Part 24

202 34 4
                                    

"Namjoon, apa kau sudah menghubungi orang tua Jungkook"? Tanya Yoongi.

"Sudah, mereka sebentar lagi akan sampai". Balas Namjoon.

"Taehyung, bagaimana? Orang tua Seokjin"? Tanya Yoongi lagi.

"Ponselnya tidak dapat dihubungi, sudah berkali-kali aku menghubungi keduanya, aku tidak punya nomor yang lainnya". Kata Taehyung terdengar putus asa.

"Astaga! Bagaimana ini? Kemana kedua orang tua Seokjin". Gumam yoongi yang terdengar frustasi.

Tak lama, kedua orang tua Jungkook datang dengan terburu-buru.

"Namjoonie". Kata eomma Jeon langsung memeluk Namjoon.

"Imo, tenanglah". Kata Namjoon.

"Bagaimana keadaannya Namjoonie"? Tanya eomma Jeon dengan menatap wajah Namjoon.

Namjoon melepaskan pelukannya dan menatap Imonya dengan tatapan lembut.

"Kookie baik-baik saja Imo, mungkin besok akan siuman". Kata Namjoon.

"Syukurlah, lalu Seokjin? Bagaimana? Dimana kedua orang tuanya? Apa kalian sudah memberitahu mereka berdua"? Tanya eomma Jeon beruntut.

"Seokjin....".

"Kenapa"? Tanya eomma Jeon yang tak sabaran.

"Seokjin koma Imo". Bukan Namjoon yang menjawab, melainkan yoongi.

"APA"!?

Eomma Jeon langsung melemas dan terduduk di atas kursi tunggu, appa Jeon langsung memeluk istrinya yang syok.

"Seokjin". Lirihnya.

"Yeobo, Seokjin pasti bisa melewatinya". Kata appa Jeon yang memberi kata penenang pada istrinya.

Eomma Jeon hanya diam beberapa menit sampai kepalanya menoleh kepada anak-anak remaja dihadapannya.

"Dimana kedua orang tuanya "? Tanyanya.

Semuanya saling pandang dengan pertanyaan eomma Jeon.

"Kenapa"? Tanyanya lagi.

"Orang tuanya tidak bisa dihubungi Imo, sudah beberapa kali Tae menghubunginya, namun tidak ada sambungan". Jelas Taehyung.

"Kemana kedua orang tuanya? Kenapa tidak bisa dihubungi"? Gumam eomma Jeon yang dapat didengar oleh semuanya.

"Seokjin jarang menceritakan kedua orang tuanya, Imo". Jelas Yoongi selaku teman paling dekatnya.

"Boleh saya melihat mereka"? Tanya eomma Jeon.

"Silahkan, Imo ". Kata Yoongi.

Eomma Jeon lebih dahulu masuk kedalam ruang rawat Seokjin.

Dilihatnya tubuh anak muda yang tampan dan karismatik itu tertidur dengan penuh luka ditubuhnya. Eomma Jeon meneteskan air matanya karena tak kuasa melihat keadaan Seokjin.

Tubuh yang dipakaikan dengan banyaknya alat-alat medis yang saling bergantungan.

"Seokjin". Lirih eomma Jeon seraya menggenggam tangan kanan Seokjin.

"Bangunlah nak, jangan tinggalkan eomma, eomma sudah menyanyagimu....

Apa kau tidak mau merayakan ulang tahun kookie? Apa kau tidak mau merayakan keberhasilan kookie? Dia akan bebas berkata dirimu, Seokjin...

Bangunlah, jangan bikin eomma khawatir hiks". Isak eomma Jeon.

Eomma Jeon menundukkan kepalanya dan terisak disana, namun tidak ada respon sedikitpun dari Seokjin.

YOU ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang