Yooo Minna
Selamat menikmati.
Ehmmm kali ini suasana hati gua lagi baekkk banget jadi dapet alur nya begini.Pagi ini Zikri terbangun dengan tubuh pegal di setiap bagian, demi apapun kegiatan semalam adalah hal yang dia paling dia sesali.
Bagaimana bisa dirinya mengerang dan menikmati setiap kelakuan Daffa padanya, bahkan dirinya melupakan tujuan awalnya, bisa di katakan dirinya kalah dalam permainan.
Sial!
Tubuhnya beringsut untuk duduk dengan kepala menyendur pada kepala ranjang dengan selimut yang bertengger sampai pinggangnya memperlihatkan bagian jahitan di perutnya bekas saat melahirkan Keanza.
Suara pintu dan susul dengan teriakan membuatnya mengalihkan pada pintu yang di buka.
"Bubuuuuuuuu,,,"
Berdiri Daffa dengan setelan kerja dan Kea dalam gendongannya, pemandangan pagi yang indah.
"Morning Bubu, Ayo makan." Ajak Kea, tubuhnya memberontak dalam gendongan Daffa meminta di turunkan.
Setelah kakinya menampak pada lantai, dirinya berusaha menaiki tempat tidur yang lumayan tinggi.
"Om minta tolong, bantuin." Pintanya, mengulurkan tangannya keatas yang langsung Daffa angkat dan meletakannya di kasur.
"Selamat pagi Bubu," ujarnya lagi kali ini dengan ciuman di kedua pipi Zikri.
Daffa melihat itu semua, senyumnya terbit melihat pemandangan di depannya, tubuhnya condong kearah Zikri dan ikut mencium kedua pipi Zikri.
"Pagi Bubu." Ucapnya menirukan perkataan Keanza, sedangkan Keanza yang melihat itu tersenyum bahagia sambil bertepuk tangan berbeda dengan Zikri yang melototkan matanya.
"Ayo sarapan bareng, Kea gak mau sarapan tanpa kamu dan sebentar lagi aku harus ke kantor." Beritahu tahu kembali menegakkan tubuhnya.
Zikri beranjak dari asur dengan Kea dalam gendongannya hanya mengenakan celana tidur panjangnya yang Daffa kenakan semalam.
"Bubu, ini apa merah-merah?" Tanya Kea menyentuh area dimana warna merah itu berada, Zikri terdiam saat mendengarnya, tangannya dengan cepat menutupi Kissmark yang Daffa berikan padanya.
Tatapannya menoleh kearah Daffa yang pokus pada tablet di tangannya, demi apapun dia tidak tahu Jika Daffa meninggalkan jejak, setelah sampai di ruang makan, dirinya dengan segera menurunkan Kea di kursi bayi yang tersedia disana dan berlalu pergi.
"Om Bubu kenapa?" Tanya Keanza mengalihkan perhatiannya pada Daffa.
"Kea kan papa bilang, panggil papa bukan Om." Peringat Daffa, tadi pagi dirinya sudah membuat kesepakatan dengan Kea untuk memulai memanggilnya Papa namun sepertinya anak itu masih tidak mengerti akan kata 'papa'.
"Papa?" Coba Kea yang kali ini membuat senyum Daffa merekah.
"Iya sayang, papa." Timpalnya mengusap rambut Kea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Word
Teen FictionDia kira waktu dua tahun itu cukup untuk menghapus rasa cintanya, ternyata tidak, apalagi ketika dirinya berhasil menciptakan makhluk dari hubungannya. Zikri mati-matian menjaga makhluk itu tumbuh berkembang dalam tubuhnya, rasanya aneh ketika medap...