20. Tinggal Berdua.

5.5K 391 15
                                    

Tok. Tok. Tok.

Asha terbangun dari tidur pulasnya ketika mendengar pintu kamarnya diketuk. Asha menyibak selimut yang dikenakan, lalu beranjak dari tempat tidurnya, melangkahkan kakinya mendekati pintu kamarnya untuk membuka pintu kamarnya itu.

Ceklek..

Asha mengerutkan keningnya ketika melihat Bibi Ratna berdiri di depan pintu kamarnya dengan mata sembabnya. Ada apa dengan Bibi Ratna?

"Bi, Bibi kenapa? Kok mata Bibi sembab?" tanya Asha khawatir.

"Non, saya boleh izin untuk pulang kampung untuk beberapa hari ke depan, gak? Saya baru mendapatkan kabar kalau anak saya yang ada di kampung sedang sakit, Non, dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit," ucap Bibi Ratna dengan suara bergetar.

"Yaampun, Bi. Anak Bibi sakit apa?" tanya Asha.

"Sakit demam berdarah, Non. Kata suami saya dari semalam dia terus panggil - panggil saya, makanya saya memberanikan diri untuk izin sama Non Asha untuk bisa pulang kampung. Hanya satu minggu kok, Non, saya janji tidak lebih dari satu minggu," ucap Bibi Ratna.

Asha mengelus lengan Bibi Ratna, mencoba menenangkan Bibi Ratna yang perasaannya kini sedang tidak karuan.

"Bi, gapapa, Bibi pulang aja. Untuk urusan kembali kesini lagi kapan, itu urusan gampang, yang terpenting anak Bibi sehat saja dulu. InsyaAllah saya bisa meng-handle semua pekerjaan rumah selama Bibi gak ada, Bibi tenang saja," ucap Asha.

"Kampung Bibi dimana?" tanya Asha.

"Di cianjur, Non," ucap Bibi Ratna.

"Terus bibi ke Cianjur naik apa? Sudah ada kendaraan?"

"Saya ke Cianjur sama keponakan saya, Non. Kebetulan dia tinggal di Jakarta dan dia bisa mengantar saya pulang ke Cianjur,"

"Yasudah, sekarang Bibi siap - siap, ya. Untuk urusan izin dari Kak Bian, biar nanti aku yang bicara sama kak Bian. Kak Bian pasti ngerti keadaan bibi, kok, jadi bibi gak perlu memikirkan izin ke kak Bian," ucap Asha.

"Terimakasih banyak, Non Asha. Yasudah, saya izin ke kamar ya Non untuk siap - siap. Maaf jika saya mengganggu waktu istirahatnya," ucap Bibi Ratna.

"Gapapa, Bi," ucap Asha sambil mengelus lengan Bibi Ratna.

Bibi Ratna pun beranjak pergi meninggalkan Asha, menuruni anak tangga, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya untuk siap - siap. Asha pun kembali masuk ke dalam kamarnya, mencoba membangunkan Bian untuk memberitahu suaminya itu tentang kabar anak bibi Ratna.

"Sayang, bangun dulu sebentar boleh?" ucap Asha sambil mengelus lengan Bian.

"Kenapa, sayang? Aku masih ngantuk, masih capek," tanya Bian dengan mata masih terpejam.

"Bangun dulu sebentar, ada yang mau aku bicarakan sama kamu," ucap Asha.

Bian mengerjapkan matanya, menetralkan matanya dari cahaya lampu yang masuk ke dalam retinanya. Setelah kesadarannya sudah terkumpul, Bian mengalihkan pandangannya ke arah Asha yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa, cintaku?" tanya Bian.

"Bibi Ratna mau pulang kampung, katanya anaknya sakit, dirawat di rumah sakit. Izinin aja, ya? Kasihan anaknya Bibi Ratna, pasti sekarang dia butuh banget ibunya," ucap Asha memberitahu Bian.

"Memang anaknya sakit apa?" tanya Bian.

"Katanya demam berdarah. Dari semalam katanya dia terus panggil Bibi Ratna, kayaknya dia juga kangen sama Bibi," ucap Asha.

"Yaudah, gapapa. Berarti untuk beberapa hari kedepan selama Bibi pulang kampung kita cuman tinggal berdua?" tanya Bian.

"Ya, iya. Kecuali kita mau ngungsi di rumah ibu atau mama," ucap Asha.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang