LF 19: SAKIT YANG KEDUA.

11 7 0
                                    

Haiii?
Glad to see u!
Vote dulu yaa, satu vote dari kamu very-very berharga bangett buat akuu
Happy reading all!💞

***

.

.

Bangun pagi setelah kehilangan itu merupakan perasaan yang dihindari oleh setiap manusia. Termasuk seorang gadis yang saat ini tengah duduk di atas ranjang seseorang yang sudah tidak ada lagi di bumi.

"Padahal gue berharap itu semua cuma mimpi. Kak," setelahnya dia bangun untuk keluar dari tempat itu.

Saat keluar, dia melihat mamanya yang sudah berdiri di depan pintu kamar Mia dengan seorang pelayan disana. Shilla mengerutkan keningnya melihat pelayan itu membawa susu dan roti di atas nampan.

"Mau dibawa kemana, ma?" Tanya shilla. Nezza hanya tersenyum tipis.

"Mau dikasih ke kakak kamu, dia belum makan dari kemaren." Balas nezza, Shilla mendongakkan pandangannya ke atas langit-langit rumah matanya sangat panas sekarang.

Dengan tangan bergetar, gadis itu mengambil alih nampan itu dari pelayannya.

"Biar Shilla aja, bi" ujarnya, sedangkan sang pembantu hanya tersenyum tipis, dia sangat tau kondisi hati nyonya besar itu saat ini.

"Mama istirahat aja, biar Shilla yang ngasih kakak makanannya," Nezza tersenyum untuk pertama kalinya pada putri bungsunya itu, dia mengelus lembut bahu shilla.

"Terima kasih ya? Suruh kakak kamu habisin makanannya," Shilla mengangguk lalu kembali masuk ke kamar kakaknya.

"Kak, dimakan," setelah mengucapkan itu, bahu Shilla bergetar hebat, matanya dialiri cairan bening yang tak berhenti keluar.
Gadis itu mengigit bibir bawahnya yang bergetar sebagai peralihan.

"Kak, mama hancur tanpa Lo. Ayo bangun kak, mama sakit!" Meskipun selama ini nezza tak pernah memperdulikannya, tapi Shilla tetap menyayangi mamanya itu dengan sepenuh hati.

Gadis itu menatap nanar ke arah nampan yang tadinya ada di pegangannya, jika makanan itu tidak habis akan dipastikan mamanya curiga dan kecewa. Tapi itu berisi selai kacang yang sama sekali tak bisa dia makan.

"Gue bawa ke sekolah aja, abis tu kasih ke bapak-bapak yang sering duduk di tepi trotoar itu," gumamnya lalu meminum susu di atas nampan itu.

**

Saat turun ke bawah, gadis itu malah disodorkan dengan pandangan yang tak biasanya terjadi di rumahnya. Nezza terduduk dengan kondisi sangat kacau serta Difto yang mencoba menenangkan.

"ANAK AKU MASIH HIDUP, MAS! DIA BELUM MATI!" Shilla meneguk Salivanya susah payah saat mendengar ucapan itu, matanya kembali memanas dan berembun.

"IKHLASIN MIA, NEZZ! DIA GABAKALAN TENANG NGELIAT KAMU BEGINI!" Ujar Difto yang juga membentak istrinya.

Karna memang dasarnya kasar, Difto melayangkan tangannya di udara berniat untuk menampar pipi istrinya itu.

PLAKK!
Nezza membulatkan matanya sempurna saat melihat tamparan itu malah mengenai putri bungsunya.

Shilla terdiam, menikmati sensasi panas yang kini menjalar di bagian pipinya. Rahang gadis itu mengeras.

Last ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang