"DAFFA?!"
Sentakan dari arah tangga membuat lelaki berjas itu menoleh kearah sana, dimana seorang wanita yang sudah dua tahun ini menjadi istrinya.
Menyebalkan sekali ketika pagi yang harusnya cerah menjadi mendung perkara ceramahan tak bermutu dari.
Kenapa dulu dirinya harus menikahi wanita ini dan membuang kesayangannya?
"Gua gak mau ngancurin mood gua, jadi lebih baik lo simpen perkataan lo," ucapnya dengan dingin tanpa melihat wanita itu.
"Aku ini istri kamu! Sehari diem di rumah apa salah nya?" Perkataan itu membuatnya ingin tertawa, ingat dia apa yang wanita ini lakukan satu tahun lalu.
"Daffa, kapan kita punya anak jika sekarang ini bahkan satu tahun kamu belum pernah menyentuhku lagi." Sebenarnya Daffa tidak ingin menanggapi ocehannya namun perkataan tadi membuatnya ingin sekali tertawa.
"Lucu banget lo, setahun lebih gua ngarepin punya anak dari lo, tapi apa? Lo malah minum pil pencegah kehamilan tanpa sepengetahuan gua, bahkan lo ngewe sama cowok sialan itu? Lo kangen ngewe sama gua?" Ujarnya sarkas.
"DAFFA?!" Sentak perempuan itu.
"Lo bisa diem gak?! Se hari ajah bikin gua betah di rumah emangnya gak bisa? Kalo mau ngewe sama selingkuhan lo sana jalang." Setelah mengatakan itu Daffa pergi dari rumahnya.
Rumah yang dua tahunan ini ia tempati bagaiakan neraka.
Nama perempuan itu Veli dengan nama lengkap Velicia Dina Arkanu, wanita yang dia kira adalah wanita lugu, wanita yang begitu manis sampai membuatnya berpaling dari kesayangannya.
Dua tahun lebih bersamanya ternyata hanya bencana.
Dug...
"Sialan pake ada batu lagi?!" Maki Daffa ketika dirinya terjatuh di belakang sekolah.
Dengan terpaksa dirinya harus ke uks untuk mengobati luka ini, niat ingin membolos dia urungkan begitu saja.
"Siap-siap kena omel Ibu negara ntar." Ujarnya berusaha melangkah dengan tertatih.
Memiliki luka di bagian lutut sungguh merepotkan, sakitnya bukan main.
"Woyyy penjaga obatin luka gua buru." Perkataan menggantung saat melihat gadis yang sedang berdiri sambil membawa sebuah kotak.
"Kakak gapapa?" Pertanyaan dengan suara lembut itu mampu membuatnya terpana namun saat sadar bahwa ada yang menunggunya pulang dengan segera dirinya menarik tangan perempuan itu untuk mengobati dirinya.
"Obat gua buru," titahnya yang langsung dituruti dengan gugup oleh perempuan itu.
"Nama aku Velicia nama kakak?"
Daffa yang sedang membenarkan celananya menoleh pada perempuan itu, niat perempuan itu sudah bisa dia tebak dari awal tetapi dirinya tidak merasakan risih seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Word
Teen FictionDia kira waktu dua tahun itu cukup untuk menghapus rasa cintanya, ternyata tidak, apalagi ketika dirinya berhasil menciptakan makhluk dari hubungannya. Zikri mati-matian menjaga makhluk itu tumbuh berkembang dalam tubuhnya, rasanya aneh ketika medap...