Belakangan ini mood gua lagi jelek banget, sensitive banget lagi, di senggol dikit langsung marah-marah, bahkan mood gua anjlok banget, dari tadinya punya ide tiba-tiba ilang.
Butuh coklat sama eskrim nihh gua.
"Ehhh kamu mau kemana?" Tanya satpam Keanza berjongkok untuk melewati palang yang menghalangi seseorang untuk masuk kedaerah cluster.
Keanza berdiri, menatap satpam itu dengan lugunya setelah itu dia kembali jongkok untuk melewati palang yang terpangpang itu.
"Kea mau masuk," ucapnya berusaha menggerakan kakinya meskipun susah.
Satpam itu menatap Kea dengan kesal, dirinya tidak menyukai anak kecil, apalagi terhadap anak di depan nya yang dia tebak pecicilan.
"Jangan kek gituhhh nanti jatuh sukurin," ujarnya saat Keanza tidak menyerah untuk berjalan jongkok, sampai Keanza tidak bisa menyeimbangkan dirinya dan tersungkur dengan lutut lebih dulu.
"Hhuaaaaaa sakit huhuhu Bubu sakit hiks," tangisnya memegang kedua lututnya, di lihatnya lututnya yang berdarah sebelum menatap satpam dengan air mata yang mengalir deras.
"Huaaaa om berdarah, kaki Kea berdarah." Adunya menunjuk lututnya itu.
Pak satpam kelimpungan, dirinya bukannya tidak sigap hanya saja dirinya belum menikah dan dirinya tidak tahu harus apa terhadap kecil ini.
"Ihh om bego huaaaa Bubu,,," teriak Kea saat satpam di depannya hanya bergerak gelisah tidak ada inisiatif untuk mengambilnya.
"Heh enak ajah ngatain orang, lagian kamu sendiri yang ngeyel buat di bilangin, sekarang luka kan sukurin." Ujarnya.
"Kenapa?" Pertanyaan berat di belakangnya membuat nya langsung menoleh, seorang yang sepertinya akan pergi.
"Ehh pak Daffa, bentar ya pak maaf ini ada gangguan." Ujarnya bersiap mengangkat Keanza sebelum Daffa menyelanya.
"Kea?" Panggil Daffa turun dari motornya untuk menghampiri Kea yang sedang merentangkan tangannya siap menerima gendongan pak satpam.
Mendengar panggilan itu dirinya menoleh kearah motor, melihat Daffa langsung saja tangannya berubah haluan meminta di gendong oleh Daffa.
"Om kumis!" Girangnya, Daffa mendengus mendengar panggilan baru dari Keanza seingatnya kemaren Keanza belum tahu apa nama kumis, bahkan dia menyebutnya dengan bulu kemarin.
"Kamu ngapain kesini? Bubu kamu mana? Kabur lagi ya kamu?" Tuding Daffa segera mengangkat Keanza, sekarang waktunya bekerja sudah di pastikan sebentar lagi orang-orang akan lewat sini.
"Kea mau main kesana," ujarnya menunjuk sebuah rumah mewah yang terlihat dari sini, di dalam pagar yang terlihat itu sebuah ayunan dan juga prosotan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Word
Teen FictionDia kira waktu dua tahun itu cukup untuk menghapus rasa cintanya, ternyata tidak, apalagi ketika dirinya berhasil menciptakan makhluk dari hubungannya. Zikri mati-matian menjaga makhluk itu tumbuh berkembang dalam tubuhnya, rasanya aneh ketika medap...