Part 17 Kejutan..??

2K 87 0
                                    

Jam 10.00 wib. Ruang Kemoterapi.

Seperti biasa pagi-pagi sekali aku sudah stand by mengantar dan menunggu tante Nia sampai beliau selesai kemoterapinya. Hari ini Jeremy gak bisa nemenin kami ke rumah sakit karena harus mengecek beberapa spare part untuk ditaruh di bengkel barunya.

Yaa maklum lah sebentar lagi kan pembangunan bengkel barunya sudah mencapai tahapan finishing dan tinggal melakukan penataan saja maka gak heran kalau Jeremy harus beberapa kali bolak-balik ke sana buat mastiin kalau semuanya berjalan sesuai harapannya.

Tante Nia melambai kearahku,sepertinya sudah selesai. Aku menghampiri beliau yang masih berkonsultasi dengan dr.Andrew. Setelah dirasa cukup kami berdua pun pamit padanya dan bergegas meninggalkan ruangan itu.

Tante Nia mengajak ku makan siang sebentar dan kemudian dilanjut dengan mengantarkannya ke salah satu mall di Jakarta Pusat. Sempat sesekali beliau menanyakan hubungan ku dengan Jeremy. Iya ku jawab saja sejauh ini so far so good gak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. Toh untuk saat ini kami berdua sama-sama disibukan dengan bisnis masing-masing.

Tante Nia mengajak ku masuk kedalam toko perhiasan. Jangan-jangan kali ini dia mau kasih aku salah satu perhiasan disini nih. Wuaahh kalau itu benar aku sih gak bakal nolak deh. Karena yang kutau perhiasan yang dijual di toko ini berkisar puluhan juta rupiah.

Salah seorang spg wanita menyapa kami.
"Selamat siang mau cari apa.?? Biar saya bantu pilihkan" ucap nya ramah.

"Saya mau cari cincin pernikahan mbak kalau bisa bentuknya yang unik" jelas tante Nia dan si mbak-mbak tadi langsung membimbing kami menuju etalase paling pojok karena disana khusus tempat cincin.

Perasaan ku kok mendadak gak enak gini ya.
"Emm tante,buat siapa cincin nya kalau boleh Carmel tau" tanyaku penasaran.

Tante Nia menoleh pada ku,lalu mengusap pipiku lembut.
"Yaa buat kamu sama Jeremy,masa buat tante sama om" jawab tante Nia sambil tertawa pelan.

Nah loh jadi dia ngajak aku kesini untuk beli cincin pernikahan buat aku dan Jeremy. Itu tandanya pernikahanku bakal lebih cepat dari yang kubayangkan sebelumnya. Oh ya ampun ini diluar dari dugaan ku. Aku kira pernikahan kami akan dilangsungkan minimal setahun atau dua tahun kedepan,karena mengingat aku dan Jeremy perlu waktu untuk lebih saling mengenal pribadi satu sama lain.

Keningku berkerut,ku pandangi lekat-lekat wajah tante Nia. Mencari kebohongan didalam sorot matanya,mungkin saja saat ini dia ingin menggoda ku dengan cara seperti ini. Tapi nyatanya tak seperti yang kubayangkan. Perkataan yang ia ucapkan padaku tadi benar adanya.

"Ttaa--ttannte gak lagi bercanda kan..?" tanya ku gugup.

"Apa wajah tante kelihatan main-main..??" tanya nya balik tanpa menolehku. Matanya masih asyik melihat-lihat beberapa cincin yang direkomendasikan oleh si mbak-mbak spg tadi.

"Tapi tante apa ini gak terlalu cepat yaa..?? Aku sama Jeremy kan harus membiasakan diri dulu tan,beradaptasi satu sama lain biar nanti gak canggung kalau udah nikah." aku berusaha menjelaskan sebisa mungkin biar tante Nia merubah pemikirannya.

Kulihat tante menghentikan pandangannya pada cincin-cincin tadi dan sekarang tatapannya beralih kepadaku.
"Dengerin tante ya sayang. Bagi tante saat ini,sekarang,besok,lusa,minggu depan,bulan depan atau tahun depan itu akan sama aja buat tante. Karena nanti kamu akan tetap jadi menantu juga"

Percuma saja berdebat dengannya. Belakangan ini ku tau dari Jeremy bahwa sifat tante Nia mirip dengan ku yaitu sama-sama keras kepala. Jika dia bilang 'A' yaa harus 'A' gak boleh 'B'. Kalau sampai gak diturutin hemm jangan harap bakal di tegur lagi.

Pacar Ku Berondong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang