— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —
"Sayang, apa yang kau pikirkan?"
"Mengapa kau melakukan semua itu?"
"Syukurlah kau sudah sadar."
"Sayangku."
Sinb berlagak muntah, tentu saja perbuatannya mengundang perhatian siapa pun yang mendengarnya. Kini Sinb sedang mengusap dadanya sendiri, sambil matanya mendelik ke arah pria sok romantis di sana.
"Jaga sikapmu, Eunbi," tegur Eunha.
Sinb memutar malas bola matanya. "Aku mual, tiba-tiba saja kepalaku pusing mendengar suara seseorang tadi."
"K-kalian boleh pulang," sahut Yerin, ia menatap takut pada pria yang saat ini berada di sampingnya. "Teman-teman, k-kalian boleh pulang, a-aku, terima kasih."
"Tidak!!!" pekik Sinb. "Yang boleh pulang itu dia! Kami ini sahabatmu, kami akan berada di sini sampai kau benar-benar pulih."
Pria itu menoleh. "Ya ampun, kalian kelihatan lelah. Kalian bisa pulang, Yerin biar saya yang menjaganya, jangan khawatir."
"Coba katakan sekali lagi!" tantang Sinb.
"Eunbi!" Eunha meraih lengan Sinb. "Ada apa denganmu? Jangan berbicara seperti itu."
"Ish, diam!" Sinb mendorong tangan Eunha menjauh darinya. "Aku, tidak akan meninggalkan Yennie sampai kapan pun, aku akan terus di sini!"
"Aku juga!" sahut Umji.
Eunha dan Yuju saling menatap satu sama lain, ini kalau Maknae Line tiba-tiba kompak, sepertinya ada apa-apa, nih. Mereka itukan sama-sama cerdas.
"Sebaiknya, kau yang pulang, Tuan," ucap Sinb dengan berani. "Yerin eonnie akan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian."
"Apa?"
Terkejut. Bahkan Umji yang sebelumnya kerja sama dengan Sinb ikut terkejut. Apa kata Sinb? Yerin yang baru sadar akan dimintai keterangan oleh polisi? Atas dasar apa?
"Yah, karena sudah meneguk racun itu," tutur Sinb seraya melipat kedua tangan di bawah dada. "Hm, kira-kira akan ada pertanyaan apa saja, ya? Kurasa akan seru kalau—"
"P-polisi?" sahut pria itu.
Sinb mengangguk mantap. "Iya! Aku baru saja bicara dengan Dokter yang menangani Yerin eonnie tadi, katanya akan dimintai keterangan."
Yerin melihat adanya ketakutan pada diri pria di dekatnya. Pria itu menoleh ke arah Yerin dengan sorot yang tajam, bahkan tangannya meraih lengan Yerin dan mencengkram kuat-kuat bagian lengan tersebut. Yerin meringis tertahan, sakit menerimanya.
"Jangan sampai kau, mengatakan apapun tentang kita, awas!" peringat nya.
"Kau menyakitiku," cicit Yerin.
"Aku pergi sekarang, jaga ucapan mu, awas!"
"Lepas~"
Pria itu berdeham, ia beranjak berdiri sembari mendaratkan satu kecupan di kening Yerin. Baru setelah selesai, ia berbalik menghadap ke arah teman-teman Yerin.
"Tolong jaga calon istri saya," pesannya. "Saya mendapat pesan mendesak dari kantor."
"Lho?" Sinb beranjak berdiri. "Kau bekerja? Aku pikir kau pengangguran yang bergantung pada Yennie."
"Eh, maaf!" Eunha beranjak berdiri, ia mendorong kepala Sinb agar membungkuk. "Jaga ucapan mu, Eunbi! Dia calon kakak ipar kita nanti!"
"Argh, menjauh dariku!" Sinb mendorong Eunha. "Hei Tuan, jika kau benar-benar mencintai Yennie, kau tidak seharusnya pergi sekarang, kau harus mampu mendampingi Yennie bertemu dengan polisi!"
"Hei Tuan, kenapa kau terlihat tegang sekali? Santai sedikit, kau tidak punya masalah dengan polisi, bukan?" sahut Umji, ia beranjak berdiri seraya melipat kedua tangan di bawah dada.
Yuju berkedip cepat, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Bingung, mereka berdua dipenuhi dengan teka-teki. Sulit ditebak.
"Kau bermasalah dengan polisi, ya?" tanya Umji. "Kurasa iya."
Pria itu tidak banyak bicara, ia hanya membungkuk dan kemudian bergegas pergi keluar dari ruangan Yerin. Sinb dan Umji segera berlari ke arah Yerin, keduanya memeriksa seluruh fisik Yerin berharap tak ada luka membekas.
"Ada apa dengan kalian?" tanya Eunha.
"Eonnie, dia penjahat, kan?" Sinb bertanya pada Yerin. "Dia tidak baik untukmu, benarkan? Dia tidak benar-benar mencintaimu, dia hanya terobsesi denganmu."
"T-tolong aku!" mohon Yerin. "Aku tidak mau terus-terusan hidup dengannya, aku sudah berusaha mengakhiri hubungan itu, tapi dia mengancam ku."
"Apa ancamannya?" tanya Umji.
"Aku pernah mengikuti syuting film dewasa," aku Yerin malu. "Dia bilang, film akan ditayangkan jika kami putus."
"Eonnie!!!"
Serentak memekik, betapa mereka tidak menyangka mendengar apa yang diungkap oleh Yerin. Bahkan, Eunha dan Yuju yang semula hanya duduk di tempat mereka kini mulai menghampirinya.
"Aku juga sempat menggugurkan kandungan, dan itu karena dia," ungkap Yerin. "Semua buktinya ada di sini, aku ingin melapor tapi takut malah berbalik kepadaku."
"Jangan takut, kita di sini, bersamamu."
Pendengaran Yerin tiba-tiba saja berdengung, hal itu berakibat nyeri yang teramat sangat pada kepalanya. Ditambah lagi bayangan-bayangan mengerikan saat dirinya harus hidup berdampingan dengan lelaki bajingan seperti pria itu.
Yerin bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri sekarang, dia memukul kedua telinganya, kalau tak ditahan mungkin sudah berdarah di sana. Beruntunglah, Umji bergerak cepat menekan tombol memanggil dokter untuk segera memberi Yerin obat penenang. Pasti sulit menjadi Yerin.
— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —
"Lagunya jangan yang banyak tarian, bisa?"
"Aku kebagian sedikit juga tidak masalah, sih."
"Tapi, kita pakai lagu yang santai saja, lagu yang menenangkan dan kita tidak menari."
Kening Eunha berkerut, apakah Sinb telah kehilangan kemampuan menarinya? Sampai-sampai dia minta lagu kembali yang tanpa ada tariannya.
"Bukankah kau menyukai tarian? Apa kau telah kehilangan kemampuan itu?"
Sinb tersenyum kikuk. "Bukan begitu, tapi aku, kurasa kita hanya perlu pamer vokal saja sekarang."
"Ada apa, sih?" tanya Eunha kepo.
Untuk mendengar alasan yang lebih jelasnya, Eunha memilih untuk duduk di bangku kayu yang ada di sekitar sini. Sinb jadi ikut duduk di bangku pastinya, mengambil es krim miliknya yang berada di kantung plastik bawaan Eunha.
"Kita perbanyak interaksi dengan Buddy saja, deh. Kalau menari, aku angkat tangan sekarang," tutur Sinb.
"Hwang Eunbi, kau tidak kehilangan kemampuanmu, kan?" tanya Eunha. "Ayolah, menjadi Hwang Eunbi yang jago menari seperti biasanya."
"Berapa tahun kita tidak berkarir, coba?" tanya Sinb. "Aku lupa, aku banyak beraktivitas di rumah selama beberapa tahun tanpa kalian."
Eunha mengangguk setuju, selama tidak berkarir dia juga hanya fokus pada pelajaran dan tugas-tugas. Rasanya dia mulai terbiasa hidup sebagai mahasiswa biasa yang tidak bergelar idol.
"Apa salahnya mencoba, kita tonton video lama kita," ucap Eunha. "Kita hafalkan lagi, kurasa kita tidak akan kehilangan kemampuan menari itu."
Sinb menghembuskan napas kasar. Dia takut, jika suatu waktu memorinya hancur dan tak bisa pulih dengan cepat. Dia menoleh, menatap wajah Eunha yang mungkin akan ia lupakan suatu waktu. Dan bahkan, dia meraba wajahnya sendiri sekarang, mungkin juga dia akan melupakan dirinya sendiri.
Waktu itu akan tiba, saat seluruh memorinya lenyap.
— 𝘽𝙍𝙄𝙉𝙂 𝘽𝘼𝘾𝙆 𝙈𝙔 𝙈𝙀𝙈𝙊𝙍𝙄𝙀𝙎 —
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Back My Memories
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Sinb tidak mau hidupnya berakhir begitu saja. Menghadapi penyakit Alzheimer di usia muda, membuatnya kehilangan banyak kenangan penting. Sebagian memorinya lenyap, ia bahkan hampir melupakan identitasnya sendiri. Namun, dia menemukan jej...