23. Save Me

286 46 16
                                    

— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —

Jika tidak berjalan-jalan seperti ini, maka Sinb akan mengantuk dan berakhir melupakan segalanya. Meski sudah menyimpan secarik kertas berisi catatan penting di saku, tetap saja Sinb takut melupakan peristiwa hari ini. Dia berhasil meninggalkan apartemen Umji, kini sedang berada di jalanan yang bisa dibilang masih ramai, bahkan beberapa orang mabuk tertidur di sekitaran.

Bukan hal baru lagi, orang-orang mabuk yang sedang melepas penat itu memang suka lupa diri. Mereka mengira rumput yang saat ini mereka tiduri sebagai kasur di rumah. Mau bagaimana lagi, minum adalah alternatif untuk melepaskan beban hidup, walau sementara.

"Tunggu."

"Bukankah mereka ... Yerin eonnie?"

Sinb mengerutkan dahinya, yang dia tahu Yerin memang mempunyai pacar, tetapi kalau masih pacar kenapa Yerin malah ikut keluyuran malam-malam begini? Sinb kenal betul bagaimana Yerin itu, Jung Yerin selalu dijaga dengan penuh cinta oleh keluarganya, terlebih kakak laki-lakinya.

"Tidak, mungkin laki-laki itu Kakaknya," ucap Sinb. "Yerin eonnie! Yennie!!!"

Sinb tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memanggil Yerin, hal itu tentu membuat gadis tersebut beserta lelaki di sampingnya kontan menoleh. Sinb berlari kecil menghampiri keduanya, begitu sampai ia langsung berkacak pinggang. Aroma alkohol tercium begitu kuat sekarang.

"Eonnie, ada apa denganmu?" tanya Sinb. "Oppa, apa dia minum terlalu banyak?"

"Kau siapa?" tanya lelaki itu, matanya terlihat begitu sayu. "KAU SIAPA?" bentak lelaki itu lantang.

Sinb menepuk jidatnya sendiri merasa bodoh, ternyata mereka sejoli yang sama-sama sedang mabuk. Buru-buru Sinb merogoh foto dari sakunya untuk memastikan apakah yang saat ini ada di hadapannya memang Yerin atau salah orang.

"Sial!" umpat Sinb.

"Sial?!" sahut lelaki itu tak menerima. "Sayang!!! Dia menyebut kita sialan, tidak sopan!"

"Hah?" sahut Si Gadis.

"Saya minta maaf, saya pikir kalian teman saya, maafkan saya~" sesal Sinb, ia membungkuk beberapa kali sambil sesekali menggaruk tengkuknya. "Astaga, memalukan sekali."

"Yak!"

"Kabur!!!"

Daripada Sinb diterkam oleh orang tidak dikenal itu, lebih baik kabur saja dari hadapan mereka. Lagipula, bagaimana bisa Sinb salah menyapa orang lain? Dia benar-benar malu, dan berharap tidak bertemu lagi dengan mereka berdua. Mungkin Sinb akan melupakan mereka, tapi yakinlah mereka masih mengingatnya, itupun kalau minuman tak merenggut seluruh kesadaran mereka.

"Memalukan!"

"Memalukan!"

"Memalukan!"

Ketika sedang sibuk menoleh ke belakang sambil berjalan cepat, Sinb tak menyadari kalau di depannya ada orang lain. Alhasil, tubuhnya menubruk orang di balik mantel tebal itu, Sinb juga yang minta maaf karena sudah menabraknya. Sinb sempat beradu tatap dengan seseorang itu, tapi hanya sekilas karena orang tersebut lanjut berlari.

"Hei!" pekik Sinb saat sesuatu jatuh darinya, baru saat menyadari yang jatuh uang ia memungutnya. "Hei, uangmu jatuh."

Konyol. Alih-alih berteriak seperti ketika awal memekik, saat tahu yang jatuh uang ia berteriak pelan-pelan. Jadi, orang itu mana mungkin mendengarnya. Sinb cekikikan, ia memeluk uang yang didapatnya secara percuma dari orang tak dikenal barusan.

Bring Back My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang