Kea hadirrrr...
Onty onty jangan lupa bagi jajan ya :)
"JAHAT HUAAA BUBU HUHUHU..." Kea mendongak menatap wanita yang tadi menanyakan dirinya, di usapnya air matanya yang mengalir.
Di lihatnya tangan yang kotor karena tanah juga darah, sebelum tatapannya jatuh pada gaun berwarna putih yang wanita itu kenakan.
"Mau lap, tangan Kea kotor." Ucapnya dengan jejak air mata, tangannya mengusap pada gaun wanita itu meskipun menahan rasa sakit dari lukanya.
"KURANG AJAR?!" Sentaknya.
Keanza terlonjak kaget, dirinya yang tidak pernah mendapat bentakan dari sang Bubu pun langsung kembali nangis.
"HUAAAA BUBU HIKSS HIKSS BUBUUUU, MAU BUBU HIKS HIKS." Tangisnya pecah bahkan sampai sesegukan, tubuhnya secara alami bergetar hebat.
Daffa yang sedang menuruni tangga pun dengan segera menghampiri arah suara itu, amarahnya memuncak saat melihat Kea duduk di tanah dengan tubuh yang bergetar.
"KEAAA," Panggilnya segera menghampiri bocah itu dan menggendongnya.
Di lihatnya Veli yang sedang berusaha membersihkan kotoran tanah juga darah di bajunya.
"Gak waras, wanita gila lu, yang main pisik sama anak, gak cocok lu jadi ibu!" Makinya dengan mengusap punggung Keanza.
"Dia yang salah, dia udah bikin ikannya mati dan liat, gaun aku kotor gegara dia?!" Marah Veli menunjuk Kea yang bersembunyi di potongan leher Daffa.
"Cuman karena itu lo sampe dorong dia? Gak punya otak?! Gak habis pikir gua sama pikiran lo yang childish ini, sok-sok an hamil lagi." Setelah mengatakan itu Daffa membawa Kea masuk kedalam rumah.
Mendudukan Kea ke sofa saat dirinya akan pergi mencari obat bajunya di tarik oleh Kea, matanya memerah tangannya masih bergetar namun tidak sehebat tadi.
"Kenapa hmmm?" Tanya Daffa dengan lembut, ini kali pertamanya setelah dua tahun dirinya tidak pernah mengatakan hal selembut ini.
"Takut," gumam Kea, daffa tidak punya pilihan lain selain menggendong Kea kembali.
"Kea gak boleh takut, nanti kalo di jahatin gigit ajahh oke jagoan Papah?" Daffa terdiam setelah mengatakan itu, kenapa dirinya mengatakan kata papah?
"Papah?" Tanya Keanza tidak mengerti namun itu seakan Keanza memanggilnya.
"Kea?" Panggil Daffa, sungguh perasaanya membuncah keinginannya untuk di panggil papa sejak satu tahun lalu terkabulkan.
"Om papah itu apa?" Tanya Keanza membuat Daffa kembali sadar.
"Ahhh itu lupain ajah, sekarang kita obatin luka Kea ya?" Ujar Daffa berjalan kearah kamarnya dengan Kea yang memegang kotak p3k.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Word
Teen FictionDia kira waktu dua tahun itu cukup untuk menghapus rasa cintanya, ternyata tidak, apalagi ketika dirinya berhasil menciptakan makhluk dari hubungannya. Zikri mati-matian menjaga makhluk itu tumbuh berkembang dalam tubuhnya, rasanya aneh ketika medap...