Part 31

169 25 3
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, Ji-Yun selalu memikirkan perkataan pemuda yang dia ketahui namanya Rican.

"Sudah 2 orang yang memanggilku dengan nama Seokjin, apa wajahku semirip itu dengannya"? Gumamnya.

Ji-Yun terus berjalan hingga tak sadar jika sudah berada didepan rumah sang kakek. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap rumah yang kini ia tinggali bersama seorang kakek.

"Apa kakek tau sesuatu? Aku harus bertanya padanya". Monolog Ji-Yun pada dirinya sendiri.

*

Setelah semua teman-temannya pulang, Jungkookie masuk kedalam kamarnya dan duduk ditengah kasurnya.

"Kenapa aku tidak bisa merasakan kehadiran mereka? Padahal aku tidak memakai kalung mutiaranya, kemana lagi kalung itu jatuhnya. Oh ya Tuhan, kenapa aku sangat teledor sih". Gerutunya sembari mencari kesegala sudut kamarnya.

"Dimana ya"?

Jungkookie terus mencari hingga dia berdiri tepat didepan jendelanya. Karena merasa lelah, Jungkookie menghadapkan tubuhnya agar menatap jendela kamarnya.

Angin malam menerpa wajahnya yang putih dan cantik. Perlahan kedua matanya terpejam untuk menikmati sesuatu yang membuatnya tenang.

Merasa ada yang memperhatikan, Jungkookie membuka kedua matanya dan menatap kebawah dimana terdapat seseorang yang sedang berdiri menatapnya dengan senyum manisnya.

"Kak Seokjin". Lirihnya hingga tak terasa air matanya membasahi wajahnya.

Jungkookie ingin keluar dan menghampiri Seokjin, namun kedua kakinya tidak bisa digerakkan.

"Kenapa dengan kakiku? Kenapa susah digerakkan"? Monolognya sembari berusaha mengerakkan kedua kakinya.

Sesekali Jungkookie melihat kearah Seokjin untuk memastikan jika dia tidak salah lihat dan Seokjinnya masih berdiri disana.

"Kak Seokjin, kenapa kaki kookie tidak bisa digerakkan? Hiks kookie rindu kak Seokjin, hiks hiks"! Teriaknya pada Seokjin.

Jungkookie berhenti bergerak karena dia sudah lelah, dia melihat Seokjin nya hanya tersenyum saja tanpa mengatakan apapun.

"Kak, kenapa diam saja? Bantu kookie hiks, kookie ingin menemui kakak hiks"! Teriaknya lagi.

Teriakan Jungkookie terdengar sampai diruang tamu, membuat appa dan eomma Jeon langsung berlari menghampiri kamar putri mereka.

Brakkk

Pintu dibuka dengan kasar, appa dan eomma Jeon langsung menghampiri Jungkookie yang masih berada didepan jendela kamarnya.

"Kookie, sayang, kenapa nak? Kenapa menangis"? Tanya eomma Jeon dengan khawatir.

"Eomma, itu kak Seokjin, kookie ingin menemuinya, tapi kaki kookie tidak bisa digerakkan hiks". Kata Jungkookie sembari menatap eommanya.

Appa Jeon menatap bawah yang sebelumnya ditatap oleh putrinya, namun tidak ada siapapun disana.

"Sayang, tidak ada Seokjin disana". Kata appa Jeon.

Jungkookie langsung melihat kebawah dan benar apa yang dikatakan oleh papanya, tidak ada.

"Tidak appa, kookie yakin tadi ada kak Seokjin, dia tersenyum pada kookie, kak Seokjin tadi pakai baju putih, dia sangat tampan appa, kookie tidak bohong appa, eomma". Rancau Jungkookie yang menatap secara bergantian kepada appa dan eommanya.

Eomma Jeon langsung memeluk putrinya dan menenangkannya. Ada rasa sedih dan khawatir dalam hati keduanya terhadap putrinya.

"Kendalikan dirimu nak, kita belum tau dimana keberadaan kak Seokjin mu, kita do'akan saja agar dia cepat kembali dengan keadaan yang baik". Kata eomma Jeon dengan lembut.

YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang