Seumur hidupnya, April sangat anti dengan cowok nakal yang hobinya membuat masalah. Ia tak pernah menyukai cowok-cowok brandalan semacam itu dan berusaha sebisa mungkin untuk terjauh dari mereka.
Namun, apa jadinya jika cowok bernama Handaru Arshaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
Bagian 27
April Juga Punya Cerita
Alarm berdering, suaranya memenuhi seisi kamar April. Gadis itu melenguh, lalu tangannya bergerak untuk mematikan alarm yang ada di atas nakas.
Ia mengucek matanya, lalu meraih ponselnya untuk memeriksa notifikasi yang masuk.
122 pesan dari grup kelas.
6 pesan dari grup angkatan.
2 pesan dari Anjani.
Dan, tidak ada pesan dari Handaru.
April menarik napasnya, lalu dihembuskan perlahan. Netranya memandang langit-langit kamarnya dengan kehampaan. Biasanya, selalu ada pesan yang dikirimkan oleh Handaru di setiap paginya. Namun, sekarang sudah tak ada lagi.
Tidak, tidak seharusnya April mengharapkan pesan dari cowok itu. Apa yang terjadi kemarin sudah jelas. Mereka selesai sebelum dimulai. Jadi, wajar jika Handaru tak lagi mengiriminya pesan. April hanya perlu menjalani kehidupannya seperti sedia kala, seperti saat Handaru belum masuk ke dalam kehidupannya.
Tidak ada yang berubah, semuanya hanya kembali normal. Bukankah begitu? Ini yang ia inginkan, jadi seharusnya April senang.
Namun... ternyata tidak semudah itu. Sesak di dadanya masih mendominasi. April tak bisa mengelak bahwa ia... cukup terbebani dengan semua ini.
Setetes air mata turun membasahi wajahnya. April tak menyangka bahwa ia akan kembali menangis. Apakah kehadiran Handaru sangat berarti sampai ia jadi seperti ini? Kenapa ia sangat keberatan? Padahal, dirinya sendiri yang mengusir Handaru pergi.
Jadi, seharusnya April tak perlu patah hati.
•••
"Raffa masuk rumah sakit."
Handaru berdehem pelan menanggapi ucapan Shankara di seberang sana. Matanya masih fokus pada layar yang menampilkan game yang sedang ia mainkan. Jarinya juga tak henti menggerakkan tetikus sejak tadi.
Biasanya, Handaru akan mengajak April pergi jalan-jalan saat hari libur. Namun, sekarang Handaru hanya mengurung diri di kamar sembari menghabiskan waktu dengan bermain game.
"Lo gak mau minta maaf sama dia?" tanya Shankara.
Handaru mendengkus, "Sejujurnya gue males, ngapain minta maaf sama orang yang udah gangguin Jena? Selain itu, dia juga ngejelekin gue. Jadi, pantes-pantes aja kalau gue ngasih pelajaran ke dia."