31. Diantara Dua Pilihan.

4K 345 77
                                    

Asha memberikan dokumen - dokumen yang dibutuhkan untuk daftar ulang kuliahnya pada bagian sekretaris. Yap. Pagi ini Asha sedang ada di kampusnya, sedang mengurus segala macam administrasi untuk daftar ulang kuliahnya, agar nantinya dia terdaftar di data mahasiswa semester berikutnya. Asha tak sendiri. Bian benar menemaninya pagi ini, sebelum lelaki itu berangkat ke kantornya.

"Capek, gak, berdiri terus? Kalau capek, duduk aja, ini biar aku yang tunggu," ucap Bian.

"Gak capek, kok. Ini sebentar lagi juga selesai," ucap Asha.

Senyuman terukir di bibir Bian. "Hebat banget sih isteri aku yang cantik ini," ucap Bian sambil mengelus kepala Asha.

Sambil menunggu berkas - berkasnya di urus, Asha menyandarkan kepalanya di bahu Bian, bergelayut manja dengan suaminya itu.

"Nanti sebelum pulang boleh makan di kantin kampus aku dulu, gak? Aku mau makan kwetiau yang dijual di kantin," ucap Asha.

"Boleh dong. Habis ini kita langsung ke kantin, ya," ucap Bian.

"Terimakasih, by," ucap Asha.

"Sama - sama sayangku," ucap Bian.

Setelah menunggu selama beberapa menit, karyawan yang berjaga di bagian sekret itu kembali menghampiri Asha dan Bian, membawakan bukti pembayaran daftar ulang yang sudah Asha bayarkan dan memberitahu pada Asha bahwa dirinya sudah terdaftar sebagai mahasiswa semester berikutnya.

Karena urusan daftar ulangnya sudah selesai, Asha dan Bian bergegas keluar dari ruangan Sekretariat. Keduanya berjalan beriringan menyusuri lorong kampus. Dengan semangat, Asha menggandeng tangan Bian, membawa suaminya itu ke kantin kampusnya.

"Kamu mau kwetiau juga, gak?" tanya Asha.

"Boleh," ucap Bian.

"Yaudah, kamu tunggu disini dulu, ya. Aku pesan makan dulu," ucap Asha.

Asha melangkahkan kakinya mendekati kedai yang menjual kwetiau goreng favoritnya, memesan dua porsi kwetiau goreng untuk dirinya dan Bian. Setelah selesai memesan makan, Asha kembali menghampiri Bian, duduk di kursi kosong yang ada di hadapan suaminya itu.

"By, kamu mau hadiah ulangtahun apa dari aku?" tanya Asha.

"Gak mau kado apa - apa. Aku cuman mau kamu selalu ada di samping aku, kamu selalu sehat, dan janin yang ada di kandungan kamu juga sehat. Itu sudah cukup untuk aku," ucap Bian.

Senyuman terukir di bibir Asha. Asha menggenggam tangan Bian, mengelus punggung tangan suaminya itu dengan penuh kelembutan.

"Selama di hati kamu cuman ada aku, aku gak akan pernah meninggalkan kamu," ucap Asha sedikit menyindir suaminya itu.

"Selamanya hanya akan ada nama kamu di hati aku, Sha," ucap Bian.

"Amin.. semoga Allah mengijabah apa yang kamu katakan tadi, ya," ucap Asha.

Tatapan Asha dan Bian teralihkan ketika seorang pelayan datang membawakan kwetiau goreng pesanan Asha.

Asha dan Bian langsung mencicipi kwetiau goreng yang ada di hadapannya itu. Senyuman terukir di bibir Asha. Makan kwetiau goreng di tempat langganannya ini memang tak pernah mengecewakan rasanya. Selalu pas di lidah Asha.

"Enak, kan?" tanya Asha pada Bian.

"Enak," ucap Bian. "Kamu sering makan kwetiau ini?" tanya Bian.

"Sering. Kadang kalau aku lagi ada kelas sampai siang, terus bingung mau makan apa, pasti aku makan kwetiau ini," ucap Asha.

"Kalau suka sama kwetiau nya, berarti makanan nya harus di habiskan, ya. Biar adek juga happy di dalam perut," ucap Bian.

"Siap, bos," ucap Asha mengangkat tangannya hormat.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang