12. Usaha Bian.

7.1K 438 24
                                    

Bian memainkan ponselnya, membuka aplikasi google nya, mencari mobil yang sedang trend saat ini. Bian memang kepikiran untuk mengganti mobilnya dengan mobil keluaran terbaru, mengingat Asha yang masih takut naik mobil yang dia punya sekarang. Anggap saja ini cara Bian bertanggung jawab atas apa yang menjadi ketakutan Asha saat ini.

"Li, menurut Lo Daihatsu Ayla sama Daihatsu Sigra lebih bagus yang mana?" tanya Bian.

Liam mengerutkan keningnya, sedikit tak percaya dengan apa yang terlontar dari bibir Bian. Untuk apa lelaki itu bertanya padanya tentang mobil?

"Lo mau ngapain? Mau ganti mobil? Bukannya Lo cinta banget sama mobil Lo yang sekarang?" tanya Liam.

"Iya, gue berencana mau ganti mobil," ucap Bian.

"Bi, gue tau tau banget Lo orangnya gimana. Lo itu cinta banget sama mobil Lo yang ini, terus sekarang tiba - tiba Lo ngomong sama gue kalau Lo mau ganti mobil. Gimana gue gak aneh?" ucap Liam.

"Asha gak mau naik mobil gue yang itu lagi, karena terakhir kali dia naik mobil gue, kening dia kebentur dashboard karena gue dorong. Ya anggap aja cara gue menebus salah gue sama dia dengan gue beli mobil baru, biar dia lebih nyaman," ucap Bian.

Liam mengembangkan senyuman di bibirnya, berniat menggoda Bian. "Jadi, otak Lo sudah benar nih, sekarang? Sudah sadar kalau Asha memang pantas Lo perjuangkan?" goda Liam.

"Emang Lo pikir dari kemarin otak gue gak benar? Gue ngelakuin itu cuman sebagai bentuk tanggung jawab atas apa yang gue lakukan sama dia, gak lebih dari itu." ucap Bian.

"Ya menurut gue sih otak Lo kemarin gak benar ya, karena sadar gak sadar, Lo keterlaluan banget sama Asha." "Ya apapun alasan Lo melakukan itu, gue berharap sih Lo beneran tulus. Karena kalau sampai Lo sakitin Asha lagi, banyak orang yang mau gantikan Lo sebagai suami dia, mungkin termasuk bang eja." ucap Liam.

"Kenapa jadi bahas kesana, sih? Gue cuman nanya sama Lo tentang mobil."  ucap Bian.

"Lo mau ganti mobil karena Asha, kan? Jadi mendingan Lo tanya sama isteri Lo. Yang Lo cari kenyamanan isteri Lo, kan?" ucap Liam.

Bian menghela napasnya berat. Bukannya mendapatkan jawaban, Bian malah dibuat kesal oleh Liam. Menyebalkan sekali memang sahabatnya itu.

"Percuma gue nanya sama Lo." ucap Bian.

Bian melepas jas yang dikenakan, lalu menutup layar laptopnya yang ada di meja kerjanya. Bian beranjak dari tempat duduknya, hendak keluar dari ruangannya.

"Mau kemana Lo?" tanya Liam.

"Balik." ucap Bian.

"Tumben banget on time pulangnya. Biasanya nunggu malam baru balik. Gak sabar mau ketemu isteri di rumah, ya? Duh, jadi pengen ikutan nikah juga," ucap Liam menggoda Bian.

Bian memutar bola matanya, jengah. Bian melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya, menyusuri lorong kantor yang mengarah ke arah parkiran.

Sesampainya di parkiran, Bian masuk ke dalam mobilnya. Sebelum melajukan mobilnya, Bian memasang seatbelt terlebih dahulu, setelah itu barulah mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan kantornya.

Ketika sedang fokus menyetir, pandangan Bian teralihkan ketika melihat toko bunga di pinggir jalan. Bian menghentikan laju mobilnya tepat di depan toko bunga itu.

"Gue beliin bunga untuk Asha kali, ya? Tapi bunga apa? Gue kan gak tau dia suka bunga apa," ucap Bian.

"Kalau Nayra suka banget sama bunga   aster, apa gue beliin Asha bunga aster, ya?" Ucap Bian bertanya pada dirinya sendiri.

Bian melepas seatbelt yang dikenakan. Bian beranjak keluar dari mobilnya, melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko bunga, menghampiri salah satu pegawai yang ada di dalam toko bunga.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang