05. Kembali Terluka.

5.5K 364 13
                                    

Asha menikmati sarapan yang ada dihadapannya dengan tenang dan lahap. Berhubung keadaan Asha sudah membaik, hari ini Asha memutuskan untuk berangkat ke kampus, karena tak mungkin hari ini dia bolos kuliah lagi. Hari ini dikelas Asha ada jadwal test, jadi Asha memaksakan dirinya untuk masuk, karena Asha tak mau ikut test susulan seorang diri. Apalagi dosen yang mengajar test itu cukup killer. Malas deh Asha berurusan dengan dosen itu.

Senyuman terukir di bibir Asha, mengingat kemarin Bian benar - benar menemaninya seharian. Bian baru keluar dari kamarnya pagi tadi, ketika lelaki itu baru bangun, dan sekarang lelaki itu ada di kamarnya, sedang bersiap - siap untuk berangkat ke kantor.

Ceklek.

Asha mengalihkan pandangannya ke arah atas ketika mendengar pintu kamar Bian terbuka. Senyuman semakin mengembang di bibir Asha, melihat Bian sedang turun ke lantai bawah dengan pakaian rapihnya.

"Selamat pagi, Kak Bian. Sarapan dulu yuk, sebelum berangkat ke kantor," ucap Asha menawarkan Bian makan.

"Gak minat." ucap Bian.

"Kali ini yang masak bibi, kok, bukan aku. Makan ya? Nanti kamu sakit loh kalau kamu gak makan," ucap Asha membujuk Bian.

Kali ini Asha tidak berbohong. Yang membuat sarapan pagi ini memang bibi Ratna. Ketika Asha keluar dari kamar, sarapan sudah tersedia di meja makan.

"Bi, ini sarapan beneran bibi yang buat, bi?" tanya Bian dari arah meja makan.

"Iya, tuan, itu saya yang buat," ucap Bibi Ratna dari arah dapur.

Setelah mendapatkan konfirmasi bahwa sarapan itu benar - benar buatan Bibi Ratna, barulah Bian duduk di meja makan, ikut menikmati sarapan yang sudah disajikan.

"Gengsi banget sih, makan masakan isterinya," ucap Asha.

Bian hanya menatap ke arah Asha sekilas, setelah itu kembali menikmati sarapannya, tak memperdulikan Asha yang duduk di sebelahnya.

"Kak, hari ini aku berangkat ke kampus bareng sama kakak, ya? Arah kantor kakak sama kampus aku searah, kan?" ucap Asha.

"Di jakarta itu udah ada transportasi yang namanya taksi online. Gak usah manja jadi perempuan." ucap Bian.

"Aku masih sakit loh, kak. Masa kakak tega biarin aku ke kampus sendirian? Nanti kalau aku kenapa - napa, gimana? Kakak juga yang repot," ucap Asha.

Bian meletakkan sendok yang ada di tangannya ke piring. Bian mengalihkan pandangannya ke arah Asha, menatap isteri itu malas.

"Kalau masih sakit, istirahat dirumah." ucap Bian.

"Gak mau. Aku mau ke kampus hari ini, tapi aku maunya dianterin sama kakak. Ayolah, kak. Hari ini aja anterin aku ke kampus," ucap Asha memohon.

"Ngerepotin banget sih jadi perempuan!" ucap Bian kesal. "Cepetan habisin sarapannya. Gue ada meeting pagi hari ini." ucap Bian lagi.

Senyuman terukir di bibir Asha. Sepertinya Asha bisa menggunakan sikap manjanya untuk meluluhkan hati Bian. Terlihat sekali Bian tidak bisa menolak permintaan Asha, ketika Asha sudah menunjukkan sikap manjanya seperti ini.

"Let's go kita berangkat," ucap Asha.

Asha dan Bian beranjak dari tempat duduk mereka, berjalan beriringan keluar dari rumah. Asha dan Bian bergegas masuk ke dalam mobil, memulai perjalanan mereka menuju kampus Asha.

Di dalam mobil hanya ada keheningan diantara Asha dan Bian. Karena bosan tak tau harus berbuat apa, Asha mengalihkan pandangannya ke arah Bian, menatap suaminya yang sedang fokus mengemudikan mobil. Bian yang merasa diperhatikan pun menatap ke arah Asha sekilas.

Antara Cinta dan Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang