Part 23

5.3K 332 28
                                    

Perhatian untuk siapkan tisu sekotak dan cemilan, puter lagu di atas gak sih?
Pokoknya menurut gua cocok😌😌😌

Dan seperti biasa kata yang di tulis miring itu Flashback ngokey

Jauh darimu aku masih bisa terima, tetapi ketika aku tahu kamu tidak lagi satu kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jauh darimu aku masih bisa terima, tetapi ketika aku tahu kamu tidak lagi satu kehidupan. rasanya aku ingin menyusulmu dan meninggalkan ke fana an ini.

Tempatku adalah disisi mu, bagaimana bisa aku tetap ada jika tempatku bukan lagi disini.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya nya langsung berdiri setelah melihat dokter keluar dari ruang periksa.

"Apakah kalian keluarganya?" Tanya nya membuat Daffa mengkerutkan dahinya.

"Iya, bagaimana keadaanya dokter?" Tanya nya lagi namun ekspresi dokter seakan ragu memberitahunya.

"Bagaimana dengan suami? Apakah pasien memiliki suami?" Tanya dokter itu membuat Daffa tambah mengernyit.

Ini dokter tahu dari mana kalo Zikri punya nya suami bukan istri?

"Saya dok, jadi bagaimana keadaannya?" Tanya nya setelah menjawab dokter itu, demi apapun dirinya begitu mengkhawatirkan Zikri namun dokter seakan mempermainkannya.

"Anda suaminya pasien?" Tanya dokter itu kembali.

Ini cuman hayalan author deh keknya, emang ada dokter yang begini?😌

"Dok, ini saya lagi khawatir loh, dokter nanya hal-hal yang gak penting tau gak?!" Ujar Daffa tidak bisa membendung kekesalannya.

Dokter itu berdehem sesaat sebelum merubah raut wajahnya.

"Kalo begitu bapak ikut saya keruangan saya, kita bicarain disana." Ucapnya dan berlalu dari sana.

Daffa melihat kearah Ima yang sedang menggendong Keanza yang tertidur "Kamu pulang Ma, gak baik buat Keanza lama-lama disini" ujarnya dan menyerahkan selembar uang.

"Naik taksi ya, biar saya pesenin." Tambahnya, mengusap rambut Keanza dengan lembut, tatapannya teduh namun tetap merasa khawatir pada kesehatan anaknya.

"Jadi?" Tanya nya sedikit menggantung di ucapannya sambil duduk di kursi yang tersedia disana.

Dokter di depannya yang sekitaran umur 40 tahunan itu sedikit gugup ketika melihatnya.

"Pasien sudah keluar dari masa kritisnya, untuk luka di bagian kepalanya lumayan parah yang di sebabkan benturan kencang saat kecelakaan tersebut dan selebihnya tidak perlu di khawatirkan, beberapa jam kemudian mungkin pasien akan sadarkan diri." Penjelasan dokter itu membuat Daffa rileks sedikit.

Different WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang