April Juga Punya Cerita - 15

310 44 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 15

April Juga Punya Cerita

April mati-matian menahan dongkol setelah membaca pesan itu. Pada akhirnya, ia terpaksa menuruti keinginan cowok brandal bernama Handaru itu dengan melakukan video call. Tak ada senyum di wajahnya sejak panggilan video dimulai, ia terlalu malas berlagak seolah seperti ia sangat senang bisa melihat wajah Handaru. Toh, faktanya ia memang selalu tak suka melihat wajah cowok itu, wajah brandalnya, wajah premannya, atau apalah, terserah.

"Hey," panggil Handaru di seberang sana.

"Hem." April membalasnya dengan deheman.

"Lagi bete?" Handaru melempar tanya dengan tatap yang tak pernah beralih dari wajah April.

April menganggukkan kepalanya, "Iya, bete. Soalnya harus liat muka brandal lo," ujarnya.

Handaru tampak tertawa di seberang sana. "Emang muka gue sebrandal itu, ya?"

"Banget, muka lo tuh kaya preman, tau? Gue sampe takut banget liat muka lo. Dulu, setiap kali lo dan gue ada di tempat yang sama, gue pasti bakal cepet-cepet pergi," ucap April, tanpa terasa bercerita tentang kesannya pada Handaru.

"Oh, ya? Kok bisa sampe takut banget? Padahal gue gak ngapa-ngapain lo juga."

"Ya karna..." April memegang dagunya, tampak berpikir untuk sejenak, lalu berbicara, "Gak tau juga, sih, mungkin karna muka lo serem dan terkenal nakal di sekolah. Jadi, gue udah siaga dan gak mau punya urusan sama lo. Selain itu, menurut gue cowok brandal dan preman tuh nyeremin banget. Gue selalu ngerasa terancam setiap deket-deket sama mereka. Gue takut, bener-bener takut," ucap April panjang.

Handaru di seberang sana mengerjapkan matanya. "Itu sebabnya lo pura-pura jadi patung waktu gue ngajak lo ngobrol?"

April spontan tertawa mendengar itu, ia mendadak teringat dengan momen saat mereka pertama kali berinteraksi. April lantas menganggukkan kepalanya, "Saat itu... lo bener-bener nyeremin, sih. Gue takut banget waktu itu. Dan, lo tau? Alasan gue nangis waktu itu sebenarnya bukan cuma karna rok gue robek, tapi juga karna takut ditatap sama lo."

Handaru menyipitkan matanya dengan senyum tertahan, "Emang tatapan gue serem banget, ya?"

"Menurut gue, iya. Kata Anjani juga gitu, lo seram dan kelihatan galak."

"Padahal gue aslinya gak galak, malah lebih galakan..." Handaru menjeda kalimatnya, netra tajamnya terpaku pada April yang tersenyum.

"Gue? Lebih galakan gue?" sahut April seraya menunjuk dirinya sendiri.

Handaru mengangguk dengan tawa yang mengudara. "Gue gak nyangka kalau lo bakal galak banget, Jena, lo hobinya emang suka marah-marah, ya?"

April mendengkus sebal mendapat pertanyaan seperti itu. "Ya abisnya lo nyebelin, sama kaya Ayah dan si kembar, gue selalu sebel kalau berhadapan sama lo."

April Juga Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang