See u again!
happy reading all!!💞***
"Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan yang aku sukai. Namun, melupakanmu adalah suatu hal paling berat yang aku benci."
****
"Anak mama kenapa mukanya cemberut gitu? Nanti cantiknya hilang, lho." Ujar Ghina saat menyadari raut Shilla yang masam semenjak pulang sekolah.
"Lagi kesal ma." Balas gadis itu, Ghina menggeleng kecil lau mengusap bahu putrinya.
"Masalah fall in love?" Tebak wanita itu tepat sasaran. Shilla mendongak, menatap ibu sambungnya itu sayang.
"Mama pernah ngerasain?" Tanya gadis itu.
"Kamu baru nyebur, mama udah kering." Balas Ghina. Shilla yang mendengar itu terkekeh pelan.
"Sakit juga ya ma, aku kira dulunya jatuh cinta itu indah." Celetuk Shilla dengan raut kesalnya.
"Jatuh cinta itu indah, kalau cintanya setara. Tapi kalau yang cintanya cuma satu pihak, ya, susah." Shilla kembali menatap Ghina. Memang benar apa yang dikatakan ibu sambungnya itu.
"Tapi ma, kenapa kisah percintaan aku selalu aja ada orang ketiganya? Aku kan juga mau bahagia." Bibirnya maju beberapa centi, mengerucut sebal.
"Anak mama udah dewasa ya? Udah ngerasain jatuh cinta." Shilla tersenyum lalu beralih memeluk Ghina dari samping.
"Ma, terus kayak gini ya? Maaf kalau dulu aku pernah nyakitin hati mama." Ujarnya tiba-tiba, Ghina yang mendengar itu merasa terharu serta bahagia.
"Mama sayang kamu nak, meski kamu bukan darah daging mama seutuhnya. Tapi kamu putri mama satu-satunya." Shilla mengangguk lalu semakin mempererat pelukannya. Berada di pelukan Ghina itu nyaman, mungkin seperti ini juga rasanya jika berada di pelukan Nezza, ibu kandungnya.
"Ma, aku minta maaf." Lirih gadis itu, Ghina mengerinyit bingung.
"Untuk apa, nak?" Tanyanya.
"Maaf belum bisa sepenuhnya menerima papa. Luka aku masih perih ma, susah ngobatinnya." Ghina mengangguk paham, pasti susah untuk menerima kembali seorang yang pernah memberi luka untuk kita.
"Mama paham, kamu coba pelan-pelan ya, nak? Bagaimanapun, itu papa kamu." Shilla tak tau kenapa dirinya sangat patuh pada Ghina saat ini. Mungkin, jika dulu didikan orang tuanya selembut dan setenang ini, dia tak akan tumbuh menjadi gadis pembangkang seperti dirinya saat ini.
***
Saat merebahkan tubuhnya diatas kasur, Shilla merasa terganggu akan notifikasi yang terus menghujani layar ponselnya.
"Ck, berisik." Gumam gadis itu, saat ingin mematikan data seluler, satu notifikasi berhasil mencuri perhatiannya.
"Jadi yang pacarnya kak @Farkaarka itu kak Nara, ya? Bukannya dulu dekatnya sama kak @Arshillavrska?" Shilla berdecak sebal, baru satu hari kehadiran gadis menyebalkan itu disekolah Sudah membuat keadaan menjadi heboh. apalagi dengan munculnya gosip bahwa Naraya Versana itu adalah kekasih Farka.
"Tapi kalau diliat, tuh cewek ga bener dah." Shilla sudah berusaha untuk memikirkan hal yang positif terhadap Nara, namun tetap saja tak bisa.
Ting!
Farka
•Omongan mereka yang di group, jangan dipikirin, ya?
•Pacarku cuma kamu, selamanya tetap kamu.
•Sudah makan kah, tuan putri? Sudah aku go food—in ya, silahkan di cek keluar rumah.
•Besok ke sekolah aku jemput.
![](https://img.wattpad.com/cover/345535016-288-k336316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Forever
Teen Fiction⚠️jangan lupa vote & follow⚠️ Ini tentang keluarga, persahabatan dan kisah percintaan yang nantinya akan berakhir sempurna. Semoga saja semesta merestuinya. Arshilla Veriska Byantara, gadis yang selalu saja menanggung sesuatu yang sangat diluar bata...