Part 15 Kesepakatan..??

2.7K 93 1
                                    

Semenjak kedatangan kedua orang tuaku di kediaman Rio,tak banyak dari aku maupun Jeremy atau bahkan Natalie dan Rio sendiri yang kelihatan gembira seperti biasanya. Raut wajah kami menunjukan ekspresi tersendiri seperti apa yang sedang kami rasakan saat ini.

Kedatangan mereka kesini tak lain hanya untuk membicarakan kelanjutan mengenai perjodohan diantara keluarga ku dan keluarga Jeremy. Orang tua ku sepakat membahas kelanjutan masalah ini setelah mengetahui bahwa Jeremy sudah diketemukan.

Om Bagas dan istrinya pun juga sangat setuju jika pembahasan soal ini dipercepat sehingga mereka bisa tidur dengan nyenyak seperti sebelumnya. Kulirik Jeremy yang duduk diseberang ku,agak jauh dari tempat ku duduk namun aku bisa menangkap kecemasan dari raut wajahnya. Mungkin dia bingung harus menerimanya atau menolaknya.

Yaa aku tau itu. Jeremy sedang memperhitungkan untung ruginya jika menikahiku. Seharusnya ia tak perlu memperhitungkan sampai segitunya. Dia tak akan rugi jika mau menikahiku. Justru dia akan selamat dari ancaman ayahnya yang mampu membuatnya menjadi gelandangan hanya dalam waktu sekejap saja.

Malah kalau boleh dibilang disini akulah yang rugi. karena apa? Karena aku harus merelakan kebahagiaan seumur hidupku dengan menikahi pria yang gak aku cintai karena perjanjian bodoh yang mereka buat. Rasanya saat ini aku ingin teriak saja dan lari dari sini seperti halnya yang Jeremy lakukan tempo lalu.

Tak lama bel pintu berbunyi. Rio yang melihat pembantunya setengah berlari dari dapur hendak membukakan pintu,mencegahnya dengan melambaikan tangan padanya. Ia bangkit dari sofa dan membukakan pintu untuk tamunya itu. Seorang pria seumuran dengan papa masuk disusul dengan wanita yang usianya juga sama dengan mama. Rio tampak hormat pada mereka berdua,disalaminya mereka dan mempersilahkannya masuk kedalam.

Natalie pun melakukan hal yang sama pada mereka seperti yang dilakukan kekasihnya tadi. Mereka berdua tersenyum melihatku,dipeluknya aku seperti anaknya sendiri. Ahh ada rasa canggung didiriku diperlakukan seperti ini. Pasalanya ini kali kedua aku bertemu dengannya setelah pertemuan pertama kami di restoran waktu itu.

Sikap ketidaksukaan bisa jelas terlihat di wajah Jeremy. Mungkin dia masih kesal karena mereka lah perjodohan antara dia dan aku terjadi. Walaupun saat ditaman dia mengatakan jika ia bersedia untuk dijodohkan dengan ku,namun bisa kulihat dari dalam dirinya bahwa ia terpaksa melakukan ini hanya untuk menyelamatkan hidup nya dari ancaman ayahnya.

Sungguh ironis memang melihat nya mengambil sikap seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi dia terbiasa hidup dibawah bayang-bayang fasilitas yang diberikan orang tuanya. Dia tak bisa hidup seperti ku,mandiri dengan uang hasil keringat sendiri. Walaupun dia mempunyai bisnis bengkelnya itu,tetap saja uang yang ia pakai untuk membangun usaha itu adalah seratus persen uang orang tuanya.

"Mama senang bisa melihat mu lagi nak" Tante Nia begitu terharu melihat anak satu-satunya kini sudah berada dihadapannya lagi. Ia tak tahan menahan kesedihan ketika mengetahui Jeremy kabur dari rumah. Satu-satunya orang yang terpukul saat itu yaa tante Nia.

Tangan tante Nia tak henti-hentinya membelai wajah Jeremy. Seolah-olah ia tak percaya jika sekarang yang ada didepannya adalah benar anaknya. Jeremy menggamit tangannya lembut,diciuminya berkali-kali punggung tangan ibu nya itu seraya meminta maaf atas sikapnya selama ini.

Ayah Jeremy hanya bisa menatap mereka dengan diam. Kurasa ia sedang berpikir ulang soal perjodohan ini,mesti dilanjutkan atau tidak mengingat pemberontakan Jeremy terhadapnya hingga sempat membuat istrinya jatuh sakit karena memikirkan anaknya yang minggat dari rumah.

"Baiklah bisa kita bicara sekarang" tanya om Bagas sambil melihat kearah kami.

Diam-diam kulirik Rio memberi isyarat pada Natalie untuk segera pergi dari sini,membiarkan kami untuk menyelesaikan masalah ini tanpa harus didengar oleh pihak asing.

Pacar Ku Berondong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang