Part 17

236 32 3
                                    

Kookie mengobati luka lebam di sekitar punggung Seokjin dengan hati-hati.

"Apa sangat sakit kak"? Tanya Jungkook.

"Tidak jika kau yang mengobati". Kata Seokjin.

"Isshh...".

"Aww sakit kookie, kenapa kau tekan lukanya"? Kata Seokjin.

"Sudahlah". Kata Jungkook kesal.

Jungkook meninggalkan Seokjin didalam kamarnya sendirian.

"Aisshh kenapa dia meninggalkan aku sendirian disini"? Gerutu Seokjin.

Seokjin berdiri dari duduknya dan hendak pergi namun perasaannya tertuju pada jendela kamar Jungkook.

Ya sekarang Seokjin ada didalam kamar Jungkook dan hari sudah malam. Kedua orang tua Jungkook meminta Seokjin untuk tinggal karena diapartemen Seokjin tidak ada siapa-siapa, apalagi sekarang Seokjin sedang terluka.

Seokjin mendekati jendela, semakin dekat semakin terlihat jelas apa yang ada diluar jendela.

Sesosok makhluk halus sedang berdiri dibawah pohon. Seokjin mengamati makhluk halus itu hingga menghilang.

Seokjin menutup jendela dan menyusul Jungkook kedapur.

"Seokjin, kemarilah dan makan habis itu istirahat". Kata eomma Jeon.

"Baiklah eommanim". Kata Seokjin.

Mereka ber-4 makan malam bersama dan setelahnya mereka istirahat. Seokjin meminta izin pada kedua orang tua Jungkook untuk dikamar Jungkook. Awalnya appa Jeon melarangnya, namun Seokjin menyampaikan apa yang dilihatnya sebelum makan malam.

"Kak, apa benar yang kakak bilang tadi"? Tanya Jungkook ketika sudah didalam kamarnya.

Seokjin duduk disofa dan diikuti oleh Jungkook duduk disampingnya.

"Iya, aku melihatnya dibawah pohon". Kata Seokjin.

"Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Kookie lelah kak, kookie ingin lepas dari ini semua, apa manfaatnya untuk kookie dari ini semua". Kata Jungkook dengan wajah sedihnya.

Seokjin memeluk Jungkook dan menenangkannya.

"Kau pasti akan bebas, tunggu saja diumurmu yang ke-17". Kata Seokjin dengan lembut.

"Apa diumur 17, kookie tidak akan diganggu lagi"? Tanya Jungkook.

"Tidak, karena kookie akan memakai kalung mutiara sebagai penangkalnya". Kata Seokjin.

Jungkook mendengakkan kepalanya dan menatap Seokjin.

"Benarkah"? Tanya Jungkook.

"Benar kookie". Kata Seokjin.

"Jika begitu, kookie akan merasa senang". Kata Jungkook.

"Baiklah, sekarang kookie harus tidur biar besok tidak kesiangan". Kata Seokjin.

"Besok libur kakak, kalau kakak lupa". Kata Jungkook dengan cemberut.

"Oh, jinjja? Kakak lupa". Kata Seokjin.

"Tapi kookie harus tidur, sudah malam". Lanjut Seokjin.

"Tidur dengan kakak ya"? Pinta Jungkook.

"No, nanti kakak akan dimarahi oleh kedua orang tuamu". Kata Seokjin.

Jungkook melepaskan pelukkannya dengan kesal dan pergi kekasurnya lalu tidur.

"Selamat malam kookie". Kata Seokjin, namun tidak ada balasan dari Jungkook.

Seokjin mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa, untungnya sofa itu besar jadi membuatnya nyaman.

Ditengah malam, angin berhembus kencang dan suasanan menjadi mencengkram, Jungkook terbangun dan memperhatikan disekelilingnya.

YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang