Part 27 Kebenaran (Part 3)

1.9K 89 0
                                    

"JE--JERREMMY" seru Carmel ketika melihat siapa orang yang menarik tangannya.

"Ayo gue anter lo pulang" ucap Jeremy yang masih terus memegang lengannya.

Carmel terdiam sejenak menatap Jeremy nanar. Sejujurnya saat ini ia tak ingin pulang kerumah dulu,dirinya ingin menenangkan hati nya yang kacau karena perlakuan kasar Nino tadi. Ia tak mungkin pulang dengan wajah yang sembab seperti sekarang,ia tak ingin membuat semua orang rumah yang melihatnya bertanya-tanya kepadanya.

Carmel menggeleng dengan cepat sembari mengusap air mata nya yang terus menerus mengalir membasahi kedua pipinya. Jeremy menghela nafas pelan,ia tau bahwa dengan mengantar nya pulang saat ini bukanlah hal yang tepat untuk dilakukannya.

Jeremy tersenyum sambil mengusap cairan bening yang membasahi pipi Carmel menggunakan kedua tangannya yang kekar namun penuh dengan kelembutan dan kehangatan. Sesaat Carmel merasakan sentuhan hangat di wajahnya,rasanya begitu menenangkan. Usapan lembutnya membuat Carmel tanpa sadar menghentikan tangisnya,hanya saja suara isakan yang masih terdengar.

"Baiklah.." Emm..." Jeremy nampak sedang berpikir,tempat manakah yang bisa mengembalikan keceriaan Carmel lagi. Dan tiba-tiba saja..." Ayo ikut gue" Jeremy segera menarik lengan Carmel tanpa menunggu persetujuan darinya.

"Eehh kita mau kemana Jer..??" Tanya Carmel sambil bersusah payah menjejari langkah kaki Jeremy.

"Udah ikut aja,gak usah bawel" ucap Jeremy santai.

"Selalu saja begitu,selalu saja semau dirinya sendiri. Tapi entah kenapa hatiku merasa senang dengan kehadirannya disini. Perasaan apa ini..." gumam Carmel dalam hati,tatapannya tertuju lurus pada punggung pria yang kini berjalan didepannya. Pandangannya beralih pada tangannya yang masih terus digenggam oleh Jeremy. Tanpa sadar Carmel tersenyum.

"Nah kita sudah sampai" Jeremy melepas sit belt nya.
"Ayo turun,mereka berdua sudah berada didalam" tapi tak ada sahutan dari wanita disebelahnya. Jeremy menoleh kesamping dan saat itu juga dia tertawa melihat Carmel tertidur dengan pulas.

Jeremy menggoyangkan bahu Carmel pelan dan perlahan matanya terbuka. Carmel menggeliat kan tubuhnya,tangannya terangkat keatas, sesekali Carmel menguap sehingga membuat Jeremy tak bisa menahan tawanya.

"Kenapa tertawa seperti itu. Apa ada sesuatu di wajah gue" Carmel segera menarik cermin yang berada di atas mobil Jeremy. Dia meneliti tiap inchi wajahnya barangkali ada sesuatu yang mengecap disana.

Tiba-tiba Jeremy menaikan kembali kaca yang sedang Carmel pakai,hal itu membuat Carmel mendelik sebal kearahnya.
"Mau sampai kapan bercermin begitu..?? Lagi pula gue ketawa bukan karena ada sesuatu di wajah lo tapi karena tadi dengkuran lo itu cukup keras. Lagi pula sejak kapan lo tidur mendengkur seperti itu..??"

"Bohong,gak mungkin gue kaya gitu. Pasti ngarang kan lo" semburnya cetus. Bibir Carmel maju beberapa centi kedepan membuat Jeremy semakin tertawa melihat Carmel yang memasang wajah cembetut seperti itu,saking gemas nya melihat Carmel yang bertingkah seperti anak kecil membuat Jeremy spontan mengacak-acak rambutnya asal dan hal itu membuat perasaan Carmel kembali tak menentu.

"Ayo turun,kasian mereka menunggu kita kelamaan" ajak Jeremy yang kemudian turun dari mobilnya.

"Tunggu..!!" Seru Carmel dan membuat Jeremy menoleh kearahnya.
" Maksud lo dengan mereka..??" tanya Carmel penasaran,namun Jeremy hanya menjawab pertanyaan Carmel dengan senyuman,lalu kembali berjalan meninggalkan Carmel yang masih belum beranjak dari tempatnya.

"Aiisshhh dia itu menyebalkan sekali" gerutu nya sambil berjalan setengah berlari mengejar Jeremy yang sudah masuk kedalam sebuah bangunan berlantai tiga.

Pacar Ku Berondong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang