"Hei are you okay sweetie..??" Sapaan lembut dari Nino membuyarkan lamunanku. Ahh lagi-lagi aku melamunkan hal itu. Bisakah aku berhenti memikirkan dia sebentar saja. Maksud ku hanya pada saat aku sedang bersama Nino.
"Iyaa sayang aku baik-baik saja" tangannya yang halus membelai lembut pipi ku.
"Tidak sayang,akhir-akhir ini ku perhatikan kamu sering sekali melamun. Apa ada yang mengganggu pikiran mu..??" Sorot matanya meredup seolah-olah dia tau ada sesuatu hal yang terjadi padaku.
Aku menggeleng dengan cepat,aku gak mau Nino curiga dengan ku begitu melihat banyaknya perubahan yang terjadi pada diriku. Aku hanya ingin keluar dari masalah ini. Menjalani hubungan dengannya tanpa memikirkan pria lain. Tapi semakin aku mencoba melupakan dan menolak perasaan ini pada Jeremy,itu semakin mengganggu pikiran ku.
Ku tuntun tangan nya turun dari pipiku kemudian ku genggam dengan kedua tangan ku,sesekali mengusap punggung tangan nya untuk menghilangkan kekhawatiran yang ada pada dirinya.
"Percayalah aku gak apa-apa" ku coba meyakinkan dirinya bahwa aku baik-baik saja dan akhirnya dia mempercayai ku. Kini bisa kulihat sikap nya berubah seperti biasa,sorot mata kecemasan yang ada diwajahnya tadi menghilang begitu saja setelah keberhasilan ku meyakinkan dirinya. Aku bersyukur untuk itu,setidaknya aku akan berusaha untuk tidak memfokuskan diriku pada hal itu lagi karena aku tak ingin melihat raut kekhawatiran dari kekasih ku itu.
"Makan yang banyak,kamu terlihat kurus sekali akhir-akhir ini" Nino menyuapi ku dengan perlahan. Bukan hanya dia saja yang menganggap aku kurusan,bahkan Rio dan Sarah juga beranggapan seperti itu.
Memang ku akui selera makan ku gak sebanyak dulu,mungkin karena terlalu banyak yang kupikirkan belakangan ini jadi nafsu makan ku terganggu. Yaa mau bagaimana lagi toh ini bukan kemauan ku juga.
Disela-sela aktifitasnya nya menyuapi ku,ponsel Nino berdering. Dia menghentikan pergerakannya kemudian beralih pada benda mungil yang ditaruh disamping gelasnya. Sekilas kulihat keningnya berkerut,ia nampak ragu-ragu untuk menjawab telepon itu. Tatapannya kemudian beralih padaku,seakan meminta ijin padaku untuk mengangakat telepon itu.
"Jawablah,aku bisa makan sendiri" ucapku sambil tersenyum. Seketika itu juga dia pamit padaku untuk menjawab telepon itu. Dia berjalan agak menjauh dari tempat nya duduk. Aku pun kembali meneruskan makan siang ku.
Cukup lama dia berbicara dengan si penelpon itu,dan akhirnya dia kembali ke mejanya.
"Emm sayang,,sepertinya aku harus pergi sekarang. Aku lupa harus menemui bos ku hari ini karena ada urusan kantor yang harus diselesaikan"
"Iyaa aku mengerti,pergilah dan hati-hati" ucap ku.
"Tapi aku--"
"Iyaa gak apa kok,nanti aku pulang naik taksi saja. Sekarang pergilah dan selesaikan urusan mu itu"
"Oh terima kasih my little sweetie" ucapnya seraya mencium pipi ku sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan ku.
"Mungkin ada baiknya aku pergi mengunjungi Sarah. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padanya termasuk soal perasaan Jeremy padaku" segera aku bergegas mencari taksi untuk kugunakan pergi menuju kediaman Sarah. Sebelumnya tak lupa ku bayarkan makan siang ku dan Nino dengan uang pemberiannya sebelum pergi meninggalkan ku.
*****
Author Pov
Jeremy menyesap white coffe caramel panasnya. Pikirannya menerawang kepada kejadian tadi malam. Ia tak pernah menyangka akan secepat itu mengungkapkan perasaan nya kepada Carmel. Padahal ia akan tau resikonya jika Carmel mengetahui perasaan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ku Berondong..
Teen Fiction"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya." ======CARMEL LORETTA TANAKA =====
