35. Pekerjaan Baru Bian.

3.6K 412 23
                                    

Bian menatap layar ponselnya, meneliti satu per satu lowongan pekerjaan yang dia lihat di google. Bian memang bertekad untuk mencari pekerjaan, karena dirinya sudah tidak mungkin lagi bergantung dengan papa dan mama nya. Bian ingin berusaha menafkahi Asha dengan keringatnya sendiri, tanpa bantuan papa dan mama nya.

"Lo yakin mau kerja di luar, Bi? Lo gak mau bujuk papa lo, biar lo bisa kerja di kantor lagi?" tanya Liam yang ragu dengan keputusan yang Bian ambil.

"Yakin. Gue mau nunjukin ke bokap nyokap gue kalau gue bisa kerja di luar tanpa bantuan mereka," ucap Bian.

"Zaman sekarang cari kerjaan gak gampang, Bi, kalau lo gak punya orang dalam. Kalau lo bisa bicara sama bokap lo baik - baik, bokap lo pasti akan tarik keputusan dia, gue yakin," ucap Liam.

Bian terdiam sejenak ketika mendengar apa yang Liam katakan. Memang benar, di zaman sekarang susah sekali mendapatkan pekerjaan yang mapan, jika tidak mempunyai orang dalamdalam, apalagi Bian hanya memiliki pengalaman kerja di kantor papanya.

"Lo punya coffeeshop, kan? Gimana kalau gue kerja di coffeeshop, lo? Terserah lo deh mau suruh gue ada di bagian apa. Pelayanan atau barista juga gapapa," ucap Bian sambil mengalihkan pandangannya ke arah Liam.

Raut wajah Liam seketika berubah ketika mendengar bahwa Bian ingin bekerja di coffeeshop miliknya.

"Lo yakin mau kerja di coffeeshop? Gue kasih tau pahitnya ke lo ya. Jadi barista atau pelayan di coffeeshop itu capek, itu benar - benar akan menguras tenaga lo. Gaji yang lo terima juga gak akan sebanding sama rasa capek lo. Kalau gue bilang, jangan deh, Bi. Kalau lo kekeuh mau kerja di luar, mendingan cari kerjaan di perusahaan yang sesuai sama pasion, lo," ucap Liam.

"Gapapa, Li. Yang penting gue bisa cari nafkah untuk isteri gue dengan keringat sendiri, dengan usaha gue sendiri." ucap Bian.

Liam menghela napasnya berat. Seperti inilah Bian jika sudah mengambil sebuah keputusan.

"Sebenarnya gue lagi butuh manager di coffeshop gue, karena manager yang kerja disana mau resign. Apa Lo mau di bagian manager?" tanya Liam.

"Kayaknya kalau manager jangan deh,  Li. Karyawan Lo yang kerja lebih lama disana kayaknya lebih layak mendapatkan posisi itu. Gue gak enak sama karyawan Lo yang lain, kalau kerja di coffeshop lo langsung dapat pekerjaan yang seperti itu," ucap Bian.

"Kita coba dulu satu minggu, deh. Kalau nantinya lo merasa nyaman kerja di coffeshop gue, lo bisa menerima semua konsekuensi kalau lo kerja di coffeshop gue, akan gue pertimbangkan buat lo kerja di coffeshop gue," ucap Liam.

Senyuman terukir di bibir Bian.

"Kapan gue bisa mulai training?" tanya Bian.

"Terserah, lo. Kalau besok atau lusa siap, lo bisa langsung datang ke coffeshop gue," ucap Liam.

"Besok gue akan mulai datang ke coffeshop lo. Thank you banget ya, Li, lo udah bolehin gue untuk kerja di coffeshop lo. Thank you lo udah selalu ada untuk gue, selalu siap nolong gue kalau gue butuh bantuan," ucap Bian.

"Sama - sama. Santai ajalah, kayak sama siapa aja lo," ucap Liam.

Biarlah ini menjadi perubahan pertamanya untuk memperbaiki rumah tangga nya. Bian akan berjuang untuk memperbaiki semua yang hancur karena ulah nya. Biarlah dirinya harus berproses dari bawah.

"Gimana hubungan Lo sama Asha? Udah ada kemajuan?" tanya Liam.

"Belum. Sampai sekarang Asha masih menghindar dan bersikap dingin sama gue," ucap Bian.

"Kalau Lo memang benar - benar sayang sama Asha, perjuangin dia. Tunjukan ke dia kalau Lo benar - benar mau berubah dan memperbaiki semuanya. Gue yakin Asha hanya butuh waktu untuk bisa memaafkan Lo," ucap Liam sambil menepuk pundak Bian.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang