Part 45

211 35 4
                                    

Jungkookie masih dalam tangisannya dengan wajah yang tertutup oleh kedua tangannya, tanpa dia sadari jika Seokjin sudah duduk disampingnya.

Seokjin ingin mengulurkan tangannya, namun dia urungkan ketika Jungkookie mengatakan sesuatu.

"Aku memang bo*oh tidak menyadari kesulitannya dalam menjaga ku, aku salah, aku selalu membuatnya dalam bahaya, dia kehilangan kedua orang tuanya karena aku hiks...aku...aku.....".

Greppp

Jungkookie terkejut ketika seseorang memeluknya, dia ingin memukul orang itu namun dia urungkan karena itu adalah Seokjin.

"Tolong, jangan salahkan dirimu, ini semua sudah takdir kita, kau tidak membuatku sulit dalam menjagamu, justru aku sangat beruntung bisa menjadi penjagamu, dengan itu aku akan selalu menjagamu dan bersamamu selamanya". Ungkap Seokjin sembari mengelus kepala Jungkookie dengan lembut.

"Huwaaaaaaa".

Seokjin kaget dan langsung melihat Jungkookie yang menangis dengan kuat, wajahnya panik karena takut ada salah kata dengan kekasih kecilnya itu.

"Sayang, kookie, kau kenapa menangis"? Tanya Seokjin khawatir.

Namun, Jungkookie tidak menanggapi pertanyaan Seokjin, justru dia semakin menangis.

Seokjin beralih menjadi jongkok dihadapan kekasihnya dan menggenggam kedua tangan Jungkookie.

"Kookie, sayang, kenapa? Apa perkataan ku menyakitimu, hmm? Ayo, katakanlah jika aku salah. Jangan menangis ya, lihatlah, tidak malu dilihat dengan orang-orang ". Kata Seokjin.

Cep

Jungkookie diam, dia melihat ke sekelilingnya dan benar ternyata, banyak orang yang melihatnya bahkan ada Mr. Do yang sedang melihatnya. Karena malu, Jungkookie langsung memeluk Seokjin dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Seokjin.

Seokjin terkekeh melihat tingkah Jungkookie.

"Kenapa? Malu ya"? Ledek Seokjin.

Bugg

Jungkookie memukul pelan dada Seokjin yang tidak berasa sekali bagi Seokjin.

"Diam". Ucapnya.

"Baiklah". Kata Seokjin mengalah, dia membiarkan kekasihnya untuk memeluknya sampai puas.

"Kenapa kau datang kesini? Bagaimana dengan sekolahmu"? Tanya Seokjin dan membuat Jungkookie melepaskan pelukannya lalu menatap Seokjin.

"Paman Do yang menyuruhku, katanya kakak sangat susah dibilangi untuk tidak datang sendirian kegedung tua itu". Katanya.

"Dan kau, langsung menyetujuinya tanpa berfikir dulu"? Tanya Seokjin lagi.

"Iya, entahlah kenapa hatiku sangat yakin dengan perkataannya dan aku juga merasa gelisah ketika mendengar itu". Kata Jungkookie.

"Padahal, aku sudah menyuruh beberapa orang untuk datang sesuai dengan perintahku". Kata Seokjin.

"Tapi, kakak kalahkan". Kata Jungkookie dengan polosnya.

Seokjin mendelikkan kedua matanya mendengar perkataan Jungkookie.

"Mereka datangnya lambat". Elak Seokjin.

"Iya ya". Kata Jungkookie sembari memanggut-manggutkan kepalanya.

Seokjin gemas sendiri melihatnya, refleks kedua tangannya menangkup wajah Jungkookie. Dapat dilihatnya, kedua matanya besar dan lucu, tatapannya yang teduh.

Tanpa disadarinya, wajah keduanya sudah dekat lebih tepatnya, Seokjin lah yang mendekatinya.

Seokjin memejamkan kedua matanya, wajahnya semakin dekat dengan wajah Jungkookie, namun...

YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang