Part 28

193 27 4
                                    

"aaaarrrrrrkkkkk". Teriak Jungkookie ketika melihat pria yang menolongnya terkena pukulan dibibirnya membuat masker yang dikenakan itu terlepas.

"Rasakan! Mangkanya jangan jadi sok jagoan kamu"! Maki sang ketua preman.

Pria itu berusaha untuk bangkit dan menyeka darah yang keluar dari bibirnya.

"Shit". Umpatnya ketika melihat preman-preman itu tertawa.

"Majulah kalau kau bisa! Ayok serang kami, hahaha". Salah satu dari preman itu.

Pria bertopi tanpa masker itu menatap ketiganya dengan tajam, senyum smirk terukir pada bibirnya.

"Kita habisi saja bos, terus kita bawa gadis itu". Bisik salah seorang diantara mereka.

"Ayok, kita habisi dia"! Seru sang ketua preman.

Ketiganya maju untuk menghajar pria bertopi itu, Jungkookie yang melihat itu hanya berdo'a agar pria yang menolongnya selamat.

Perkelahian pun dimulai lagi, sampai pada akhirnya, kemenangan didapatkan oleh pria bertopi.

"Aku tidak selemah yang kalian pikirkan". Katanya.

Ketiga preman itu masih terbaring dengan wajah penuh dengan lebam.

Pria itu melirik kearah Jungkookie sekilas kemudian pergi dari sana. Jungkookie mengejar pria yang sudah menolongnya, yang berjalan semakin jauh.

Dorrr

Suara tembakan mampu menghentikan langkah pria bertopi. Dengan hati yang berdegup kencang, pria bertopi itu membalikkan tubuhnya kearah belakang.

Dilihatnya seorang gadis cantik yang berdiri dibelakangnya dengan senyumnya. Pria bertopi itu hendak membalikkan kembali tubuhnya namun....

Bugggg

Pria bertopi itu membelalakkan kedua matanya ketika melihat gadis dihadapannya itu ambruk ketanah. Dilihatnya, seseorang yang sedang berdiri dengan sebuah pistol ditangannya.

Pria itu menatap gadis yang sudah terbaring dihadapannya tak sadarkan diri. Pria itu menundukkan dirinya dan meraih tubuh Jungkookie.

"Gadis bodoh"! Umpatnya.

Jungkookie mengejar pria yang sudah menolongnya bukan tanpa alasan, karena dia melihat seseorang yang menodongkan pistol kearah pria yang sudah menolongnya.

Pria itu mengendong Jungkookie dan membawanya pergi tanpa menghiraukan kelima orang yang tengah menatapnya.

Darah terus menetes ketanah, namun dia terlihat tetap tenang. Dia membawa Jungkookie kerumah sakit terdekat.

"Suster, tolong". Katanya.

Beberapa suster membawa brankar dan membawa Jungkookie keruang operasi. Seokjin mengikuti dari belakang hingga kedepan ruang operasi.

"Gadis bodoh"! Gumamnya lagi.

Tidak ada raut khawatir diwajah tampannya, dia terlihat begitu tenang walaupun gadis yang dia bawa sedang merenggang nyawa.

Tak lama, pintu terbuka dan seorang Dokter menghampirinya.

"Apa kau walinya"? Tanya Dokter.

"Saya bukan walinya, dia terluka ketika menyelamatkan saya, saya tidak tau siapa keluarganya". Jelasnya.

"Baiklah, peluru yang ada ditubuhnya sudah diambil dan itu cukup dalam. Tapi anehnya, walaupun begitu, dia tetap kuat, biasanya orang yang terkena peluru akan mengalami koma, tapi gadis ini tidak, hanya saja dia membutuhkan waktu untuk kembali sadar, dia tidak koma". Jelas sang Dokter.

"Baik, terima kasih". Katanya.

"Sama-sama, saya permisi". Kata sang Dokter lalu pergi.

Pria itu menatap ruang operasi yang belum terbuka, yang akan memindahkan gadis cantik itu keruang rawat. Pria itu hanya bisa memberikan fasilitas biasa saja untuk gadis cantik itu. Uangnya sudah dia gunakan untuk membayar operasi gadis tersebut.

"Ck, uangku habis lagi". Gumamnya ketika dia membuka dompetnya.

Pria itu pergi meninggalkan ruang operasi dan tak lama, ruang operasi terbuka dengan brankar yang berisi Jungkookie yang akan dipindahkan.

Pria itu pergi menuju kantin rumah sakit dan membeli air mineral karena hanya cukup untuk itu, dia juga tidak lupa untuk memakai masker kembali.

Langkahnya terus berjalan menuju pohon besar dan dia memilih duduk dibawahnya. Hari semakin malam, namun dia tidak takut sedikitpun.

Pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Dipandenginya benda cantik yang ada ditangannya.

"Milik siapa ini"? Gumamnya.

Dia terus memperhatikan benda yang ada ditangannya sembari menerka-nerka siapa pemiliknya.

"Kalung mutiara". Lanjutnya.

Setelah cukup lama, pria bertopi dan bermasker itu pergi dan menuju ruang rawat gadis yang dia tolong.

Pria itu berdiri disamping brankarnya dan menatap wajah pucat gadis itu.

"Siapa kau? Aku merasakan kau bukan gadis biasa, tubuhmu cukup kuat padahal itu adalah peluru yang masuk". Monolognya.

"Gadis malang". Lanjutnya.

Pria itu duduk dikursi dekat dengan brankar gadis yang dia tolong.

Suasana rumah sakit cukup sepi, apalagi disamping brankar Jungkookie tidak ada orang.

Pria itu memainkan ponselnya dengan serius, entah apa yang dilakukannya.

~haaaaaaa haaaaaaa haaaaaa~

"Enyahlah kau". Katanya.

Setelahnya tidak ada suara yang serupa, namun tiba-tiba pria itu melihat kearah brankar samping Jungkookie yang hanya dibatasi dengan horden.

"Sudahku katakan, enyahlah kau". Katanya lagi.

"Tidak akan aku pergi, sebelum membawa gadis itu...hihihi hihihi".

"Dia milikku".

"Aku tak perduli".

Pria itu merapalkan mantra-mantra yang membuat makhluk halus itu berteriak-teriak kesakitan.

"Arrrkkkkkk hentikaaannn....aarrkkkkk sakitttt".

Tak lama, suara itu sudah tidak terdengar lagi oleh pria bermasker dan bertopi.

Pria itu menatap gadis yang terbaring lemah dihadapannya.

"Mereka menginginkanmu ternyata, kau memang gadis yang istimewa namun juga mempertaruhkan nyawa mu sendiri, berapa usianya"? Gumamnya.

Pria itu mengeluarkan kalung mutiara yang dia simpan didalam sakunya. Kemudian menatap gadis yang ada dihadapannya.

"Apa mungkin ini milikmu? Aku rasa ini bukan kalung biasa dan aku menemukannya ketika pertemuan kita di minimarket lalu".

Pria itu memakaikan kalung mutiara itu dileher gadis yang dia tolong. Seketika, pria itu menatap wajah gadis itu yang begitu dekat dengannya.

Beberapa kilasan muncul dikepalanya, membuatnya mengelengkan kepalanya karena pusing.

"Wajahnya....arrkkk...wajahnya". Lirih pria itu sembari menahan sakit.





SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI
MINAL AIDZIN WALFAIDZIN,
MOHON MAAF LAHIR DAN BATI

Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Aamiin...
Maaf terlambat untuk upload dan terima kasih bagi yang menunggu cerita ini dan cerita-cerita lainnya.
🙏🙏

YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang