51. Curhatan Bella.

2.5K 263 15
                                    

Sebuah lagu berjudul Keras Kepala menggema kencang di dalam sebuah mobil yang kini tengah melaju menyusuri jalan. Di dalam mobil itu terdapat dua orang perempuan, ada Asha dan Bella. Yap. Asha memang sedang keluar dari rumah bersama dengan Bella, setelah Bella memohon padanya untuk menemaninya keluar siang ini. Karena sudah dapat izin dari suaminya, Asha pun menerima ajakan Bella untuk keluar rumah.

Aku pernah menjadi, yang paling keras jatuh hati
Perjuangkan cinta, tanpa henti
Namun tak semua yang kuingini
Bisa kumiliki, meski patah hati..

Bella menyanyikan lagu yang sedang di putar itu dengan segenap perasaannya, membuat Asha menatap sahabatnya itu dengan tatapan bingungnya.

"Hey? are you oke?" tanya Asha.

"Enggak, gue gak baik - baik aja." ucap Bella.

"Lo kenapa?" tanya Asha.

"Gue putus. Hubungan yang udah terjalin tiga tahun harus kandas karena dia selingkuh, Sha," ucap Bella bercerita.

"Hah? Dari kapan?" tanya Asha penasaran.

"Dari seminggu yang lalu," ucap Bella.

"Kok Lo gak ngomong sama gue?" tanya Asha.

"Ini gue lagi ngomong sama Lo," ucap Bella.

"Maksud gue kenapa baru ngomong sama gue sekarang?" tanya Asha.

"Dari kemarin Lo lagi berkabung karena kehilangan bokap Lo, gila aja gue cerita sama Lo kalau gue lagi galau," ucap Bella.

Asha menghela napasnya berat. Beberapa minggu belakangan ini Bella kerap menguatkannya atau kepergian ayah. Bella menyimpan rasa sakitnya dalam dalam, tak cerita padanya karena tak ingin menambah beban pikirannya.

"Kalau ada apa - apa jangan di pendam sendiri. Lo berusaha menguatkan gue kemarin, padahal hati Lo juga lagi perlu di kuatkan," ucap Asha.

"Rasa sakit gue gak sebanding sama rasa sakit Lo, makanya gue bisa pendam semuanya sendiri," ucap Bella.

"Terus sekarang perasaan lo gimana? Masih galau?" tanya Asha.

"Kalau ditanya masih galau atau enggak, jelas masih. Hubungan gue sama dia gak sebentar, Sha. Selama ini dia selalu menunjukkan sikap - sikap manis ke gue, itu yang buat gue gak nyangka pas gue tau dia selingkuh," ucap Bella.

Asha mengelus lengan Bella, berusaha menguatkan sahabatnya itu. Jika kemarin sahabatnya yang selalu menjadi penguatnya, kali ini ia yang akan berusaha menjadi penguat untuk sahabatnya itu.

"Everything gonna be okay. Allah pasti punya alasan di balik semua rasa sakit Lo ini. Yang harusnya menyesal itu dia, Bel, karena dia yang mengkhianati lo. Lo berhak mendapatkan laki - laki yang lebih baik dari dia," ucap Asha.

"Untuk saat ini kayaknya gue belum siap buka hati untuk laki - laki dulu deh, Sha. Gue mau fokus sembuhkan mental dan hati gue dulu," ucap Bella.

"Gapapa, semuanya memang butuh waktu. Gak perlu buru - buru, Bel, yang penting Lo nyaman dulu aja sama apa yang Lo lakukan." ucap Asha.

Bella menepikan mobilnya ketika mereka sampai di mall. Keduanya melepas seatbelt yang mereka kenakan, lalu beranjak keluar dari mobil.

Asha dan Bella melangkahkan kaki mereka beriringan masuk ke dalam mall, menyusuri setiap sudut mall.

"Kita mau kemana?" tanya Bella.

"Gue ikut yang lagi galau aja deh, biar happy," ucap Asha.

"Makan, gimana? Lo udah makan siang belum?" tanya Bella.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang