Oh tidak jalanan kembali lancar lagi. Kulihat mobil yang ditumpangi Jeremy sudah meluncur cepat menembus dengan mudah kendaraan didepannya. Ini gak bisa dibiarin,aku gak mau kehilangan jejaknya lagi. Sebisa mungkin hari ini aku harus berhasil mendapatkannya lagi. Masalah Natalie yang bisa berada satu mobil dengan Jeremy nanti saja kupikirkan. Yang terpenting aku bisa mengejarnya sekarang.
"Kakak buruann ikutin mobil warna maroon yang ada didepan itu. Cepetann kak jangan sampai lolos" perintahku pada kak Jody.
"Kamu kenapa sayang memangnya ada apa dengan mobil itu?" tanya mama yang melihat gelagat aneh dariku.
"Tau lo ada untungnya emang buat gue nurutin kemauan lo itu" desis kak Jody yang masih asyik santai mengemudikan mobilnya.
Haduhhh bisa gak sih kalian jangan banyak tanya. Kalau aku kelamaan nerangin yang ada itu mobil makin gak keliatan sama sekali.
"Duhh pada bawel deh. Kenapa gue nyuruh lo kejar tuh mobil karena didalem sana itu Jeremy"
Orang tua ku dan kak Jody ketika mendengar pernyataan ku barusan sama kagetnya dengan ku tadi. Tak perlu menunggu waktu lama untuk membuat kak Jody mau menuruti perintah ku. Secepat kilat mobil kakak melaju dengan cepat mengejar mobil Jeremy. Kini jarak mobil kami dengannya sudah begitu dekat. Sesikit lagi kak Jody mampu menghalau laju mobil Jeremy.
Tiba-tiba saja.
"Oh shitttt,damn." Kak Jody menginjak rem mobilnya kuat-kuat. Kepalaku terantuk jok didepanku. Aku mengaduh kesakitan,menyalahkan kakak ku karena mengerem mendadak. Untung saja dibelakang kami tak ada mobil lain kalau tidak apa yang akan terjadi pada kami nanti.
"Kak apa-apaan sih lo berhenti mendadak kaya gitu"
"Lo mau buat kita mati cepet haaahhh...!!!!!! teriak ku pada kak Jody. Kulihat mama dan papa mengusap dada mereka. Sepertinya mereka shock dengan kejadian barusan.
Kak Jody menoleh kebelakang. Menatap ku dengan tatapan sinisnya. Sepertinya ia tak suka dengan omelanku barusan.
"Lo gak liat didepan ada apa. Lo mau kita ditangkep polisi?"
Ku condongkan tubuh ku kedepan melihat apa yang membuat kakak ku ini hampir membunuh kami semua.
"Ohh" hanya itu yang mampu keluar dari mulutku. Ternyata lampu merah yang membuatnya seperti itu. Lagian kenapa bisa ada traffjc light disini sih. Siapa yang menaruhnya. Sepengetahuanku dulu gak ada deh. Apa mungkin akunya yang pikun ya.
Aku berdecak kesal. Kenapa sih keberuntungan gak berpihak padaku sekali saja. Lagi-lagi Jeremy lolos dengan mudah. Nasib nya selalu mujur. Padahal nyaris sedikit lagi mobil ku dapat menghalau jalannya. Kalau saja ini traffic light gak ada pastinya sudah dapat kubawa Jeremy pulang kerumahnya dan meminta penjelasan atas sikap yang seenak jidatnya.
"Sorry kak gue gak tau" maaf dari ku hanya dibalas deheman saja dari kakak ku itu. Nampaknya dia masih kesal karena ocehan ku tadi. Ahh sudahlah nanti juga baik sendiri. Udah biasa dia kaya gitu,jadi gak perlu diambil pusing.
"Tapi kamu yakin kalau tadi itu Jeremy?" Papa yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara juga.
"Iaa pah,Carmel yakin itu Jeremy" ucap ku penuh percaya diri. Seratus persen aku sangat percaya dengan penglihatanku. Mata ku ini masih sangat lihai dan jeli kalau hanya untuk mengenali seseorang yang jaraknya gak begitu jauh dariku. Semua yang ada di pria tadi menuju pada sosok Jeremy.
Mataku enggan terpejam. Rasa kantuk yang kurasa sejak berada dimeja makan,kini tiba-tiba menghilang begitu saja setelah aku merebahkan tubuhku dikasur. Ingatan ku tiba-tiba beralih pada kejadian tadi siang.
Aku masih tidak mengerti bagaimana bisa Natalie bersama dengan pria yang selama ini aku dan kedua sahabatku bersusah payah mencari keberadaannya. Berarti mungkinkah selama ini Natalie mengetauhi Jeremy ada dimana. Kalau begitu satu-satunya orang yang mesti kutanyai saat ini adalah Natalie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ku Berondong..
Teen Fiction"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya." ======CARMEL LORETTA TANAKA =====
