April Juga Punya Cerita - 22

257 38 0
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 22

April Juga Punya Cerita

April menyantap es krimnya dengan mata berbinar. Senyum tak pernah hilang dari wajahnya sejak ia menjejakkan kakinya di kedai es krim bersama dengan Handaru. April senang karena bisa memakan es krim sepuasnya tanpa harus mengeluarkan uang. Memang di saat seperti ini, keberadaan Handaru sangatlah berguna.

"Mau coba punya gue, gak?" tanya Handaru.

April mengerjapkan matanya sejenak, ia melirik es krim rasa vanilla milik Handaru yang masih penuh karena belum disentuh. "Kok masih penuh? Gak suka, ya?"

Handaru tak menjawab, cowok itu justru menyendokkan es krim miliknya, lalu menyodorkannya ke depan mulut April.

Sejenak, April berdehem canggung, kemudian menerima suapan es krim dari Handaru tanpa pikir panjang.

Handaru tersenyum, "Enak?"

April mengangguk, "Enak, tapi gue lebih suka rasa stroberi."

"Sesuka itu sama stroberi?" Handaru bertanya dengan satu alis terangkat.

"Banget! Stroberi adalah rasa terenak di dunia ini!" April menyendok es krim stroberinya, lalu menyuapkannya pada Handaru, "Gimana? Enak kan?"

"Biasa aja," jawab Handaru setelah menerima suapan dari April.

April mendengkus kasar, kemudian menghadiahkan satu cubitan pelan di tangan Handaru. "Gitu banget! Gak mau lagi bagi-bagi es krim ke Kak Daru," ujarnya kesal.

Handaru terkekeh dibuatnya, "Iya, gak bakal minta juga, kok."

Kening April berkerut tak suka, "Bener, ya? Awas aja kalau minta, gak bakal gue kasih!"

Handaru mengangguk, "Iya, Na."

April semakin kesal karena melihat reaksi santai Handaru. Ia kembali mencubit cowok itu unttuk meluapkan kekesalan di hatinya. "Sebel banget! Harusnya Kak Daru jawab enak banget, bukan biasa aja!"

Handaru tak bisa untuk tak tertawa melihat ekspresi April yang tengah menahan emosi. Tangannya terangkat dan mengusap surai April pelan, "Iya, minta maaf, ya?"

April menepis tangan Handaru kasar, "Gak! Gak mau maafin, gak mau juga dipegang-pegang sama Kak Daru!"

Handaru menganggukkan kepalanya, lalu diam seraya menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Ia bersedekap seraya menatap April dengan netra tajamnya.

April yang ditatap seperti itu merasa tak nyaman, apalagi saat melihat wajah Handaru yang sangar. "Kak!"

"Ya?"

"Wajahnya jangan gitu, dong! Gue takut," ujar April seraya membuang muka. Demi apapun, ia baru sadar bahwa orang yang berhadapan dengannya adalah Handaru, cowok yang terkenal akan kesangarannya.

April Juga Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang