Part 29 Keraguan..

1.9K 80 2
                                    

" Masuklah dan tidur dengan nyenyak. Jika terjadi apa-apa jangan sungkan bilang ke gue" ucap Jeremy sebelum aku turun dari mobilnya. Aku mengangguk sambil tersenyum padanya.

" Iyaa bawelll..." ku cubit kedua pipinya sehingga membuatnya mengaduh kesakitan.

Jeremy meletakan telapak tangannya diatas kepalaku,diusapnya puncak kepala ku dengan lembut. Mendapatkan perlakuannya yang seperti ini membuat kedua pipiku memanas seketika. Untung saja malam hari dan didalam mobil Jeremy hanya lampu sekitar jalan saja yang merangsek masuk kedalam mobil dan menerangi kami sehingga pipiku yang kurasa sudah memerah seperti udang rebus tak akan mungkin dilihat Jeremy saat ini.

" Yaudah gue masuk yaa,lo hati-hati dijalan. Dan kalau sudah sampai kabarin gue,trus kalau---"

Cupp....

Belum sempat aku menyelesaikan kalimat ku,Jeremy membuatku terdiam dengan mendaratkan ciumannya di kening ku. Aku terpaku karena sikapnya yang tiba-tiba seperti itu. Aku hanya bisa menatapnya tanpa bisa melanjutkan kalimatku lagi. Semua tiba-tiba menghilang dari pikiranku.

"Kenapa kok diem..?? Kaget ya..?? Hhe" ujar Jeremy sambil tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi nya yang putih.

"Iyaa abisnya kalau lo gak digituin pasti lo terus-terusan ngoceh panjang lebar" Kalau dicium kaya gitu kan langsung diem" tambahnya lagi.

"Lain kali kalau mau nyium bilang-bilang dulu. Bikin kaget aja" Kalau ada yang liat gimana" semburku sambil menyilangkan kedua tangan ku.

"Duuhhh gitu aja ngambek. Iyaa lain kali gue bilang-bilang dulu deh kalau mau nyium" ucapnya sambil menyolek dagu ku dengan jari telunjuknya.

"Yaudah gue turun ya. Sampai ketemu nanti. Daaahhh" setelah pamit padanya dan melihat kepergiannya dari rumah ku,barulah aku melangkah masuk kedalam.

Dalam hati aku berterima kasih pada Tuhan karena sudah menyadarkan hati ini. Akhirnya aku bisa merasakan kembali yang namanya cinta dan hal itu justru kudapatkan dari sahabatku sendiri.

Sesampainya didalam aku disambut dengan senyum sumringah dari kakak ku yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia menatap ku dengan tatapan penuh selidik. Aku tak tau apakah tadi dia melihat ku pulang bersama Jeremy atau tidak. Lebih baik aku pura-pura tidak melihat saja dan langsung masuk kedalam kamarku untuk menghindari pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

Namun belum sempat kulangkahkan kakiku semakin jauh menaiki anak tangga untuk sampai dilantai atas,kak Jody langsung melontarkan pertanyaan nya padaku.
"Habis jalan sama Jeremy ya..?? dan kayanya lo mulai akur lagi sama dia"

Terpaksa aku menghentikan langkahku dan segera menoleh langsung kearahnya.
"Ia seperti yang kak Jody  liat. Tapi bukannya selama ini hubungan gue sama Jeremy memang baik-baik aja yaa. Gak ada masalah tuh"

Kulihat dia beranjak dari sofa yang ia duduki dan berjalan menghampiriku. Tangannya yang kekar merangkul pundakku,dan membimbingku berjalan menaiki anak tangga langkah demi langkah.

"Jangan bohong,memangnya setelah perjodohan kalian batal hubungan kalian tetap baik-baik saja. Gue bisa liat kali lo berdua sama-sama tersiksa dengan hal itu. Tapi yaa gue ikut seneng akhirnya sekarang kalian bisa kembali seperti dulu lagi." Ucap kak Jody  panjang lebar.

Yaa kuakui sebagian besar dari perkataannya barusan memang tak ada yang salah. Aku dan Jeremy pun awalnya sama-sama mengakui bahwa hubungan kami sempat renggang dikarenakan perjodohan itu dibuat,tetapi semakin kesini kami merasa bukan karena perjodohan itu yang menyebabkan hubungan kami retak melainkan setelah hal itu dibatalkan. Satu persatu konflik perasaan bermunculan diantara kami berdua.

Pacar Ku Berondong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang