Part 6

15.7K 878 18
                                    

Aaaa postur nya ilang ehhh apasih namanya ya.

Pokoknya happy Reading nya ilang lohhh🫠

Harus bikin lagi...

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Daffa berdiam diri di atas balkon, duduk termenung dengan tatapan kosong, mengingat kejadian tadi membawanya pada kenangan masalalu, masa dimana dirinya menduakan kekasihnya.

Terlebih waktu itu dirinya menghilang karena menyiapkan pernikahannya yang sudah di rencanakan dengan selingkuhannya yang jelas lebih di dukung oleh keluarganya.

"Dingin ihh peluk teruss," ucap pria yang berada di pelukan sang kekasih.

Matahari pagi yang begitu hangat tidak membuat mereka beranjak dari bawah selimut yang menutupi tubuh telanjang mereka.

"Udah pagi sayang, sarapan dulu yuk." Ucap pria dominan, mengelus pipi yang selalu membuatnya gemas.

"Nanti dulu Daffa, masih anget dipeluk ini." Gumam Zikri mengeratkan pelukannya.

Daffa diam, menghirup aroma wangi yang menguar pada tubuh polos itu, meskipun belum mandi ntah kenapa wangi khas dari orang itu membuatnya candu.

Nanti malam dirinya ada acara dengan melibatkan dua keluarga, acara resmi yang pastinya menentukan masa depannya.

Pertemuan kedua orang tuanya dan keluarga sang kekasih wanitanya, pertemuan tentang menentukan acara pernikahan yang dia inginkan, pernikahan yang dia mau.

Ntah apa yang nanti akan terjadi, yang jelas saat ini dirinya tidak siap untuk melepaskan pria dalam pelukannya.

"Zik kalo semisal aku ngekhianatin kamu, kamu bakal gimana?" Tanya nya memandang ubun-ubun itu.

Zikri mendongak membuat tatapan mereka beradu, terlihat jelas tatapan memuja Zikri padanya, tatapan hangat yang penuh dengan Cinta.

Kenapa dirinya begitu Tega berbuat hal seperti ini selama bertahun-tahun? Menduakan pria yang begitu setia padanya selama tujuh tahun ini.

Tanpa menaruh curiga sedikitpun.

"Aku? Gak tau," Zikri bergumam bukan menjawab pertanyaan Daffa, dirinya pun menanyakan kembali pada hatinya.

"Kalo kamu selingkuh mungkin karena aku kurang baik buat kamu, ahh mungkin emang itu sudah takdir tuhan." Ujarnya memaksakan senyum tulus yang ia miliki.

Daffa kelu mendengarnya, ingin menarik Zikri untuk lebih dekat padanya pun rasanya terlambat, dirinya tidak bisa dengan tiba-tiba membatalkan sesuatu yang sudah dia rencakan bahkan ini idenya sendiri.

"Ya udah yuk, kamu bangun terus siap-siap kita jalan-jalan kemanapun itu, ketempat hal indah yang gak bisa di lupain." Ujar Daffa beranjak dari tempat tidur itu untuk bersiap.

Mungkin ini akan menjadi sesuatu yang berharga baginya, sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan, ntah bagaimana nanti, ntah Zikri akan mengetahuinya atau rahasianya masih akan tersimpan rapih.

Namun sepertinya sudah dia pastikan Zikri akan mengetahui pernikahan nya, pernikahan akan diadakan dengan mewah, itu kemauan keluarganya termasuk mempelai wanita, yang bisa di pastikan Zikri akan mengetahuinya.

"Daffa!" Panggilan dari seorang wanita paruh baya membuat nya membuyarkan lamunannya.

"Bun, sejak kapan bunda dateng?" Tanyanya menghampiri wanita yang telah melahirkannya itu.

Different WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang