bahwa putrinya itu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

"Kalau gitu, April ke-" Ucapan April terhenti saat melihat Handaru yang baru saja datang. Cowok dengan motor hitamnya itu berhenti di samping motor Setyo.

Handaru membuka kaca helmnya, lalu tersenyum pada Setyo, "Pagi, Om."

Setyo balas tersenyum, "Tumben kamu gak jemput April, kenapa?"

Handaru terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan itu. Ia menoleh pada April yang masih berdiri di tempatnya, lalu kembali memandang Setyo dengan senyum kaku, "Iya, soalnya tadi kesiangan."

Sama seperti April, Handaru juga berbohong. Nyatanya, keduanya sama-sama belum siap untuk memberitahukan yang sebenarnya tentang kerenggangan hubungan mereka. Semuanya terlalu tiba-tiba, dan mereka butuh waktu untuk menerima.

Setyo mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Oh gitu, kalau pulang nanti, gak mau bareng April?"

Handaru menggeleng, "Pulang nanti saya ada urusan, Om, jadi kayanya gak bisa nganter Jena pulang."

April meremas rok abu-abunya saat mendengar ucapan Handaru. Tak ayal, ada sesak yang menghinggapinya saat menyadari bahwa Handaru benar-benar menghindarinya. Kenapa rasanya tak rela?

Lagi, Setyo mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Kemarin mama kamu ke rumah, kok kamu gak ikut?" Setyo kembali bertanya, tak lelah untuk membuat Handaru kebingungan dalam mencari jawaban.

April Juga Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang