Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari dari jendela kamar yang di buka membuat Violet yang tertidur nyaman terbangun dengan badan sangat segar. Tidurnya semalam sangat nyenyak dan ranjang yang ia tempati sangat empuk.
Setelah sekian menit mencerna dimana dirinya tengah berbaring akhirnya Violet sadar jika ranjang empuk itu bukanlah kamar kos miliknya. Violet langsung terbangun dengan sedikit panik. Melihat sekeliling kamar, ini bukanlah kamar kosnya. Lalu dimana semalam ia tertidur jika bukan di kamar kosnya.
Lalu di tengah kebingungan yang Violet rasakan, pintu kamar di buka oleh Bi Asih, lalu masuk dengan senyum cerahnya. Violet pun bernafas dengan lega.
"Selamat pagi, non Violet cantik."
"Pagi, Bi Asih. Kok saya ada di kamar ini?" Tanya Violet dengan wajah masih bingung.
"Semalam, non Violet tidur di sofa jadi pas bapak mau anter pulang takut mengganggu tidur non Violet, makanya bapak minta bibi buat siapin kamar ini."
"Terus sekarang om Anjas nya dimana?"
"Oh bapak di rumah sakit nungguin Non, Bening. Bibi udah siapin makan di bawah. Pesan bapak, non Violet pulangnya nunggu bapak setelah makan selesai."
"Oh, om Anjas mau kesini lagi, Bi?"
"Iya nanti bapak pulang buat anterin non Violet pulang. Baju gantinya sudah ada di lemari."
"Bi, terimakasih, oh iya panggil Violet aja biar lebih akrab."
"Ah, bibi jadi enggak enak."
"Kalau sama saya santai aja bi."
Violet pun mulai membersihkan badannya dengan air hangat. Lumayan lah, karena di kosan fasilitasnya tidak selengkap rumah si duda. Violet jadi membayangkan bagaimana ia sampai di kamar ini. Pasti si duda yang menggendongnya naik ke atas ranjang. Dalam hati bersorak riang.
Selesai mandi dan sedikit memoles wajahnya, Violet turun ke dapur menyantap makanan yang di siapkan oleh Bi Asih untuknya. Sekarang ini Violet sudah seperti nyonya rumah saja bangun siang dan sudah ada makanan yang di siapkan untuknya. Ya anggaplah ini wacana masa depannya bersama duda.
"Kalau makan tuh jangan sambil senyum-senyum sendiri." Anjasmara masuk ke dapur dan membuyarkan lamunan Violet tentang masa depannya bersama Anjasmara. Yang di lamun kan malah di depan mata.
"selamat siang, om Anjas. Terimakasih loh udah gendong saya semalam." Ucap Violet lagi dengan senyum manisnya.
"Kata siapa yang gendong kamu itu saya?"
"Terus siapa dong?"
"Saya minta tolong mang Ujang, penjaga gerbang di depan untuk menggendong kamu, soalnya pasti kamu berat." Nyatanya memang Anjasmara sendiri yang menggendong Violet ke lantai dua kamar yang Violet tempati semalam.