Happy reading ❗
Sudah dua hari Bening libur sekolah dan hanya berdiam di rumah tanpa melakukan kegiatan apapun, membosankan. Sang ayah masih sibuk dengan segala pekerjaannya seperti yang sudah-sudah.
Bening sudah lebih dari hafal jika ia yang harus mengerti kondisi sang ayah yang sibuk bekerja. Tapi Bening juga ingin egois. Ingin berlibur layaknya keluarga utuh pada umumnya, namun pemikiran itu hanya di simpan di hati tidak ingin melukai hati sang ayah.
Violet datang ke rumah Anjasmara tanpa ada lelaki itu di rumah. Violet sengaja datang bukan untuk bertemu dengan Anjasmara melainkan ingin bertemu Bening. Kedekatan dirinya dengan Anjasmara memang masih terbilang sangat baru tetapi Violet sudah mendapatkan hati dari orang-orang sekitar Anjasmara termasuk Bi Asih, asisten rumah tangga Anjasmara.
Violet mendapatkan satu pesan jika Bening tengah berlibur sekolah dan anak itu hanya berdiam diri di rumah. Maka dari itu Violet berinisiatif untuk mengajak Bening ke salah satu mall di Jakarta. Violet sudah meminta izin dari Anjasmara dan lelaki itu pun mengizinkan.
Violet pun mendapatkan satu notifikasi lainnya yaitu berupa transfer uang dari Anjasmara yang nilainya sangat banyak. Violet berniat ingin menolak tetapi Anjasmara sudah lebih dulu memperingatkan jika Violet menolak maka Anjasmara akan mentransfer lebih banyak lagi.
Pada pukul tiga sore Violet sudah sampai di rumah besar Anjasmara. Membawa Milo dan memarkirkan motornya di garasi mobil Anjasmara. Masuk ke dalam rumah lalu langsung menuju lantai dua dimana kamar Bening berada.
Tok! Tok! Tok!
Mengetuk pintu kamar Bening tiga kali lalu menunggu anak itu membukakan pintu kamarnya. Sedikit tidak sabar lalu Violet pun mengetuk untuk yang keempat kalinya. Baru lah setelahnya Bening membuka pintu kamarnya.
”Kenapa?” Jawab Bening dari dalam kamarnya masih cuek saja terhadap Violet.
”Kakak, mau ajak kamu ke mall sekarang. Cepet gih dandan.” Bening pun mengerutkan alisnya.
”Daddy, yang suruh?”
”Bukan dong. Ini inisiatif kak Vio sendiri.”
”Ya sudah, tunggu.” Belum Violet berucap pintu kamar Bening sudah di tutup kembali. Violet pun memaklumi dan ia turun ke lantai bawah untuk menunggu Bening bersiap-siap.
Lima belas menit berlalu akhirnya Bening turun dari lantai atas dengan mengenakan pakaian casual dan satu tas selempang kecil. Violet pun menoleh dan tersenyum pada Bening meskipun tidak di balas oleh Bening.
”Sudah siap?” Tanya Violet antusias.
”Hemm,,kita naik apa nanti?”
”Taksi dong.”
”Ih, Bening enggak mau ah. Kita naik mobil Daddy aja.”
”Tapi kak Violet belum minta izin.”
”Izinnya lewat pesan aja. Bening tau kuncinya dimana.” Mau tidak mau Violet pun mengiyakan dan mengikuti kemana Bening pergi. Kunci mobil Audy hitam yang berada di gantungan khusus kunci mobil dan motor milik Anjasmara. Violet bisa mengendarai mobil tetapi ia tidak punya SIM untuk mengemudikan mobil. Mau bilang takut Bening kecewa. Toh ia dan Bening hanya akan ke mall saja. Lagian kalau Violet kena tilang Anjasmara bisa mengurusnya nanti.
”Kak Vio bisa nyetir kan?” Tanya Bening memastikan.
”Kecil itu sih.” Violet membanggakan dirinya dengan senyum centil khas dirinya.
”Bening, enggak mau ya kalau sampai mobil Daddy lecet. Nanti Bening yang kena marah.”
”Tenang aja. Kak Vio ahlinya.”