Happy reading ❗
Sore hari setelah janji Anjasmara pada Violet untuk menghubungi gadis itu, Anjasmara menepati janjinya untuk menghubungi Violet. Lewat panggilan telepon Anjasmara menghubungi Violet ketika gadis itu masih berada di kampus.
Violet sangat sumringah mendapat panggilan telfon dari Anjasmara. Terdengar dari bagaimana respon Violet menjawab setiap ucapan yang di berikan oleh Anjasmara. Keduanya mengobrol selama tiga puluh menit lamanya. Seperti dua orang yang sudah saling mengenal lama, Violet yang banyak berbicara dan Anjasmara yang berperan menjawab.
Di dalam panggilan telepon Anjasmara meminta maaf atas kejadian tempo hari pada Violet. Dan menagih janji Violet untuk ke rumah alasannya agar Bening tidak tertinggal pelajaran sekolahnya. Yang tentu saja itu adalah alasan yang di lakukan oleh Anjasmara, karena sebenarnya bisa saja ia mencari guru privat kalau hanya agar Bening tidak tertinggal pelajaran.
Anjasmara meyakinkan Violet jika Bening tidak akan marah dan mau mengikuti pelajaran yang di berikan oleh Violet. Lalu Violet dengan senang hati berjanji akan berkunjung ke rumah Anjasmara dalam waktu dekat.
Janji yang Violet berikan nyatanya sampai sembilan hari dari terakhir percakapan mereka berdua di telfon, Violet tidak juga kunjung datang ke rumah Anjasmara. Anjasmara yang kaku hanya bisa menghitung berapa lama Violet tidak kunjung datang tetapi tidak berani untuk bertanya lebih dulu.
Anjasmara terus membuka room chat di ponselnya bersama Violet. Lagi dan lagi pesan teks yang akan ia kirimkan urung di kirimkan pada Violet. Berakhir dengan Anjasmara uring-uringan dengan pekerjaannya dan yang menjadi sasaran tentu saja Haikal.
Apalagi akhir-akhir ini Kirei lebih sering menginap di rumah dengan alasan mengurus Bening yang tengah sakit dan Anjasmara sibuk bekerja. Keberadaan Kirei membuat Anjasmara sedikit tidak nyaman di rumahnya apalagi pernyataan Kirei yang ingin rujuk kembali membuat Anjasmara sedikit menjaga jarak dengan mantan istrinya itu.
Jika Anjasmara pikir Violet mengingkari janjinya untuk berkunjung ke rumah si duda tentu itu sangat salah besar. Violet masih ingat dia berjanji dengan si duda untuk datang tetapi tugas kuliah yang sangat menumpuk di tambah Violet kehilangan ponselnya membuat semuanya semakin susah saja.
Sejujurnya Violet ingin memberi kabar jika dirinya belum bisa ke rumah karena memang sangat sibuk. Tetapi ponselnya hilang dan Violet tidak hafal dengan nomor si duda. Violet kesal dan uring-uringan. Tugas kuliah yang segunung dan ia tidak bisa bertemu si duda.
Apalagi Adimas semakin gencar saja untuk mendekatinya. Entah mengapa di setiap tugas kuliah Violet dan Adimas akan selalu satu kelompok. Sebenarnya Violet oke-oke saja satu kelompok dengan Adimas toh temannya itu bukan seseorang yang mengandalkan semua tugas ke satu kelompoknya tetapi dengan Adimas yang mempunyai rasa pada dirinya membuat Violet sedikit tidak nyaman.
Sembilan hari yang Violet lewati setelah bertelfon ria dengan si duda harus di hadapan dengan Adimas yang semakin terang-terangan menunjukan rasa sukanya.
Adimas akan menjemput Violet untuk mengerjakan tugas kuliah. Adimas sangat tahu jika Violet begitu menyukai kopi dan lelaki itu dengan sengaja mengajak Violet mengerjakan tugas di cafe yang menyajikan ice coffee terenak versi anak tongkrongan Jaksel.
Mau menolak tapi Violet tidak enak hati. Inginnya Violet nongkrong di cafe bersama si duda tampan.
”Vi, kemarin saya liat di Instagram ada cafe estetik dengan kucing yang boleh bermain dengan pengunjung yang kesana. Dari review nya juga bagus. Besok kita kesana yuk?”
Fokus Violet terhenti pada jurnal yang ia baca. Kini pandangan mengarah ke arah sang teman, Adimas. Tuh, kan Violet sudah menduga jika Adimas akan terus mengajaknya jalan ke tempat yang memang Violet sukai. Tapi kali ini Violet harus bisa menolak. Cukup sembilan hari ia dan Adimas seperti sepasang kekasih yang selalu mengunjungi cafe-cafe untuk berkencan.
