"Ninoooo" mata ku membelalak tak percaya dengan apa yang kulihat sekarang ini. Sebisa mungkin ku tutup mulut ku yang masih menganga dengan kedua tanganku. Cinta pertama ku berdiri dihadapanku sekarang.
"Lo kenapa..?? Ngeliat gue kaya liat hantu aja" cibirnya. Sikap nya yang dingin pada semua wanita masih bisa kurasakan hingga saat ini. Gak ada yang berubah dari dirinya hanya saja dia terlihat lebih tampan dan dewasa dari sebelumnya. Ohh mungkin saja perasaan ini akan datang lagi.
"Haha gak kok cuma gue gak nyangka aja bisa ketemu lo lagi" ucap ku sambil memainkan jemari tanganku.
"Ohh" jawabnya singkat. Apa hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ahhh benar-benar tak bisa dipercaya aku menyukai lelaki dingin sepertinya.
Lama-lama disini hanya membuatku tampak semakin bodoh dihadapannya. Tak bisa kupungkiri perasaan ini masih ada untuknya. Lebih baik aku pergi saja dan kembali ke aula. Aku tak mau dia berpikir bahwa aku masih menyimpan rasa untuknya.
"Carmel" cegahnya. Demi apa dia manggil nama ku. Ini pertama kalinya dalam sejarah hidupku dia memanggil namaku. Oh Tuhan betapa senangnya hati ini.
"Tarik nafas Mel,please bersikap biasa aja oke. Jangan mudah ge-er cuma karena dia manggil nama lo doang. Oke sekarang berbalik lah kearahnya dan bersikap sewajarnya saja"
"Iaa ada apa" tanya ku santai.
"Ayo kita ke aula bersama-sama" ucapnya sambil berlalu dari hadapanku.
Heii apa aku tidak salah dengar,barusan dia mengajak ku pergi bersama. Ahhh apa itu tandanya dia mulai tertarik padaku. Hihihi semoga saja begitu.
"heeiii tunggu aku" ucap ku setengah berlari mengejarnya.
"Disini terlalu banyak orang,gue gak terlalu suka keramaian" desisnya setengah berbisik padaku.
"Ini minum lah,setidaknya bertahan lah sebentar sampai acara makan-makan" kataku sambil menyodorkan segelas minuman padanya.
"Jadi lo kesini cuma mau numpang makan doang"
"Eehh bukan begitu maksudnya.. ahh sudahlah diam saja dan nikmati" kataku.
Acara nya akan segera dimulai. Kulihat Clara selaku pembawa acara mulai naik keatas podium.
"Selamat malam kawan-kawan ku tercinta. Apa kabarnya kalian semua sekarang.?? Uhh pastinya banyak yang berubah ya dari kalian. Okelah tanpa banyak bicara lagi mari kita buka acaranya dengan pembukaan sesi pertama dari group vokal SMA kita. Tepuk tangannya dong" kami semua bertepuk tangan menuruti apa kata si pembawa acaranya.
Kulihat mereka sangat antusias begitu melihat mereka naik keatas panggung. Suara tepuk tangan dan siulan tak henti-hentinya menyertai mereka. Kulirik pria disebelahku dia nampak tak menikmati acaranya. Sedari tadi kudengar lenguhan dan decakan kecil darinya.
Lagian aku heran deh kalau dia emang gak suka kenapa mesti dateng kesini coba. Buang-buang waktu aja kan. Tak lama dia bangkit dari tempat duduknya,sepertinya dia sudah tak tahan lagi berlama-lama disini.
"Mau kemana..?" tanya ku.
"Mau keluar,gak betah gue lama-lama disini. Kenapa mau ikut..?"
"Aaa--aappaa..?"
"Haduuhhh gue tanya lo mau ikut atau tetep disini menonton pertunjukan bodoh itu" ucapnya mengulang perkataannya.
"Ii--yyaa tentu saja gue mau" kataku mantap sambil berdiri dan berjalan disampingnya.
"Ayoo masuk lah" Nino membukakan pintu mobilnya untuk ku. Tanpa menunggu lama lagi aku langsung menuruti perintahnya.
Diarahkannya mobil itu keluar dari gerbang sekolah dan melaju meninggalkan acara reuni itu. Astaga ini kali pertamanya dalam hidupku Nino mengajak ku keluar seperti ini. Anggap aja ini sebagai first date ku setelah sekian lama aku menunggu kesempatan ini.
"Kita mau kemana no..??" Tanya ku membuka pembicaraan.
"Emm kita cari cafe didekat sini. Tenang aja lo masih bisa makan gratis kok,anggap aja ini buat nebus kesalahan gue di masa sekolah dulu"
Kesalahan..?? Apa yang dibicarakannya..?? Kesalahan apa yang membuatnya hingga mau mentraktir ku seperti ini.
"Maksudnya apa yaa gue gak ngerti" tanya ku lagi.
"Huuffttt ternyata sudah lupa. Ya sudah anggap aja gue gak pernah ngomong kaya gini" acuhnya sambil melihat-lihat daftar menu yang diberikan oleh pelayan disini.
"Bb-bbukan begitu hanya saja kita kan udah lama gak ketemu jadi maklumin aja kalau gue melupakan sesuatu" kata ku merajuk.
"Bisa kurasakan perasaan itu sudah gak ada lagi sepertinya. Setelah beberapa tahun lamanya banyak perubahan dari lo yang gak gue tau" ucapnya sambil menyerahkan kembali buku menu pada sipelayan tadi.
Aku hanya terdiam mencoba mencerna perkataannya barusan. Mungkinkah saat ini dia sedang membicarakan tentang perasaanku padanya. Kenapa tiba-tiba dia mendadak perduli pada hal itu. Apa mungkin dia menyesal karena telah mengacuhkan ku dulu. Ohh ini sulit dipercaya.
"Maaf udah bikin lo sakit hati karena sikap cuek gue sama lo. Gue punya alasan tersendiri buat ngelakuin itu. Tapi sekarang alasan itu sudah gak berlaku lagi buat gue" masih kudengarkan dia bicara tanpa berani menyela pembicaraannya.
Perlahan dia mulai berani menatapku. Auranya masih sama seperti dulu,hanya dengan menatapnya saja mampu membuat hati ini nyaman dan tenang. Sedetik kemudian dia meraih tanganku.
Nino menghela nafas beratnya,berusaha mengatur nafasnya sebelum memulai kembali pembicaraannya.
"Jadi,,masihkah perasaan itu ada di diri lo Mel walau hanya sedikit...??" Kalau memang ada kasih gue kesempatan buat ngebalesnya" ucapnya sembari menatapku dengan lembut.
Gak,gak mungkin dia bicara seperti padaku. Ini mungkin cuma halusinasi ku saja.
"Sadar mel sadar" kugigit bibir bawahku sekeras mungkin kalau memang ini hanya imajinasiku saja maka gak akan terasa sakit. Tapi nyatanya ini perih sekali,itu tandanya kalau ini nyata bukan khayalan ku saja.
"Gimana Mel,gue yakin rasa itu masih ada" tanyanya lagi.
"gg-gguee,gue gak yakin soal itu" buatku ini terlalu mengejutkan. Aku tak tau harus berbuat apa sekarang ditambah lagi saat ini status ku adalah calon istri dari Jeremy walaupun dalam pernikahan kami nanti terdapat kesepakatan yang dibuat oleh aku dan dia.
Tapi tetap saja aku gak bisa menerimanya begitu saja. Bagaimana kalau salah satu keluarga dari Jeremy tau bahwa aku menggandeng pria lain selain dirinya,apa itu gak akan membahayakan kondisi tante Nia nanti. Aku butuh waktu untuk ini semua.
"Entahlah No,gue bingung mesti jawab apa sekarang. Gue butuh waktu" jawabku padanya. Kulihat senyum diwajahnya,nampaknya dia bisa menerima jawabanku saat ini. Perlahan dia melepaskan genggamannya padaku.
"Iyaa gak apa gue ngerti kok. Gue bisa nunggu untuk itu"
Setelah pembicaraan itu Nino bersikap seperti biasa lagi. Dia mengajak ku berbicara mengenai kehidupan yang kujalani setelah lulus dari SMA dan yaa yang kuceritakan padanya gak jauh dari keseharianku saja selama ini. Dan untuk masalah perjodohan ini sebaiknya jangan kuberi tau dulu. Biar nanti-nanti saja bersamaan dengan jawaban yang akan ku berikan padanya.
Setelah itu dia mengantarkan ku kembali ke acara reuni sekolah karena aku tak ingin teman-temanku mencari keberadaan ku yang menghilang tiba-tiba dari sana tanpa memberi tau mereka sebelumnya. Nino pamit padaku setelah berjanji sebelumnya bahwa besok ia akan mengajak ku keluar dan aku hanya mengiyakannya saja. Soal Jeremy biar nanti aku yang urus.
Acaranya mungkin sebentar lagi selesai. Masa bodoh lah lagi pula ketinggalan acara itu gak merugikan ku yang ada malah membuat ku happy malam ini. Siap-siap saja mencari alasan jika nanti mereka tanya dari mana saja aku selama acara ini berlangsung.
Mudah-mudahan mereka gak liat aku turun dari mobil Nino. Kalau sampai ada yang tau bisa-bisa dilaporin ke Jeremy nih. Setelah kurasa aman gak ada tanda-tanda keberadaan mereka di depan pintu aula,ini kesempatan ku untuk segera masuk kesana tanpa ketahuan.
Tapi baru saja beberapa langkah dari gerbang seorang pria yang sangat kukenal sedang berdiri menatap lurus kearahku. Sorot matanya seperti ingin meminta penjelasan dari apa yang kulakukan barusan..
"Baguuusss,anak pintarr" desisnya sambil tersenyum sinis kearahku.
"Jeremy...!!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/41641997-288-k529517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ku Berondong..
Roman pour Adolescents"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya." ======CARMEL LORETTA TANAKA =====