Part 38

136 22 2
                                    

Pagi ini, Ji-Yun sudah berada didepan gedung tinggi, dia menatap dengan rasa bimbangnya.

"Apa akan ada yang mengenalku"? Gumamnya.

"Sir". Sapa seseorang, membuat Ji-Yun tergelonjak kaget.

"Yes, why"? Tanya Ji-Yun.

"Can you follow me"? Tanya orang asing itu.

Ji-Yun terdiam, dia ragu akan ajakan itu.

"I'm, Mr. Do Sang's secretary". Lanjutnya.

"Oke". Kata Ji-Yun.

Sekretaris itu membawa Ji-Yun kedalam, Ji-Yun terkejut ketika melihat para staf memberinya hormat. Bahkan, kedua matanya membesar ketika dia melihat fotonya yang terpampang dengan sempurna.

"Kenapa bisa"? Gumamnya.

"Biarkan Mr. Do yang menjelaskan". Sahut sang sekretaris, membuat Ji-Yun menatapnya bingung.

"Kami mempelajari bahasa korea". Jelasnya.

"Oh". Tanggap Ji-Yun.

Tak terasa keduanya telah sampai didepan ruangan sang Presdir.

"Silahkan tuan". Kata sang sekretaris.

Ji-Yun menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam. Dilihatnya ruangan yang besar dan nyaman dirasanya. Ji-Yun menelusuri ruangan tersebut, dan dia melihat sebuah foto suami istri dan anak remaja yang sekitar sekolah SMP.

Ji-Yun menatap dengan lekat, bahkan dia mengamati wajah ketiganya yang hampir sama dengannya terutama foto remaja laki-laki tersebut.

"Mereka adalah kedua orang mu, nak".

Ji-Yun langsung membalikkan tubuhnya menghadap sang pembicara. Seorang laki-laki paruh baya sedang berdiri dan tersenyum padanya.

"Dan yang itu.....adalah dirimu, Kim Seokjin". Lanjutnya lagi.

"Tapi saya bukan Kim Seokjin, saya Ji-Yun, tanpa marga". Bantahnya.

"Kau adalah Kim Seokjin, pewaris Wing's Grup ini". Kata Mr. Do

"Bukan! Saya bukan Kim Seokjin "! Teriak Ji-Yun dengan terus melangkah kebelakang tanpa melihatnya.

Brukkk

"Arkkkkkk".

Ji-Yun meringis kesakitan, bukan karena dia tertimpa sesuatu, namun karena kepalanya yang kembali pusing dan sakit.

"Kepalaku". Gumamnya sembari memegangi kepalanya.

Mr. Do hanya diam saja sampai sekretarisnya masuk dan membantu Ji-Yun.

Ji-Yun terus saja meringis kesakitan, dan banyak petinggi perusahaan datang untuk melihat kondisinya.

"Bagaimana ini Mr. Do? Apa yang harus kita lakukan? Kasihan dia". Kata sang sekretaris.

"Dia sangat susah untuk menemukan ingatannya kembali, padahal sudah setahun setengah, pengorbanannya sungguh besar kepada gadis itu". Kata Mr. Do.

Kilasan-kilasan terekam didalam ingatannya, Ji-Yun tidak bisa melihat wajah yang ada didalam bayangannya, hanya tubuh yang bisa dia lihat.

"Tolong,, arrrrkkkk sakit". Rancaunya.

Tak lama, seorang Dokter datang dan langsung menangani Ji-Yun. Perlahan, Ji-Yun menjadi tenang dan tertidur.

"Bagaimana"? Tanya Mr. Do.

"Ini aneh, biasanya, orang yang mengalami amnesia dan dia mendapatkan kilasan-kilasan masa lalunya, maka dengan cepat dia akan mengingatnya kembali, tapi dia, sudah banyak kilasan-kilasan masa lalunya, tapi dia tidak ingat juga". Kata sang Dokter.

Mr. Do hanya tersenyum mendengar perkataan sang Dokter.

"Apa Dokter sudah memberinya resep obat"? Tanya Mr. Do.

"Sudah, saya letakkan dimeja". Kata sang Dokter.

Setelah itu, sang Dokter pamit untuk undur diri.

"Mr. Jika kondisi pewaris seperti ini terus, saya takut akan membahayakan perusahaan". Kata salah satu petinggi perusahaan.

"Itu tidak akan terjadi". Hanya itu yang keluar dari mulut Mr. Do.

"Kau sangat misterius Mr. Do". Sambung yang lainnya sambil terkekeh.

"Aku mengenal tuan Kim, aku sudah berjanji padanya akan melindunginya semampuku, selama ini, aku sudah melindungi pewaris dari jarak yang yang jauh, sekarang dengan perintah kakeknya, dia mau datang kemari". Jelas Mr. Do sembari memandangi wajah Ji-Yun.

"Kau benar Mr. Do, ya sudah saya akan kembali, jika ada apa-apa tolong beri tahu saya".

"Iya".

Para petinggi perusahaan pun keluar, hanya tersisa kan Mr. Do dan sekretarisnya.

"Setelah dia sadar, bawa dia ke mantion tuan Kim ". Titah Mr. Do.

"Baik tuan". Kata sang sekretaris.

*

"Kookie, lehermu kenapa bercahaya"? Tanya Shokie.

Ketiganya kini sedang berada ditaman belakang sekolah.

Jungkookie langsung meraba lehernya, dan dia merasakan kalung mutiara itu muncul dan sudah melingkar di lehernya dengan cantik.

"Kalungnya"? Kaget Jiminniie.

"Iya kak, kalung ini sudah menyatu pada tubuh kookie". Kata Jungkookie.

"Ba-bagaimana bisa"? Tanya Shokie yang masih tak habis pikir.

"Entahlah, kookie juga bingung, kookie jadi merasa hidup kookie seperti banyak misterius". Keluh Jungkookie.

Shokie dan Jimminie menjadi sedih mendengar perkataan Jungkookie.

"Sabar ya kookie, kookie pasti bisa menjalankannya". Kata Shokie dengan lembut.

"Iya, kami selalu bersamamu". Sambung Jiminniie.

"Terima kasih ya kak, kalian mau menjaga kookie". Kata Jungkookie.

*

Ji-Yun bangun dan dia melihat sekitarnya, masih sama, dia masih dikantor.

"Tuan sudah bangun"? Tanya sang sekretaris.

Ji-Yun hanya bergumam saja.

"Tuan, Mr. Do meminta saya untuk mengantarkan anda ke mantion tuan Kim ". Kata sekretaris.

"Tidak! Saya sudah menyewa hotel untuk beberapa hari disini, oh iya, diamana Mr. Do? Saya ingin bertanya sesuatu ". Kata Ji-Yun.

"Pulanglah ke mantion, dan aku akan menceritakan apa yang mau ke tanyakan". Tiba-tiba Mr. Do masuk kedalam ruangan.

"Kenapa harus kesana"? Tanya Ji-Yun.

"Itu adalah rumah mu". Kata Mr. Do.

"Sudah aku katakan, aku bukan Seokjin, kenapa kalian masih kekeh hah"? Kesal Ji-Yun.

"Nak, kau adalah Kim Seokjin, masa lalumu dan memori masa lalumu sudah hilang dan kau kesulitan untuk mendapatkannya, kau harus percaya dengan ini semua". Jelas Mr. Do.

"Bagaimana aku bisa percaya, aku saja tidak ingat apapun". Kata Ji-Yun.

"Pulanglah, aku akan menceritakan semua yang belum kau ketahui, ku mohon". Pinta Mr. Do.

"Baiklah". Kata Ji-Yun.

"Antarkan dia dengan selamat". Titah Mr. Do pada sekretarisnya.

"Baik Mr.". Kata sang sekretaris.

Ji-Yun mengikuti langkah sekretaris Mr. Do.

Beberapa menit kemudian, mobil yang ditumpangi oleh Ji-Yun berhenti disalah satu rumah yang begitu besar dan mewah.

"Silahkan tuan". Titah sang sekretaris yang sudah membukakan pintu.

"Terima kasih". Kata Ji-Yun.

Ji-Yun mengamati disekitar lingkungan rumah dihadapannya itu. Aura gelap dari kompleks itu dapat dirasakan oleh Ji-Yun.

"Tunggu! Kenapa aku dapat merasakan hal-hal seperti itu"? Gumamnya.




Terima kasih.....
Papaiiiiii...


YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang