Part 11 Tanda Tanya...

2.3K 112 0
                                        

Perlahan mataku terbuka sedikit demi sedikit.Mata ku menerawang ke isi ruangan mencoba beradaptasi dengan suasana disekeliling ku. Bau khas rumah sakit merangsek masuk kedalam lubang hidungku.

Ingatan ku memaksa memutar kembali kejadian malam tadi. Aku yang berusaha mengejar sosok pria yang kuyakini sebagai Jeremy akhirnya ambruk seketika sebelum aku sempat menggapainya. Saking lelahnya mungkin berlari tanpa henti demi bisa mendapatkan pria itu.

Kupijit kening ku yang masih terasa pusing. Bertanya-tanya juga bagaimana aku bisa sampai disini. Siapa yang membawa ku kemari. Apa mungkin orang yang kukejar semalam yang mengantarku kemari.

Tak lama pintu ruangan terbuka. Muncul seorang suster dan diikuti oleh Rio serta Sarah dibelakangnya. Sarah menghambur kepelukanku,dapat kulihat raut kekhawatiran dari wajahnya. Begitu juga dengan Rio yang tak kalah cemasnya dengan Sarah. Tapi aku tak melihat Natalie disini. Kemana dia.

Rio menanyakan kondisi ku.
"Gimana keadaan lo Mel. Apa udah mendingan?"

Aku tersenyum lemah menanggapi pertanyaan darinya.
"Im fine brotha,don't worry" ucap ku lemah.

Walau ku akui tubuh ku masih lemas namun aku tak menunjukan hal itu pada mereka. Aku tak ingin membuat mereka semakin khawatir tentang kondisi ku ini. Lemah jantung yang kupunya semenjak lahir membuat mereka overprotectiv terhadap ku. Tak jarang baik mereka maupun keluargaku mewanti-wanti diriku supaya tidak terlalu lelah. Mereka juga melarang ku melakukan aktifitas yang terlalu berat sehingga akan menggangu kesehatanku.

Mungkin bagi orang lain yang tak tau jika aku seperti ini pasti mereka gak akan percaya. Pasalnya fisik ku yang tak menonjolkan hal itu membuat ku tak ada bedanya dengan orang normal lainnya yang sehat tanpa penyakit.

"Mel udah berapa kali sih gue bilang jangan lari-larian. Itu bisa bikin lo cepet capek. Udah tau kondisi lo kaya gini,jangan bikin semua orang khawatir Mel" sudah ku duga Rio pasti mengocehiku gara-gara aku kembali masuk rumah sakit.

Sarah menatap wajahku sendu. Digenggamnya kedua tanganku dengan erat seperti orang yang tak ingin kehilangan sesuatu.
Aku hanya bisa tersenyum melihat kekhawatiran mereka yang kuanggap terlalu berlebihan.

Hei-hei aku kan bukan orang penyakitan yang harus dikhawatirkan segitunya. come on guys,dokter juga bilang kalau cuma kecapean. So,gak ada yang perlu dicemasin sebegitunya.

"Gue gak apa-apa kok. Gak usah berlebihan begitu. Gue gak bakal mati cuma gara-gara....." belum sempat kuselesaikan perkataan ku mereka berdua mendelik kearah ku. Meminta ku untuk tidak meneruskan kalimat itu. Ada apa lagi ini,apa aku berbuat kesalahan.

Sarah mencubit lenganku membuat ku mengaduh kesakitan.
"Jangan sekali-sekali lo ngomong kaya gitu Mel. Gue sama Rio gak suka ngedengernya. Mungkin kalau Jeremy ada disini juga dia akan bersikap sama kaya kita"

"Bener kata Sarah. Jangan ngomong sembarangan kaya gitu lagi. Kalau gue denger sekali lagi lo ngomong kaya gitu. Gue bakal marah besar sama lo Mel" ancam Rio.

Perkataan mereka kutanggapi dengan senyuman. Beruntung sekali aku mendapatkan sahabat seperti mereka berdua. Mereka yang selalu menyanyangi ku dan selalu menjagaku. Mereka bukan lagi seperti sahabat buatku melainkan sudah ku anggap seperti saudara sendiri.

Tak lama dokter datang dan memeriksa keadaan ku. Dia bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan. Besok pun aku sudah diperbolehkan pulang. Kedua orang tua ku yang sebelumnya ikut cemas ketika tau aku masuk rumah sakit lagi. Tapi setelah di beri tau oleh Rio barusan,kecemasan mereka mulai hilang. Rio bilang orang tua dan kakak ku akan datang besok untuk menjemput ku.

Rasa penasaran masih menyelimuti diriku. Tentang siapa pria semalam yang bersembunyi dibalik dinding resto. Memperhatikan kami yang sedang berpesta merayakan ulang tahun Rio. Entah kenapa perasaan ini begitu yakin kalau pria yang kukejar semalam adalah Jeremy. Dia yang dulu gak pernah absen kalau salah satu sahabatnya sedang berulang tahun kini ia tunjukan dengan hadir disana walaupun kehadirannya itu secara sembunyi-sembunyi.

Pacar Ku Berondong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang