22. Tentang Nayra.

6.1K 353 46
                                    

"Sayang, sudah rapih belum? Kita sudah ditunggu di bawah sama mama dan papa, "

Asha menghela napasnya kasar ketika lagi - lagi mendengar suami tercintanya itu menanyakan hal yang sama, entah sudah berapa kali.

"Sabar sebentar, ya. Ini semua karena kamu! Orang tadi sebelum subuh aku sudah mandi, terus sekarang aku harus mandi lagi!" ucap Asha.

"Ya lagian tadi aku cuman mau cium kamu di dapur ada yang ganggu, yaudah aku bawa ke kamar, eh keterusan deh," ucap Bian.

"Nyenyenye,"

Hari ini Asha dan Bian akan makan siang  diluar, bersama dengan keluarga keluarga mereka. Tadi pagi, Kirana meminta Asha untuk mengajak orangtuanya makan siang diluar, karena mereka memang sudah jarang sekali bertemu. Untungnya keluarga Asha bisa, hingga jadilah mereka makan siang diluar hari ini.

"Ayo turun," ucap Asha.

"Masyaallah, cantik sekali isteri aku," ucap Bian memuji Asha.

"Gak usah gombal! Cepat, sudah ditunggu di bawah sama mama dan papa kamu," ucap Asha.

Bian beranjak dari tempat tidurnya. Bian menggenggam tangan Asha, menarik tangan isterinya itu keluar dari kamar, menuruni anak tangga, menghampiri keluarga Bian yang sudah menunggu mereka di ruang keluarga.

"Bunda kok lama banget?" tanya Neora sambil berlari ke arah Asha.

"Iya, tadi bunda habis mandi, jadi lama deh. Maaf ya," ucap Asha sambil mengelus rambut Neora.

"Yasudah, karena sudah kumpul semua, bagaimana kalau kita langsung berangkat saja?" ucap Reno.

"Boleh. Aku sama Asha naik motor ya, Pa," ucap Bian.

Bola mata Kirana terbuka lebar ketika mendengar Bian ingin pergi ke panti asuhan itu dengan motor bersama dengan Asha.

"Enak aja! Enggak. Sudahlah, kalian naik mobil aja, bareng sama kita. Diluar itu panas banget, loh, kasihan menantu Mama kalau harus kepanasan," ucap Kirana.

"Bian mau pacaran berdua sama Asha, makanya Bian mau naik motor aja, biar gak ada yang ganggu," ucap Bian menyindir Diandra yang duduk di samping Kirana.

"Ck. Gue juga kalau bisa gak lihat, lebih milih untuk gak lihat kali!" ucap Diandra.

"Sudah - sudah, gak usah berantem. Kalau Bian sama Asha memang mau naik motor, gapapa, biarkan saja mereka naik motor." lerai Reno.

Mereka semua berjalan beriringan keluar dari rumah. Bian mengambil satu helm yang ada di teras rumah orangtuanya, memasangkan helm itu di kepala Asha.

"Gapapa, kan, kita naik motor?" tanya Bian.

"Gapapa," ucap Asha.

"Let's go kita pergi," ucap Bian.

Bian naik ke atas motornya, setelah itu disusul oleh Asha yang naik ke atas motor Bian. Asha meletakkan kedua tangannya di pinggang Bian, memeluk suaminya itu dari belakang, sebelum Bian melajukan motornya.

"Mas, bawa motornya hati - hati. Awas ya kalau menantu Mama sampai lecet!" ucap Kirana dari dalam mobil.

"Siap, nyonya," ucap Bian.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang