— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —
Mereka tidak kehilangan skill menari yang sinkron, setelah melakukan latihan untuk pertama kalinya, mereka menaruh kamera di depan hingga rekaman video saat berlatih bisa ditonton bersama-sama. Sinb juga sedang lancar menghafal bersama mereka, atau mungkin saja ia mendapat banyak sekali semangat dari teman-temannya hingga melakukan tariannya dengan sangat baik.
Sementara itu, Yuju sudah sibuk mengatur lagu terbaru mereka agar lebih menarik dari yang dibuat oleh Sinb. Meski tak ada nada yang tertulis, tapi berkat telinga jeli Yuju terhadap nada, ia berhasil menemukan seluruh kuncinya.
"Aku lelah."
"Aku juga~"
Lantai itu menjadi tempat mereka beristirahat saat ini, padahal baru beberapa jam mereka berlatih, tapi karena faktor usia mereka jadi mudah lelah begini. Dengan posisi acak, mereka terlentang menghadap ke langit-langit ruangan berlatih, napas mereka pun terlihat tidak beraturan.
"Kita selesaikan akhir tahun ini dengan Gfriend," ujar Sowon. "Jika memungkinkan, kita lanjutkan."
Yerin mengangguk. "Tapi, apakah kita akan menerima respon baik dari orang-orang? Aku takut."
"Bagaimana jika rumor buruk malah menerpa kita?" sahut Eunha khawatir. "Mengingat kita sudah mengecewakan para petinggi waktu itu."
"Sudah biasa, kan?" Umji berucap seraya memejamkan matanya. "Kita sudah biasa menghadapinya. Kalian ingat? Dahulu kita dibubarkan secara sepihak, tapi Buddy selalu mempercayai kita."
Yuju menoleh ke samping kanan, yakni pada Gadis Hwang yang terdengar bernapas tak beraturan dibanding yang lainnya. Mungkin benar faktor usia itu, tapi kelihatannya hanya Sinb yang paling kelelahan setelah menyelesaikan latihan-latihan tersebut.
Sebelah tangan Yuju bergerak menyentuh lengan Sinb, ia melakukannya untuk memastikan apakah Sinb baik-baik saja atau tidak. Mendengar deru napasnya, tentu membuat Yuju khawatir. Namun, Sinb dengan mengerti langsung saja tersenyum, meyakinkan Yuju kalau semua baik-baik saja.
"Pulang yuk!" ajak Sowon. "Suamiku sebentar lagi pulang ke rumah soalnya."
"Yerin eonnie, mau ikut dengan siapa?" tanya Umji.
Yerin tidak mau pulang ke apartemennya seorang diri, dia cukup trauma dan pasti akan terus dihantui oleh kenangan pahit bersama pria brengsek itu. Yerin juga belum mempersiapkan tempat pulang yang baru, bahkan beberapa hari ke belakang ia menginap terus di apartemen Eunha.
"Ke apartemenku, mau?" tawar Umji. "Kan, di apartemen Eunbi eonnie sudah."
"Maaf," sesal Yerin. "Maaf jika aku merepotkan kalian."
"Ke apartemenku, ya~" mohon Umji. "Nanti kita cerita-cerita sambil nonton film."
"Tapi aku belum cerita-cerita dengan Yerin eonnie, tuh!" sahut Eunha. "Yewon ah, nanti saja, biarkan Yerin eonnie tetap di apartemenku."
"Ke rumahku saja, yuk!" Yuju yang sedari tadi diam pun kini menyahut. "Aku juga mau dipeluk-peluk sama Yerin eonnie, aku rindu~"
Keenamnya beranjak dari lantai yang dingin itu, siap bergegas pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat. Besoknya mereka harus ke sini lagi, untuk melakukan rekaman dan menentukan konsep musik video.
"Tidak mau mengabadikan momen ini?" tanya Yuju. "Aku gatal ingin mempostingnya di instagram."
"Kamera sebelah sini!" seru Umji.
Mereka mendapatkan banyak sekali foto sehabis latihan untuk pertama kalinya di ponsel Umji. Di grup pesan pasti akan dipenuhi oleh foto-foto yang diambil oleh Umji, kini grup pesan kembali ramai seperti dahulu sebelum mereka berpisah total.
Langkah Sinb menjadi begitu berat, pandangannya buram tatkala hendak meninggalkan ruang latihan ini. Teman-temannya sudah berjalan ke arah pintu, hanya dia yang menetap di tempatnya seraya memegangi tali tas bawaannya.
Bruk!
Tubuhnya ambruk tak tertahan, ia jatuh tak sadarkan diri di sana.
"Hwang Eunbi!"
"Eunbi!"
"Eunbi, kau baik-baik saja?"
"Hwang Eunbi, ada apa?"
"Hwang Eunbi!"
Mereka khawatir, terlebih melihat wajah pucat serta keringat Sinb yang begitu banyak. Pantas saja dia tidak banyak bicara dari tadi, tidak ikut merebutkan Yerin juga.
"Eunbi!" panggil Sowon di sela menepuk-nepuk pipinya. "Sadarlah, Eunbi."
Sinb mengerjap pelan, ia menemukan kesadarannya setelah beberapa menit membuat mereka semua khawatir.
"Dingin sekali tangannya," ujar Yuju yang memegangi tangan Sinb.
"Kenapa tidak bilang kalau sakit?" tanya Sowon gemetar. "Kan, kalau sudah begini siapa yang salah? Eonnie minta maaf, apa latihannya terlalu banyak?"
Sinb kembali memejamkan matanya, kepalanya terasa pening hingga kening itu berkerut. Dia memijat pangkal hidungnya sendiri, belum bisa duduk sebab masih terasa sekali sakit kepalanya.
"Kita ke rumah sakit, ya?"
"Aku tidak tahu," balas Sinb pelan. "Tolong jangan begini, aku tidak tahu, aku, aku tidak tahu!"
Ada apa dengan Hwang Eunbi?
Dia tiba-tiba saja menangis. Hal itu tentu membuat mereka yang melihatnya terenyuh. Dadanya terasa begitu sesak, Sinb beranjak duduk dan ia muntah berdarah di sana. Kepalanya benar-benar pening ketika dipaksa untuk berpikir tentang saat ini.
"Eunbi, ada apa denganmu?"
"Bertahanlah, kita ke rumah sakit sekarang juga."
Sinb menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, aku pulang saja."
"Apanya yang tidak perlu?" protes Umji. "Kau harus ke rumah sakit!"
Sinb menggelengkan kepalanya lagi, sebelah tangannya terangkat memukul kepala sebab rasa pening yang makin terasa. Jika saja Sowon tidak memeganginya, mungkin Sinb akan terus melukai dirinya sendiri. Air matanya terus mengalir sekarang, dia tersiksa dengan rasa sakitnya itu.
"Hentikan, hentikan, HENTIKAN!" Sinb berteriak di akhir. "Apa yang sedang kita lakukan di sini? Dan, kalian siapa?"
"Kau pikir ini lucu, Eunbi?" tanya Sowon.
Sinb tertawa getir, dia memang tertawa tapi air matanya masih terus mengalir. Dia seperti orang yang kehilangan akal sehatnya sekarang, membuat mereka yang melihatnya tentu merasakan sakitnya menjadi dia.
"Lepas!" perintah Sinb. "Aku mau pergi dari sini, menjauh dariku karena aku tidak kenal kalian!"
Sinb memaksakan dirinya untuk berdiri, baru dua langkah tubuhnya hampir jatuh lagi ke lantai, kalau-kalau Yuju tidak segera menopangnya yang lagi-lagi kehilangan kesadarannya.
"Ayo ke rumah sakit!"
Yerin masih memiliki banyak tenaga, ia menggendong tubuh tak berdaya Sinb keluar dari gedung bawah tanah ini. Sowon begitu sibuk menghubungi pihak rumah sakit di sela melangkah mengikuti mereka, ambulans akan datang dan membawa Sinb ke rumah sakit.
Apakah mereka harus membatalkan seluruh rencana itu?
Melihat keadaan Sinb yang tidak memungkinkan seperti itu. Pantaskah mereka melanjutkan tanpa kehadiran Sinb?
Sinb membuka matanya saat sinar matahari sore mengenai wajahnya. Dia menatap lurus ke depan tanpa bisa bergerak karena sudah sangat lemas saat ini. Dia juga tidak tahu berada di punggung siapa saat ini, dia lupa.
Tapi, dia mulai ingat kalau saat ini dia sedang bersama dengan para anggota. Sempat lupa tentang siapa mereka, kini Sinb ingat lagi tentang siapa lima perempuan yang bersamanya saat ini, siapa lagi kalau bukan anggota Gfriend.
"Apakah kau temanku?" tanya Sinb bernada bisikan. "Ah, aku benar, kan?"
Yerin menoleh, apa maksudnya? Mengapa Sinb mengucapkan begitu banyak kalimat penuh tanda tanya?
Mengapa?
— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Back My Memories
Fanfiction[COMPLETED] Sinb tidak mau hidupnya berakhir begitu saja. Menghadapi penyakit Alzheimer di usia muda, membuatnya kehilangan banyak kenangan penting. Sebagian memorinya lenyap, ia bahkan hampir melupakan identitasnya sendiri. Namun, dia menemukan jej...