Happy Reading!
Bagian 11
April Juga Punya Cerita
Jam telah menunjukkan pukul 5 sore saat April keluar dari rumah Gladys. Kebetulan, ia baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia di rumah Gladys.
"Gue pulang ya, Dys. Nanti jangan lupa kirim ppt-nya lewat chat," kata April, lalu memasang helmnya.
Gladys menganggukkan kepalanya, "Oke. Hati-hati di jalan, Pril."
April memberikan jempolnya pada Gladys sebelum menyalakan motornya dan menjalankannya keluar dari kawasan rumah Gladys.
Gadis itu bersenandung pelan, menikmati angin sore yang menyapa wajahnya. April menghentikan motornya di sebuah minimarket saat teringat akan titipan ibunya yang meminta dibelikan pampers untuk Skaya.
Ia masuk ke dalam minimarket, meraih keranjang belanja, lalu mengambil pampers yang biasa Skaya pakai. April kemudian berjalan menuju rak makanan ringan dan memasukkan semua cemilan yang ia mau ke dalam keranjang.
Tak lupa, ia juga mengambil beberapa susu kotak rasa stroberi sebelum berjalan menuju kasir.
Awalnya, semuanya baik-baik saja. April masih memasang senyum di wajahnya. Sampai kemudian, ia baru menyadari bahwa dompetnya tertinggal di rumah Gladys.
Raut horror langsung tercipta di wajahnya, terlebih saat sang kasir menyebutkan total belanjaan miliknya. "Mbak," panggil April cemas.
Kasir wanita itu menoleh, "Iya, Kak?"
April memasang senyum kaku, lalu bertanya, "Ini... boleh ngutang dulu gak?"
Sontak, senyum di wajah sang kasir langsung luntur seketika. Ekspresinya berubah menjadi tak bersahabat, "Maaf, di sini tidak bisa ngutang ya, Kak."
April menggigit bibirnya seraya berpikir, "Kalau gitu, gak jadi deh, Mbak."
"Tapi belanjaannya sudah di-scan, Kak. Tidak bisa lagi di-cancel."
April memandang kasir wanita itu dengan mata menyipit, "Emang iya?" tanyanya, sedikit tak percaya.
Si kasir mengangguk, "Iya, Kak."
"Kalau gitu-"
"Biar saya aja yang bayar, Mbak." Sebuah suara dari belakang April berhasil menginterupsi percakapannya dengan sang kasir.
April menoleh, lantas melototkan matanya saat mendapati Handaru tengah berdiri di belakangnya.
Ekspresi si kasir kembali cerah mendengar itu. Ia lalu menyebutkan nominal belanjaan April juga belanjaan milik Handaru yang langsung dibayar oleh cowok itu.
April masih terdiam di tempatnya, masih tak percaya bisa bertemu dengan Handaru di sini. Kesadarannya baru kembali ketika Handaru menyodorkan kantung belanjaan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
April Juga Punya Cerita
Teen FictionSeumur hidupnya, April sangat anti dengan cowok nakal yang hobinya membuat masalah. Ia tak pernah menyukai cowok-cowok brandalan semacam itu dan berusaha sebisa mungkin untuk terjauh dari mereka. Namun, apa jadinya jika cowok bernama Handaru Arshaka...