April Juga Punya Cerita - 05

615 77 5
                                    

*jangan lupa kasih vote dan komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*jangan lupa kasih vote dan komennya!


Happy Reading!

Bagian 05

April Juga Punya Ceria

Jam telah menunjukkan pukul 11 siang saat Handaru pulang ke rumah. Ia melangkah memasuki kediamannya dan menemukan ibunya yang tengah duduk di ruang tengah seraya mengutak-atik ponselnya.

"Daru? Kamu dari mana?" tanya Wina saat melihat kehadiran sang anak tunggal.

Handaru menoleh sejenak, "Rumah temen," jawabnya seadanya.

"Sudah makan?" Wina kembali bertanya.

Pertanyaan itu sontak kembali mengingatkan Handaru dengan masakan ayahnya April yang teramat asin. Cowok itu berdehem, lalu menganggukkan kepalanya, "Udah."

Wina menganggukkan kepalanya mengerti. "Baguslah kalau begitu. Mama hari ini ada arisan, dilanjut sama acara sosial di panti asuhan. Papa kamu kemungkinan pulang sore. Kamu kalau lapar, tinggal minta masakin Bi Wati aja."

Handaru menganggukkan kepalanya, "Iya."

Wina tersenyum, "Ya sudah kalau begitu, Mama berangkat."

Lagi, Handaru menganggukkan kepalanya. Wina pergi setelahnya, meninggalkan Handaru yang kini beranjak ke kamarnya.

Cowok itu menghempaskan badannya di atas kasur setelah mengganti pakaiannya. Ia menutup matanya dan hendak pergi ke alam mimpi tatkala wajah April muncul di kepalanya.

Netra hitamnya terbuka seketika, ia berdehem saat merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba melingkupi dadanya.

Sejak kemarin, April tak pernah hilang dari pikirannya. Ia selalu saja teringat saat gadis itu menangis dan marah-marah, dan tanpa sadar, Handaru akan tersenyum setelahnya.

Handaru pikir, ia sudah gila. Kenapa dirinya selalu memikirkan gadis itu? Apa yang salah darinya?

Handaru mendengkus kasar, lalu mengambil ponselnya di atas nakas. Tangannya membuka aplikasi sosmed, lalu mengetikkan nama April di pencarian.

Tak berselang lama, beberapa akun dengan nama Jenaya Aprilia bermunculan. Handaru lalu membuka akun teratas yang diikuti oleh Shankara—temannya.

Handaru tertegun sesaat melihat akun itu. Ia memandang beberapa postingan April dengan senyum yang tiba-tiba muncul di wajahnya. "Dia emang secantik itu, ya?" tanyanya, entah pada siapa.

Demi apapun, Handaru tak pernah merasa sesuka ini saat memperhatikan foto seorang gadis. Ia tak pernah peduli dengan para perempuan. Namun, kenapa dengan April berbeda? Kenapa... Handaru merasakan debaran aneh di dadanya? Apakah... ia jatuh cinta?

"Mana mungkin gue naksir sama dia," gumam Handaru, menampis perasaan aneh dalam dirinya. Namun, sekian detik kemudian, ucapannya tak lagi selaras dengan apa yang ia lakukan.

April Juga Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang