14. I Miss You

281 48 25
                                    

— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —

Sinb memandang senja di atap gedung rumah sakit, setelah tersadar ia tidak langsung menetap dan berdiam diri. Entah mengapa kakinya begitu ingin melangkah, membawanya ke atap gedung rumah sakit yang terlihat terurus dengan baik di sini.

Langit yang biru kini berubah menjadi oranye, ada sebagian awan yang justru menambah kesan indah di sana. Sinb tidak tahu kenapa dia suka sekali memandang langit, dan Sinb juga tidak tahu mengapa bila malam tiba rasanya dia ingin berada di luar ruangan untuk melihat bagaimana bulan bersinar.

Bahkan sore ini, Sinb tak akan turun dari atap gedung sebelum melihat bulan.

"Aku rindu."

"Bagaimana pun aku rindu."

"Aku masih ingat tentangmu."

"Bagaimana pulang mu?"

"Apa aku sering bertanya tentang keadaanmu?"

"Maaf, sahabatmu ini mulai jadi pelupa."

"Jangan tertawa, sahabatmu ini masih terlalu muda untuk berada di fase pikun."

"Yak, aku juga akan mati di masa muda, aku tidak akan menua."

Sinb merebahkan tubuhnya di tempat duduk kotak tersebut, ia menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan guna kenyamanan tersendiri. Matanya mulai terpejam, dengan begini dia pasti akan terbangun saat malam tiba, saat bulan dan bintang bersinar menghiasi langit malam.

"Aku merindukanmu."

Nada bicaranya berubah drastis, air matanya jatuh begitu saja sebab kerinduan yang tak terbendung lagi. Dia masih ingat bagaimana sakitnya ditinggalkan sahabat terdekatnya, tapi dia telah melupakan momen beberapa jam lalu yang sempat membuatnya masuk rumah sakit. Dia bahkan tak ingat kalau yang celaka bukan dirinya saja, melainkan Yuju juga.

Sinb masih bertahan di dunia ini saja sudah menjadi suatu hal yang menakjubkan. Melewati hari-hari yang berat di usia dua puluhan bukanlah hal mudah. Beberapa kali ia ditinggalkan, puncaknya saat sahabat semasa kecilnya pergi untuk selama-lamanya, dunia Sinb rasanya hancur berantakan, sampai sekarang belum diperbaiki lagi. Masih hancur.

"Kenapa menangis?"

Matanya terbuka, yang Sinb lihat pertama kali ialah langit menjelang malam.

"Tidur di ruangan, jangan di sini."

Sinb beranjak duduk, ia menatap keberadaan seorang gadis yang terlihat asing di matanya saat ini. Maka Sinb menggeser posisi duduknya, memberi gadis itu ruang agar duduk di sampingnya saja.

"Kenapa jadi kau yang marah padaku?"

"Ya?"

Gadis itu tersenyum kecut. "Sungguh? Jangan berlagak seperti kau tidak mengenaliku, Bocah!"

Sinb terpaku membisu, ia mulai menatap bibir ranum milik gadis tersebut serta mata indahnya yang khas. Oh sial, Sinb mengumpat di dalam hatinya sendiri, sadar kalau yang saat ini berada di sampingnya ialah Jung Yerin. Kulitnya terlihat makin bersih, dia benar-benar Jung Yerin!

"Seharusnya aku yang marah padamu, karena kau sudah membatalkan semua rencana kita!" kesal Yerin. "Tapi apa-apaan ini? Kau berlagak tidak mengenaliku, memang sialan!"

Sinb cengengesan. "Yerin eonnie."

"Apa?!" sahut Yerin galak. "Dasar bocah menyebalkan, kau benar-benar menghancurkan semua rencana baik kita, huh!"

"EONNIE!"

Sinb tidak bisa membiarkan momen ini tanpa sebuah pelukan erat. Dia peluk Yerin dengan erat sekali, tentu saja Yerin yang semula kesulitan mengimbanginya mulai balas memeluk Sinb. Akhirnya mereka kembali bertemu lagi, dengan pelukan erat yang dahulu sering mereka lakukan di mana pun dan kapan pun.

Bring Back My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang