part 7

14.2K 837 14
                                    


Tesss tesss tesss

Ada yang masih melek kan?

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kea denger Bubu ya," ucap Zikri mensejajarkan posisinya dengan Keanza yang duduk di kursi taman dengan mulut penuh cemilan bayinya.

Keanza mengangguk saja terlalu sibuk mengunyah.

Pagi ini, pagi-pagi sekali bubu nya sudah membangun kannya untuk ikut keluar rumah, lebih tepatnya menemani sang Bubu belanja di taman ini.

Dan dirinya akan di tinggal pergi ntah kemana.

"Kea disini dulu jangan kemana-mana apalagi macem-macem iya? Duduk dengan tenang jangan ribut, Bubu pergi sebentar doang."

Lagi hanya anggukan saja, tangannya memasukan cemilan pada mulutnya tetapi pandangannya mengarah pada Bubunya yang sedang memberi wejangan.

Meninggalkan Keanza sendirian disini bukan hal yang harus di takuti karena Keanza anaknya cukup pintar dan cukup menurut, terkadang.

Tetapi dalam keadaan seperti ini Kea cukup bisa di percaya.

"Bubu pergi iya? Inget pesen Bubu oke Emoy?" Ucap Zikri memastikan Keanu mengeluarkan suaranya untuk berjanji

"Okeee Bubu, Kea duduk sini, Bubu datang, nihh ginih. Oke?" Zikri tidak bisa menahan gemas pada anaknya sendiri dimana kata-kata itu hanya terucap 'Ote Bu, Kea yuk ni Bu atang, ini nih. Ote?' Apalagi ketika Keanza menekuk kakinya dan menaruh tangannya di lututnya.

Beberapa menit setelah kepergian sang Bubu, Kea sudah merasakan kesemutan disaat dirinya merasa ada yang menempati tempat duduknya, dirinya langsung tersenyum saat tahu siapa orang itu.

"Om,,, om kaki Kea geli," ucapnya menarik Jas yang di pakai Daffa.

"Ya kamu ngapain gendut? Ubah posisi duduk kamu itu," Ucap Daffa merubah duduk anak berisi itu, Dirinya terkejut harus duduk di samping Kea.

"Namanya siapa dut?" Tanya nya mencolek pipi yang sedang mengembung karena mengunyah es krim yang dia belikan tadi.

Selama hampir satu bulan ini mengenal anak ini, Daffa belum pernah menanyakan nama lengkap anak ini.

"Keanza Radeya Moiz." Ucap Keanu dengan semangat dengan senyum yang ntah bagaimana bisa mirip dengan seseorang dimasa lalu nya.

Daffa masih ingat senyum itu, senyum manis yang selalu mengalihkan perhatiannya.

"Om panggil Endut aja ya? Moymoy juga lucu buat kamu." Celetuk Daffa begitu gemas akan anak di sampingnya ini.

Daffa diam tak beranjak meskipun seharusnya dirinya sudah bersiap-siap pergi ke Cafe dan setelahnya ke kantornya demi bertemu Bubu anak ini.

Kali ini Daffa berdoa semoga tidak ada yang menghalanginya sungguh dia penasaran dengan sosok Bubu bagi Kea.

Jika benar pria yang dikatakan satpam komplek rumahnya adalah Bubu bagi Kea maka kecurigaannya benar.

"Pinter, Nurut Kek gini kan lucu." Celetukan dari arah belakang membuatnya menegang.

Suara ini tidak pernah ia lupakan, suara yang selama dua tahun ini dia rindukan, Suara dari seseorang yang masih menjadi pemilik hatinya.

"Zikri." Gumamnya mendongakkan kepalanya dan langsung menoleh pada pria yang sedang berjongkok dan berbicara pada Kea itu.

Zikri yang tidak menyadari keberadaan pria di samping Kea pun langsung menoleh.

Bibirnya tersungging senyum miring melihat pria yang tidak pernah dia kira akan secepat ini di temuinya.

"Daffa,, " balasnya tanpa memalingkan tatapannya dari bola mata yang memancarkan kerinduan yang begitu besar itu.

Different WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang