25. He's Not A Human

221 45 19
                                    

— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —

"Jangan pergi ke mana pun, kecuali bersama yang lain, paham?"

Sinb terpaku membisu, di hadapannya ada Sowon yang sedang mengingatkannya untuk tidak ke mana-mana sendirian. Jemari wanita itu mengusap surai hitam Sinb dengan penuh kasih sayang, lalu Sowon mendekapnya dalam waktu yang cukup lama.

"Tetap di sini, temani Yerin," ucap Sowon. "Maaf karena Eonnie harus pergi, Eonnie tidak boleh lepas dari tanggung jawab sebagai seorang ibu."

Sinb mengangguk pelan, ketika Sowon hendak melepas pelukan ia baru membalasnya hingga menambah durasi pelukan itu. Sinb menaruh dagu runcingnya pada bahu Sowon, ia menatap lurus ke depan dan merasa nyaman dalam pelukan hangat ini.

"Kalau mau pergi pun, bilang dulu," pesan Sowon.

"Iya."

Pelukan pun merenggang, Sowon menepuk kedua bahu Sinb sembari mengulas senyum yang tulus. Sinb balas tersenyum, ia sedikit sedih karena Sowon memiliki prioritas baru sekarang. Kim Sojung yang biasanya mengutamakan para anggota, kini harus membaginya dengan keluarga kecilnya.

"Eonnie sudah dapat izin," ungkap Sowon. "Kita usahakan setelah Yerin pulih, kita kembali secepatnya."

"Ya."

Ketika tangan Sowon mulai turun dari bahu Sinb, gadis Hwang menggigit bibir bawahnya sendiri menahan nyeri saat lukanya tersentuh. Nyeri di sana, tapi Sinb harus menahan agar tidak ketahuan ada luka cukup besar di lengannya.

"Kalau begitu, Eonnie pulang dulu," pamitnya.

"Hati-hati di jalan."

"Ya, terima kasih."

Sowon melambaikan tangannya sebentar, lalu ia benar-benar melenggang pergi meninggalkan Sinb yang berada di luar ruangan Yerin. Sisanya sedang di dalam ruangan, menjaga Yerin yang belum sadar pasca diperiksa. Yerin minum obat keras katanya, hingga membuatnya hampir kehilangan nyawa.

"Wah, rupanya kau membawa Kekasihku ke sini."

Sinb terperanjat, ia yang sebelumnya sedang melamun tentu dibuat terkejut dengan suara berat milik lelaki itu.

"Di mana Yerin-ku?" tanyanya. "Aku ke rumahnya, tapi dia tidak ada di rumah, ada yang bilang Yerin-ku dilarikan ke rumah sakit."

"Kau siapa?"

Pria itu tersenyum picik. "Siapa? Jangan berpura-pura seperti itu, semalam kita bertemu, lho."

"Apa?"

"Ya ampun, apakah seperti ini teman Yerin-ku? Kurasa dia tidak pantas berteman denganmu."

"Apa maksudmu?" Sinb tersulut, ia melangkah maju menghampiri pria itu. "Dari perkataan mu sekarang, kau tidak terlihat seperti orang baik-baik, ya."

Pria itu berkacak pinggang. "Aku punya kartu As Yerin, rasanya akan seru jika aku memberitahu semua orang tentangnya."

"Kalian?"

"Dia pernah menggugurkan kandungannya juga," ungkapnya. "Sekarang minggir, Yerin calon istriku, kami akan menikah dan berhenti menemuinya lagi."

"YAK!" Sinb makin tersulut, ia mencengkram kerah bajunya dan sedikit membuatnya mundur satu langkah. "Apa yang kau katakan, hah?! Berhenti berbicara omong kosong, Yerin eonnie bukan perempuan seperti itu!"

Pria itu dengan santai malah tersenyum, kemudian tangannya terangkat dan mencengkram lengan yang diperban di balik lengan baju panjangnya. Sinb terpejam, sakit di sana, lukanya benar-benar belum mengering.

Bring Back My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang