Pov Jeremy
Ini salah ku,gak seharusnya aku ngomong ini dulu sama mama. Tapi biar bagaimanapun mama harus tau yang sebenarnya. Aku dan Carmel memang gak bisa untuk terus sama-sama nerusin perjodohan itu. Carmel sudah menunjukannya padaku sikap protes nya pada perjodohan sialan ini dengan cara pergi bersama Nino malam itu.
Sebenarnya aku juga gak menyalahkan seratus persen sikap Carmel yang seperti itu. Dia bebas dan berhak menentukan pilihannya sendiri. Kami berdua juga telah membuat kesepakatan sebelumnya,tapi kenapa ketika melihatnya pergi bersama pria lain hati ini gak terima seolah-olah aku gak suka dia jalan sama yang lain selain diriku.
Lagi-lagi aku kabur dari rumah meninggalkan mama begitu saja setelah kita bertengkar hebat pagi ini. Mama yang gak menyukai keputusan mendadak ku ini sangat marah bahkan dia tega menampar wajahku dengan tangannya hanya demi Carmel. Aku gak menyesali perbuatan mama itu justru aku kasihan melihat mama yang gak tau apa-apa tentang Carmel selama dibelakang mama.
"Mom,come on Carmel gak seperti yang mama kira. Dia gak suka perjodohan yang kalian buat,dia menerima begitu saja karena melihat kondisi mama yang sakit-sakitan"
plaaakkkkk..!!! Sebuah tamparan keras meluncur tepat di pipi kanan ku. Baru kali ini kulihat mama sebegitu marahnya dengan ku. Dia marah karena gak suka mendengar perkataan ku yang memojokan Carmel didepannya.
"Cukup Jer cukuppppp...!!! Mama gak mau denger alasan apapun tentang Carmel dari kamu sebelum mama melihatnya sendiri. Lebih baik kamu pergi dari hadapan mama sebelum mama kehilangan kendali. Pergi Jer perrgggiiiii.....!!!!!"
Teriakan mama masih terngiang jelas ditelingaku. Aku harus bagaimana sekarang,gak mungkin kan aku memohon sama Carmel untuk tetap melanjutkan perjodohan ini sedangkan jelas-jelas wanita itu telah merencanakan hubungannya dengan Nino. Percuma bilang sama mama soal ini,nyatanya mama tetap pada pendiriannya dan mempercayai Carmel bahwa Carmel gak akan mungkin selingkuh di belakangku.
Bip bip bip....!!!!
Rio calling...
Anak ini menelpon pada saat yang gak tepat. Kuangkat teleponnya dengan malas.
"Iyaa kenapa io..??"
"Jer,nyokap lo masuk rumah sakit...!!! Cepetan lo kesini sekarang,nanti gue sms'in ruangannya. Buruaaannn...!!"
Kliiikkk...
"Mama"
Aku langsung bergegas menuju rumah sakit yang Rio maksudkan. Jangan-jangan penyakitnya kambuh,apa ini gara-gara pertengkaranku dengan mama tadi. Oh Tuhan semoga gak terjadi apa-apa dengan mama. Lindungi dia Tuhan.
Sesampainya disana aku segera berlari menuju ruang tempat mama dirawat. Tapi belum sempat kakiku menginjak lantai teesebut kulihat dari kejauhan Nino sedang berjalan menuju ruangan mama.
"Ngapain nih anak ada disini. Mau cari mati rupanya" batinku menggeram kesal.
Kuhampiri dia sebelum benar-benar sampai disana.
"Ngapain lo disini..?" Tanyaku tanpa basa-basi. Kulihat dibelakangnya Rio nampak setengah berlari begitu melihat kedatanganku.
"Hei Jer gue turut prihatin nyokap lo masuk rumah sakit. Gue disini cuma nemenin Carmel aja kok" jawabnya sambil tersenyum.
"Cihh..!!! Pake sok-sokan prihatin segala. Nyokap gue masuk sini juga gara-gara lo. Asal mulanya tuh lo. Kalau lo gak dateng lagi dikehidupan Carmel gak bakal jadi kaya gini. Dasar bedebah cilik"
"Jer lo udah dateng,yukk gue anter lo kesana" Rio merangkul pundak ku dan langsung membawa ku menuju tempat perawatan mama.
"Isshhh gue masih belum selesai sama bocah itu io.. lepasinnn..!!!" gerutuku sambil mencoba membuka tangannya yang terus merangkul leher ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Ku Berondong..
Teen Fiction"Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya." ======CARMEL LORETTA TANAKA =====
