Part 33

1.5K 203 18
                                    

Halo semua apa kabar?
Ntah gimana part ini jadinya karena saat pembuatan author lagi gak punya ide dan semangat buat nulis.

Jadi...

Sarapan pagi yang dipenuhi oleh celotehan Keanza terhenti karena Daffa yang beranjak dari duduknya, diikuti oleh Zikri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarapan pagi yang dipenuhi oleh celotehan Keanza terhenti karena Daffa yang beranjak dari duduknya, diikuti oleh Zikri. "Kamu duduk aja, siniin tasnya." Daffa mencegah saat Zikri akan mengikutinya kehalaman depan.

Tangannya mengusap kepala Kea yang masih asik makan dan bercengkrama, berpindah haluan mengusap dan mengecup bibir Zikri yang mana membuat Keanza mendelik.

"Kea gak?" Tanya nya dengan sewot, tatapannya menatap sang Bubu tajam dan Papa kesal. "Cium Kea gak?!"

"Kamu kan sibuk tadi sama Ima, ya sono sama Ima aja." Bibir Daffa menyungging senyum saat melihat Keanza yang kebingungan. "Mau Cium."

Tangan anak itu terangkat meminta digendong, namun Daffa hanya melihatnya acuh. Tidak berniat mengambil. "Minta sama Ima aja, kan tadi sibuk banget sama Ima sampe Papa bilang mau kerja aja gak noleh."

Bibir tipis itu melengkung kebawah, raut wajah yang sedang menampilkan ekpresi memelas. "Dihhh cengeng, katanya mau jadi abang. Kok abang Cengeng?" Ditambah ledekan dari sang Papa membuat matanya berkaca-kaca.

"Huaaaaa, Huhuhu Bubu.. Papa hiks... Bubu."

Akhirnya tangisan itu pecah, Keanza turun dari kursinya dan berlalu kearah Zikri yang duduk dikursi sebrangnya. Memeluk perut yang sudah sedikit membuncit itu dengan erat.

"Ehhh, Anak Papa kegencet itu!" Tangan Daffa otomatis melepas pelukan Kea namun dengan segera ditepis sang anak. "Pergi! Papa Pergi!"

"Kamu ihhh masih pagi juga!" Daffa mengaduh saat Zikri mencubit perutnya. "Rasain! Udah sana berangkat udah siang ini."

"Lahh aku mah santai, ownernya."

"Dihh sombong ya ampun, Kea sayang. Nanti kamu jangan sombong kaya papa kamu ya? Gak baik."

Daffa menggeleng. Diangkatnya tubuh yang masih memeluk Zikri itu. "Bubu punya Papa, gak boleh lama-lama kamu peluk."

Pagi hari yang diawali dengan perdebatan antara ayah dan anak itu menjadi suatu kebahagiaan untuk Zikri, khayalan dulu ketika jauh dari Daffa sekarang menjadi nyata.

Bagaimana Kea yang selalu mengadu padanya dan Daffa yang rasa cemburunya mulai hadir kembali.

Zikri bahagia, permasalahan Daffa, Velicia dan orang tuanya sudah selesai. Meskipun kadang ibu nya Daffa bersikap ketus padanya.

Untuk Velicia sendiri, memilih untuk kembali keorang tuanya serta anak mereka. Ayah dari anak itu masih belum diketahui karena Velicia yang tidak ingin membuka mulutnya, untuk berkata jujur.

Ayahnya Velicia sempat marah dan menghajar Daffa.

Namun dari semua itu, menyaksikan bagaiamana anak ayah itu berinteraksi membuatnya selalu mengutarakan rasa syukur. Tidak salah dirinya memasrahkan diri ketika dihina bagai pelacur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang